0
Home  ›  BIANNA  ›  Chapter

Bab 70 – Adikku

Beli Karya

Bab 70 – Adikku-1

Vincent terdiam memandangi TV yang ada di asrama pelayan. Ada mamanya yang terlihat bahagia dan sangat membanggakan anaknya yang baru ulang tahun. Vincent tak tau jika mamanya sudah melahirkan, Vincent juga tak tau jika mamanya akan terlihat begitu bahagia. Perasaannya sedih, kecewa, dan marah bercampur jadi satu.

“Adekku cewek juga ya kayak Hana,” ucap Vincent yang mengejutkan beberapa pelayan yang sedang menonton TV.

Semua pelayan langsung menoleh ke arah Vincent dengan panik. Beberapa langusng mematikan TV dan ada yang langsung mendekat ke arah Vincent. Vincent hanya diam lalu berlalu begitu saja berlari mencari Anna.

“Mama, aku punya adek kayak Hana,” ucap Vincent lalu memeluk Anna dan menangis.

Anna mengerutkan keningnya bingung, namun Anna tetap memeluk putra tirinya itu. “Kakak Vin tau darimana?” tanya Anna lembut.

“Liat di TV, tadi aku cari Bibi buat bantu bersih-bersih. Terus liat Mamaku punya anak…”

“Ssst…sudah…tidak apa-apa. Jangan sedih,” sela Anna yang langsung paham kemana arah pembicaraan Vincent.

“Mamaku keliatan sayang sama adekku, Mamaku lupa sama aku,” adu Vincent.

Anna menggeleng. “Tidak, mama tidak lupa. Kalo mamanya Kakak Vin lupa, kan ada Mama Anna. Mama Anna janji selalu ingan sama Kakak Vin. Selalu temenin Kakak Vin. Sudah jangan sedih Nak,” ucap Anna sembari mendekap Vincent dan mengelus punggungnya dengan lembut.

Vincent menangis dalam pelukan Anna.

“Cup Sayang, Mama selalu sayang Kakak Vin, jangan nangis. Gak usah inget-inget yang bikin Kakak Vin sedih ya… inget yang baik-baik saja,” ucap Anna sembari mempererat pelukannya.

Vincent mengangguk. “Tapi di hatiku tetap sedih Ma…”

Anna mengangguk lalu mencium Vincent yang menangis sedih. “Kak, nanti Mama mau periksa. Kakak mau ikut tidak?”

“Mama sakit apa?” tanya Vincent yang langsung teralihkan dan langsung diam dari tangisnya.

“Mama pengen hamil lagi, biar Kakak Vincent sama Adek Hana punya adek baru. Mau gak?”

Baca juga Epilog

Vincent mengangguk dengan ragu lalu kembali memeluk Anna. “Tapi nanti Mama masih sayang aku?” tanya Vincent yang jelas langsung di angguki Anna.

“Sayang lah! Kakak Vincent kesayangan Mama sama kayak Kakak Gio, Adek Hana, semua kesayangan Mama.”

Vincent mengangguk.

“Nanti ikut nemenin Mama periksa ya,” ajak Anna yang langsung di angguki Vincent.

Anna tersenyum lalu berjalan mencari Gio dan Hana. Anna coba menjelaskan jika ia akan mengajak Vincent pergi periksa, namun tidak dengan Gio dan Hana karena Vincent sedang sedih. Gio dan Hana langsung mengangguk setuju tanpa perlu repot membujuk. Namun tetap sebagai gantinya besok Anna akan mengajak anak-anaknya makan siang di luar dan mengijinkan anak-anaknya untuk memesan menu makan siangnya sendiri.

***

Bian sedikit keberatan jika pemeriksaan kali ini di temani Vincent. Tapi mendengar penjelasan Anna dan perasaan Vincent yang sedih karena Eve, lagi, Bian akhirnya mengijinkan Vincent ikut. Sepanjang perjalanan Vincent juga terus menggenggam tangan Anna atau memeluknya.

