0
Home  ›  BIANNA  ›  Chapter

Bab 07 – Makan Bersama

Bab 07 – Makan Bersama-1

Anna meminum pilnya. Setelah itu Bian mengoleskan salep memar di tangannya. Bian tak mau keluarga Anna melihat bekas-bekas luka yang Anna peroleh karenanya. Bian ingin terus mempertahankan hubungannya. Meskipun mungkin ia nanti bisa mengelak dan memaksa tapi Bian tak mau menggunakan kemampuannya itu untuk keluarga Anna.

“Sayang, pulangnya minggu depan lagi gimana? Biar sekalian UTSnya kelar,” bujuk Bian lembut sembari menggenggam tangan Anna.

Anna menghela nafas. “Tapi janji gak kasar ya,” ucap Anna yang langsung di angguki Bian karena memang tujuannya agar luka di tubuh Anna sembuh dan bekasnya hilang terlebih dahulu.

“Bi, kalo misalnya nanti kamu harus sama Eve. Kita putus gapapa, aku bisa temenan sama kamu udah seneng kok. Aku gak bakal minta apa-apa, gak bakal bilang ke siapa-siapa dan ngungkit apapun. Aku seneng pernah pacaran sama kamu,” ucap Anna lembut sembari menggenggam tangan Bian.

Bian langsung menggeleng dengan panik. Bahkan airmatanya mengalir begitu saja tanpa sempat ia tahan.

“Enggak, gak bakal kita pisah. Kita bakal sama-sama terus! Jangan bilang kayak gitu. Aku gak suka Eve, gak bakal suka dia!” tegas Bian dengan airmata yang langsung berlinangan.

Anna tersenyum lembut lalu menyeka airmata Bian. “Cup, jangan nangis dong. Malu nanti di liat orang.”

“Biarin! Biar semua orang tau! Biar semua orang liat kalo kamu jahat ke aku!” ucap Bian seenaknya sendiri dan mulai berpura-pura menjadi korban dari semuanya.

Anna tertawa lalu memeluk bian sambil menggelitiki pinggangnya.

“Gak geli!” ketus Bian lalu merangkul Anna.

Anna tertawa mendengarnya lalu menggenggam kedua tangan Bian. Setelah itu membawa ayam pesanannya pulang untuk dimakan di apartemen dan Bian jadi lebih bebas untuk bermanja-manja sembari belajar bersama Anna.

“Anna nanti aku pengen makannya sambil di suapin ya, aku gak mood makan,” ucap Bian sedikit merengek.

Anna mengangguk. “Biasanya kan gitu, kalo di rumah kamu minta di suapin,” ucap Anna santai lalu menyuapkan kentang goreng pada Bian.

“Na, kamu pokoknya gak boleh ninggalin aku. kamu udah bikin aku jadi kayak gini. Kamu selamanya harus sama aku terus!” ucap Bian sambil mengunyah kentang gorengnya.

“Jadi kayak gini gimana? Emang aku ngapain kamu, Bi?” tanya Nana heran.

“Ya kayak gini, ngebiasain aku buat manja. Jadi selamanya kamu harus manjain aku terus gak boleh yang lain!”

Baca juga Epilog

“Lah kalo punya anak gimana?”

“Jadi kamu mau kan punya anak sama aku.”

“Bian!”

***

Erwin menandatangani kesepakatan bersama perusahaan pengeboran minya El-Baz. Ada beberapa nama perusahaan besar yang di tawarkan sebenarnya salah satunya perusahaan pengeboran Griffin. Namun Erwin lebih memilih perusahaan El-Baz karena menganggap keluarga Griffin tak mungkin mau bersentuhan dengan rakyat kelas bawah seperti putrinya yang mendapat beasiswa.

“Aku juga punya seorang putri yang sekolah disana,” ucap Erwin sembari menyantap hidangan pencuci mulutnya.

Mano dan Devi langsung menatap Boni berharap jika Boni sekelas dengan putri dari Erwin Seymour ini.

“Ah mungkin tidak mengenalnya. Anakku masuk kesana karena mendapat beasiswa,” ucap Erwin lalu tertawa canggung.

