0
Home  ›  BIANNA  ›  Chapter

Bab 71 – Jangan Pukul Mama!

Beli Karya

Bab 71 – Jangan Pukul Mama!-1

Bian menjelaskan beberapa kali pada Vincent jika Anna akan baik-baik saja dan ia tak perlu terlalu khawatir terlebih karena kamarnya sekarang pindah dan kamar lamanya kini di tempati Hana sendirian. Hana cukup pemberani dan merasa senang bisa tidur di kamarnya sendiri karena pujian dari Bian dan Anna yang mengatakan jika Hana sekarang sudah besar jika ia tidur sendiri. Gio sendiri tak masalah harus tidur dimana selama masih serumah dengan Mamanya.

Malam ini sesuai permintaan Bian, Anna bersiap dengan gaun malam berwarna merah miliknya. Bian yang mengurus anak-anak, mengantar satu persatu ke kamar. Mulai dari Gio, Vincent, lalu Hana yang dari tadi sudah menguap.

“Udah istirahat, gak usah mikir yang enggak-enggak. Kasian adek Hana udah ngantuk,” ucap Bian sebelum meninggalkan kamar Vincent.

Vincent mengangguk lalu Bian pergi menuju kamar Hana. Hana langsung memejamkan matanya begitu di tidurkan di tempat tidurnya.

“Papa sayang Adek,” ucap Bian lalu mengecup kening Hana sebelum meninggalkan gadis kecil itu tidur sendirian di kamarnya.

***

Suara desahan Anna yang bercinta dengan Bian terdengar begitu erotis. Bian benar-benar memuaskan hasratnya pada Anna. Memberinya beberapa tanda kepemilikannya yang begitu posesif. Namun saat Bian hendak meminta jatahnya lagi tiba-tiba ia mendengar suara tangisan dari luar kamarnya.

Bian dan Anna cukup kaget dan bingung dengan suara tangisan yang tiba-tiba muncul itu. Bian yang semula bernafsu seketika kehilangan gairahnya. Ia khawatir jika anak-anak melihat apa yang sedang ia lakukan bersama Anna. Anna langsung bangun dan pergi ke kamar mandi untuk sedikit membersihkan tubuhnya lalu memakai dasternya. Sementara Bian memakai kimononya keluar mengecek keadaan Hana.

Hana masih terlelap bahkan sedikit mendengkur karena lelah dengan kegiatannya seharian yang terbilang cukup padat untuk anak seusianya. Suara tangisan masih terdengar dan kini jadi isakan. Bian jadi merinding jika ini adalah suara hantu. Tapi rumahnya tidak pernah ada kejadian mistis sebelumnya.

“Kakak Vin!” seru Anna yang menemukan Vincent menangis di depan pintu kamarnya.

Bian langsung berlari mendekat pada Anna dan mendapati Vincent yang menangis. Bian mengusap wajahnya dengan gusar sementara Anna menggiring Vincent untuk kembali ke kamarnya.

“Kakak kenapa bersedih?” tanya Anna lembut.

“Aku dengar suara Mama teriak, aku takut Mama di pukul Papa,” tangis Vincent menjelaskan kekhawatirannya pada Anna.

Baca juga Epilog

Anna tersenyum lalu tertawa kecil mendengar ketakutan Vincent. Bian masuk dan langsung tidur di samping tempat tidur Vincent.

“Papa gak pernah mukul Mama,” ucap Bian sambil menghela nafas.

Anna mengangguk sambil tersenyum menguatkan ucapan suaminya. “Nih Mama gapapa.”

Vincent mengangguk lalu memeluk Anna. “Tapi dulu papa sering marah sama Mamaku, terus pukul. Aku takut mama di pukul juga.”

Anna mengangguk lalu tersenyum. “Tenang aja, Mama gak bakal di pukul Papa,” ucap Anna sembari memeluk Vincent yang masih tersengal-sengal. “Kakak khawatir ya sama Mama?”

Vincent langsung mengangguk dan Anna langsung mengelus punggungnya dengan lembut. “Mama tidur disini saja sama aku,” rengek Vincent.