Vincent begitu manja dan protektif pada Anna hingga Bian tak memiliki kesempatan untuk memeluk istrinya. Vincent juga terlihat sangat khawatir pada Anna yang di periksa dan ikut mendengarkan penjelasan dokter soal kondisi kesehatannya.

“Mama gapapa kan?” tanya Vincent dengan khawatir.

Dokter mengangguk sambil tersenyum. Bian yang semula sedikit kesal karena Vincent yang terus mengikuti Anna. Perlahan jadi mengerti kenapa Vincent sangat menempel pada Anna. Melihat betapa khawatir dan sayangnya Vinvent pada Anna.

“Mama gapapa, gak usah nangis…”

“Aku tidak nangis!” ucap Vincent yang salah tingkah karena di goda Anna.

Baca juga Bab 74 – Hamil

Anna tertawa lalu merangkul Vincent yang ada di dekatnya.

***

Gio terdiam mendengarkan penjelasan kepala pelayan soal Vincent yang sedih karena dibuang mamanya sendiri. Gio ikut sedih mendengar penjelasan kepala pelayan yang bercerita jika Vincent benar-benar sering menghabiskan waktu sendirian jika tak ada keluarga Gio.

“Kasian ya adekku,” ucap Gio yang membuat kepala pelayan tersenyum dan mengangguk.

“Kakak!” panggil Hana yang sedang memotong buah bersama pelayan di rumah. “Ini buatan Adek,” ucap Hana menyajikan potongan buahnya pada Gio.

“Terimakasih adekku yang baik,” ucap Gio yang senang menerima lemberian Hana.

“Sedap tidak?” tanya Hana tak sabar mendapat pujian lagi dari Gio.

Gio mengambil semangka yang di potongkan Hana lalu melahapnya dan mengacungkan dua jempolnya. “Sedap!” puji Gio yang membuat Hana senang lalu berlari ke dapur lagi untuk mengambilkan makanan lain.

Kepala pelayan yang melihat interaksi Gio dan Hana selalu tersipu malu dan senang. Melihat betapa mesranya anak-anak Anna yang baik dan penyayang. Gio juga sabar dan mau mengikuti permainan yang Hana mainkan atau Vincent mainkan, selalu mengalah dan tak mudah marah. Kepala pelayan jadi paham kenapa Bian bisa secinta dan setergila-gila itu pada Anna.

“Adek masak apa?” tanya Gio yang menyusul Hana.

“Mamasak puding,” jawab Hana yang menunggu gilirannya boleh menuang adonan puding ke dalam cetakan yang sudah ia pilih. “Ini nanti buat Kakak, kalo ini buat Kakak Vin,” ucap Hana yang sudah menyisihkan untuk Vincent juga.

“Baunya enak, pasti rasanya sedap,” ucap Gio sembari merangkul Hana.

“Iya dong, kan adek bantu juga,” ucap Hana dengan senyum bangganya.

“Kakak, Adek, Mama udah pulang,” panggil kepala pelayan memberitau Gio dan Hana yang ada di dapur.

Hana dan Gio langsung berlari menyambut orang tuanya yang sudah pulang dengan penuh suka cita. Hana langsung menceritakan kebolehannya memotong buah dan melapor jika ia akan membuat puding istimewa. Bian menanggapi Hana sementara Gio memeluk mamanya sebelum mengajak Vincent melihat kebolehan Hana di dapur.

“Anak Papa udah gede ya ternyata, udah pintar memasak kayak Mama,” ucap Bian sambil memperhatikan Hana yang pelan-pela dan hati-hati menuangkan adonan puding kedalam cetakannya.

“Bagus kan Papa?” ucap Hana yang minta di apresiasi oleh Bian.

“Iya bagus, nanti Papa coba ya.”

Hana langsung mengangguk dengan ceria. Anna ikut menyusul ke dapur, lalu memberikan box ayam goreng tepung pada Hana.

“Adek bisa tolongin Mama gak? Taruh ini di piring?” tanya Anna yang langsung di angguki Hana yang ingin dapat banyak pujian karena bisa mengerjakan pekerjaan rumah seperti mamanya.

 

74
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share