0
Home  ›  BIANNA  ›  Chapter

Bab 51 – Batasan

Beli Karya

Bab 51 – Batasan-1

Kabar Eve yang membenci bayinya sampai di telinga Anna. Anna begitu iba mendengar kabar tersebut. Jujur ia memang pusing dan stress saat mengasuh Gio, terlebih Gio sempat iritasi kulit dan jadi rewel. Anna hampir selalu menangis tiap kali Gio menangis. Tapi Anna tak pernah membenci bayinya.

“Anak pinter, anak sehat,” ucap Anna sembari menyususi putranya dengan penuh kasih sayang.

Anna menimang-nimang bayinya dengan penuh rasa sayang. Ia bingung kenapa ada perempuan yang membenci darah dagingnya sendiri.

“Sayang…” panggil Boni pelan agar tidak membangunkan bayinya. Lalu menunjukkan burger kesukaan Anna yang baru ia beli.

Anna tersenyum sumringah melihatnya. Lalu meminta Boni menunggunya sebentar hingga Gio tidur. Tapi Boni berbuat lain, Boni pergi mandi dengan cepat lalu kembali dan mengambil alih putranya agar Anna bisa menikmati waktunya juga.

“Sana istirahat dulu, makan, mandi,” ucap Boni lalu mencium istrinya dengan lembut.

“Makasih Papa Gio,” ucap Anna lalu membalas ciuman suaminya.

***

Bian lelah dengan segala kegiatan bisnisnya. Belum lagi harus menghadapi istrinya yang manja dan lebih rewel daripada bayinya sendiri. Memang ada pendonor ASI dan dua orang perawat khusus yang membantunya merawat Vincent. Bian berusaha meredam emosinya sekuat tenaga, setiap kali Eve yang pulang dari bersenang-senang bersama Andy tak mau menggendong bahkan melihat Vincent.

“Eve, kamu belum pernah loh gendong Vincent…”

“Argh! Plis deh Kak! Vincent terus Vincent terus! Males aku ngurus dia! Capek aku butuh me time!” bentak Eve meluapkan kemarahannya pada Bian.

Bian menghela nafas lalu masuk kedalam ruang kerjanya dan mengambil surat cerai yang sudah ia tanda tangani. “Kamu tanda tangan disini,” ucap Bian yang sudah tidak bisa mentoleransi Eve lagi.

Bahkan Bian tak bisa membuat pesta untuk merayakan kelahiran putranya juga karena Eve. Semua jadi berantakanpun karena Eve. Beberapa waktu lalu mertua Bian terkena isu kasus korupsi juga karena Eve terus bepergian dan belanja barang mewah. Terus menerus seperti itu sampai Bian merasa sudah tidak bisa mentoleransi lagi.

“Aku gak mau cerai!” bentak Eve.

Baca juga Epilog

Asisten Bian memutar bukti kemesraan Eve di tv yang begitu besar. Menunjukkan betapa mesranya Eve dengan Andy. Dari rekaman CCTV sampai foto ketika Eve bepergian.

“Mau sampai kapan?” tanya Bian.

Eve langsung menatap Andy. Andy hanya bisa menundukkan pandangannya ia terlalu malu dan tak bisa melawan Bian. Ia sadar apa yang ia lakukan salah, niatnya yang hanya ingin menghibur Eve malah jadi berantakan karena terlalu banyak melibatkan perasaannya.

“Kalau kamu gak bisa mentoleransi Vincent, aku tidak bisa mentoleransi keberadaanmu lagi,” ucap Bian lalu masuk ke kamar anaknya.

Eve menatap kesal pada Andy. Eve merasa Andy yang bersenang-senang dengannya selama ini membuat hubungannya dengan Bian semakin memburuk. Andy sendiri berharap Eve dapat membela atau melindunginya, karena memang dari awal Andy ingin menghiburnya dan hanya menjaga Eve agar tidak berbuat nekat saja.

“Kenapa kamu diam saja?!” bentak Eve yang membuat Andy kaget dan bingung.

Ia hanya pesuruh. Apapun yang ia lakukan karena perintah Eve. Kenapa sekarang  ia jadi di kambing hitamkan juga.

“Kamu ngebelain aku dari Kak Bian yang marah aja ga bisa! Mending kamu jadi banci saja!” maki Eve lalu menyusul Bian.

Andy begitu kecewa dengan Eve yang kini mengkambing hitamkannya. Ucapan Eve juga begitu melukainya. Setelah ia meninggalkan Lusi yang baru keguguran untuk menguatkan Eve, sekarang ini balasannya. Eve terlalu labil dan tidak pasti, keinginannya tak jelas. Andy yang selalu memandang tinggi Eve serkarang sadar jika Eve tak lebih dari bunga tebu yang kabur terhempas oleh hembusan angin.

Andy merasa segala kedekatan dan kebersamaannya dengan Eve tak lebih hanya palsu. Semuanya semu, toh sekarang akhirnya Eve tetap mengejar suami dan anaknya sendiri. Pada akhirnya semarah apapun Eve pada Bian ia akan tetap mengejar Bian. Lalu Andy? Hanya ia yang jatuh cinta dan terlunta-lunta sekarang.

“Ampun Kak! Maaf! Ampun!” tangis Eve setelah suara tamparan terdengar.