Anna tersenyum lalu mengangguk. Bian hendak protes tapi Bian mengerti jika banyak trauma yang dialami oleh putranya.

***

Pagi-pagi rumah sudah kedatangan tamu. Erwin datang untuk mengajak cucunya menginap di rumahnya. Awalnya Erwin hanya ingin mengajak Gio dan Hana saja, tapi begitu ia melihat Vincent akhirnya ia ikut mengajak Vincent juga.

“Nanti jangan nakal ya, kalo di kasih tau nurut,” ucap Anna sembari mengantar anak-anaknya kedepan bersama Bian.

Baca juga Bab 74 – Hamil

“Nanti Ama ikut?” tanya Hana.

Anna mengangguk. “Nanti Mama jemput ya,” ucap Anna lalu mencium pipi Hana sebelum ikut Erwin menghabiskan waktu untuk bercamping di taman belakang.

“Nanti Papa kirim orang buat temenin kalian ya,” ucap Bian lalu memasang sabuk pengaman untuk anak-anaknya.

“Nanti Papa kirimin es juga ya!”

“Siap! Mau berapa esnya?” tanya Bian menyanggupi.

“Segini!” Hana menunjukkan sepuluh jarinya pada Bian yang membuatnya tertawa.

Bian akhirnya bisa bernafas lega setelah anak-anaknya di bawa berlibur oleh mertuanya. Anna juga masih melambaikan tangannya dengan begitu ceria.

“Ayo lanjutin yang semalem!” ajak Bian yang langsung menggendong Anna dan membawanya ke kamar.

Anna memekik kaget lalu tertawa dengan ajakan Bian yang masih membahas soal yang semalam.

***

Eve melihat postingan Lidia yang menikmati barbeque bersama Gio dan Hana, sementara Vincent sedang mengambilkan botol dot milik Hana. Eve benar-benar keget melihat Vincent yang melayani Hana. Meskipun setelah itu Hana memeluk Vincent dan memuji Vincent sebagai Kakaknya yang paling baik, Eve tetap merasa tersinggung.

Eve langsung menelfon Bian, tentu Bian tak mengangkat panggilannya karena sedang sibuk bercinta dengan Anna. Eve juga tak bisa terhubung pada Bian meskipun sudah menelfon kepala pelayan dan pihak kantor. Eve merasa berhak atas Vincent karena Bian dan Anna tak memperlakukannya dengan baik.

“Liat! Berani sekali perempuan murahan itu menjadikan anakku sebagai pelayannya!” geram Eve dengan kesal pada Felix.

Felix mengerutkan keningnya melihat status milik Lidia yang menunjukkan betapa hangat dan penuh kasih sayangnya Vincent pada Hana. Felix juga melihat di vidio sebelumnya jika Gio juga meniupkan daging sebelum di cicipi oleh Vincent maupun Hana. Di vidio selanjutnya juga Hana terlihat membawakan eskrim untuk Vincent. Felix jadi bingung dengan kemarahan Hana yang di tujukan pada keluarga Anna.

“Sayangku, apa yang salah? Bukankah memang seperti ini keluarga?” tanya Felix dengan lembut pada Eve.

Eve terdiam lalu menatap Felix dengan tajam. Felix mendekat lalu memeluk Eve, Felix tau Eve merindukan putranya meskipun disisi lain ia juga masih belum bisa berdamai dengan masa lalunya dan menerima keadaan.

“Kita bisa ke rumah Bian kalo kamu mau,” ucap Felix menenangkan Eve.

Eve kembali melihat status milik Lidia yang menunjukkan Vincent yang tersipu malu mendapat hadiah juga dari Lidia dan langsung berpose layaknya Power Ranger bersama Gio dan Hana. Tak ada penindasan atau pembedaan sedikitpun di rumah keluarga Seymour. Semua menyayangi Vincent sama seperti saat menyayangi Gio dan Hana. Tapi rasanya itu tetap tak cukup bagi Eve yang sudah terlanjur emosi.

74
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share