Boni langsung mengambil ponselnya. Hanya ada satu orang yang ia kenal di sekolah sebagai penerima beasiswa yang masih bertahan hingga sekarang. Boni sempat mengikuti sosial media milik Anna. Devi sempat beberapa kali menepuk paha hingga mencubit pinggang Boni karena merasa malu atas tingkah tidak elegan dan tidak sopan Boni di hadapan Erwin.

“A-Anna…Anna Seymour?” ucap Boni dengan suara bergetar dan begitu ragu untuk mengatakannya.

Erwin membelalakkan matanya sambil tersenyum sumringah. “Iya! Itu nama putriku!” seru Erwin dengan semangat.

Boni mengulurkan ponselnya yang menunjukkan laman instagram milik Anna. Erwin mengangguk, matanya langsung berkaca-kaca.

“Iya, dia putriku…”

Baca juga Bab 74 – Hamil

Boni membelalakkan matanya tak percaya. Anna yang ia pandang rendah selama ini ternyata adalah putri dari seorang mentri.

“T-tapi Anna tidak pernah menyinggung soal Anda sebelumnya,” ucap Boni gugup.

Erwin tersenyum lalu menatap Boni. “Aku berpisah dari ibunya,” jawab Erwin singkat yang sudah lebih dari cukup menjelaskan segalanya. “Aku senang ada orang lain yang mengenal Anna. Dia gadis kecil yang baik, penyayang. Bagaimana kabarnya sekarang?”

Boni terdiam, ia bingung harus menjawab apa. Ia tak yakin Anna dalam kondisi yang baik, namun jika mengatakan Anna kurang baik ia juga tak cukup dekat untuk memastikan kondisinya.

“Anna punya temankan?” tanya Erwin lagi yang begitu ingin tau kabar soal kedua putrinya.

Boni mengangguk dengan ragu. “Anna punya teman, tapi tidak banyak…”

Erwin tersenyum lalu mengangguk ia paham betapa mengerikannya sistem kasta di kalangan kelas atas. “Kamu berteman dengan Anna?” tanya Erwin dengan wajah penuh harap.

Boni mengangguk pelan.

“Ah aku senang mendengarnya!” ucap Erwin lalu menjabat tangan Boni. “Terimakasih sudah berteman dengan putriku. Kuharap dia tidak merepotkanmu.”

***

Eve memposting foto terbarunya dengan rambut hitam bergelombang dan gaun bermotif bunga-bunga saat menghadiri acara amal. Eve langsung banjir pujian dan sanjungan dari semua orang. Pembawaannya sebagai gadis sederhana menjadi citra baru bagi anak-anak para pejabat saat ini.

“Mama kira kamu suka warna coklat,” ucap Lifi melihat putrinya yang terlihat ceria dengan rambut barunya.

“Iya, Kak Bian bilang dia suka cewek rambut hitam. Jadi aku mau ngikutin selera Kak Bian,” ucap Eve dengan ceria.

“Emmm…ada yang lagi jatuh cinta nih!” goda Lifi yang sukses membuat Eve tersipu malu. “Kamu perlu tau apa makanan kesukaan Bian kalo gitu, beberapa cowok suka kalo ceweknya bisa masak. Bisa jadi nilai plus buat dia,” saran Lifi sembari memeluk Eve.

Eve langsung mengangguk. “Aku bakal banyak belanjar masak kalo gitu biar Kak Bian seneng,” ucap Eve dengan semangat.

Eve langsung berlari kecil ke kamarnya kembali mencoba mencari referensi masakan yang bisa mulai ia coba dan beberapa pengetahuan soal hobi Bian agar ia bisa banyak mengobrol dengan calon suaminya itu. Ya meskipun belum di umumkan secara resmi, tapi Eve ingin bisa dekat dengan Bian.

“Kak Bian suka basket, cewek yang rambutnya panjang, aku liat following Instagramnya kebanyakan bahas olahraga sama tanaman,” gumam Eve sembari mencatat segalanya soal Bian. “Apa aku perlu ikut kegiatan penghijauan hutan juga?”

Eve langsung mencari kegiatan penghijauan dan mencari cara untuk bergabung dalam kegiatan tersebut. Eve juga mengikuti club basket dan beberapa club olahraga yang Bian ikuti juga. Toh memang selain ia ingin melancarkan keputusan keluarganya atas perjodohannya dengan Bian, Eve juga sudah jatuh hati pada Bian saat melihatnya bertanding kemarin. [Next]

Bab 07 – Makan Bersama-2


74
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share