Baca juga Bab 74 – Hamil

Andy memilih pergi meninggalkan Eve begitu saja. Andy memang pernah berjanji pada Eve, tapi setelah ucapan Eve tadi Andy menarik janjinyakembali. Eve tak layak menerima terlalu banyak kemudahan. Ternyata Harold lebih mengenal Eve daripada dirinya. Andy merasa di perlakukan seolah dirinya adalah keset bagi Eve.

“Apa yang ku lakukan? Apa yang ku harapkan? Aku punya Lusi, lalu kenapa aku masih berharap pada Eve. Padahal sudah jelas dia hanya anak muda yang masih labil. Memalukan sekali aku…” gumam Andy yang memutuskan untuk kembali bersama istrinya.

***

Pertama kalinya setelah hampir 4 bulan mengabaikan bayinya Eve akhirnya mau menjalankan tugasnya sebagai ibu. Eve tak mau bercerai dengan Bian, di tampar Bian secara harfiah juga membuatnya sadar jika dari awal bukan Eve yang berkuasa disini tapi Bian yang mengalah.

“Kamu bikin anakku mati, kamu juga bakal mati. Aku tau kamu bikin anakku luka dikit aja aku bakal lakukan hal yang sama seribu kali lipat sampai kamu berharap buat mati!” geram Bian yang sudah kehabisan toleransi dan kesabarannya menghadapi Eve yang semakin hari semakin melewati batasannya.

“Iya Kak! Iya! Maaf…ampun…” rengek Eve kesakitan berharap Bian mau melepaskan jambakannya.

Bian menghempaskan kepala Eve. “Aku gak peduli soal penyakit mentalmu itu, aku sudah terlalu banyak memberimu keringanan. Harusnya kamu tau diri.”

***

Jika semalam Bian sudah memberi pelajaran yang cukup pada Eve dan memutuskan untuk pisah ranjang juga dengannya. Bian berharap masalah ini segera selesai. Tapi pagi itu ia mendengar Eve menangis mengadu pada orang tuanya sembari menyusui Vincent dan merokok.

Bian langsung meminta perawat untuk mengambil alih putranya dari Eve yang jadi sinting. Ini batasan terakhir Bian pada Eve. Bian menyebar foto dan vidio mesra Eve dengan Andy. Persetan dengan rumah tangganya atau kesetabilan karir politik mertuanya. Bian merasa sudah terlalu banyak di rugikan. Artur dan Maxim merasa girang bukan main, mereka dengan senang hati langsung memasukkan kabar tersebut sebagai berita utama selama hampir 24 jam non stop.

Melania juga rasanya mendukung apa yang Bian lakukan karena ia juga menjadikan gosip ini sebagai berita yang sedang trending di posisi pertama nasional di seluruh sosial media. Eve yang semula masih bisa mendatangi pertemuan sosialitanya dan menemui teman-temannya kini langsung di pandang hina. Semua orang memandangnya penuh rasa jijik.

Eve sempat mencoba menghubungi Andy dan hendak meluapkan segala kemarahannya. Tapi tak berapa lama vidio podcast Andy dengan salah satu pembawa acara TV swasta milik keluarga Jager tayang.

“Itu pacarmu masuk TV,” ucap Bian sembari menunjukkan Andy yang menceritakan apa saja yang sudah ia lalui bersama Eve.

“Kenapa setelah semuanya terungkap ke publik Mas Andy baru ingin mengklarifikasi? Apakah karena menyesal atau bagaimana?”

Andy menghela nafas beberapa kali lalu akhirnya tersenyum bersiap menjawab pertanyaan. “Pertama tentu saya menyesal, saya bersalah dan berdosa pada Lusi, istriku. Saya hanya berniat buat menghibur EL waktu itu, karena telfon nangis-nangis curhat masalah suaminya. Saya temenin terus, saya juga gak ngira kalo dia bakal membawa semuanya jadi sejauh ini. Kedua saya ini kan cuma pesuruh, cuma pengawal, prajurit, saya paham batasan dan saya tidak melewati batasan manapun. Di vidio yang beredar kan bisa di lihat saya gak meluk atau cium duluan tapi karena di paksa, saya juga di tahan jadi saya gak bisa banya berbuat. Saya cuma mikir yasudah lah biar gak sedih lagi, itu saja. Ke tiga saya juga mau mengakui ini ke suaminya EL dan berharap pengakuan saya ini bisa membuka jalan maaf untuk semuanya…”

Pyar! Eve melemparkan guci kecil yang ada di atas meja ke TV karena emosi melihat Andy yang cuci tangan setelah ia mengatakan segalanya.

“Kak Bian…” Eve mendekati Bian yang baru selesai mandi dan bersiap menemui jagoan kecilnya yang sedang demam.

“Itu urusanmu, bukan urusanku. Sekarang semua orang tau kalau kamu istriku, namaku ikut terseret. Apa konpensasimu dan keluargamu yang kere itu atas martabatku sebagai seorang Griffin?!”

Eve diam mendengar cecaran Bian. Ia benar-benar sendirian. Hilang sudah Bian yang lembut, penyayang dan hangat. Dalam sekejap Eve di campakan begitu saja, di buang oleh semua orang.

“Ini.” Bian kembali untuk memberikan peralatan pompa ASI pada Eve. “Vincent punya pengasuhnya sendiri, dia hanya perlu ASI saja. Tidak usah didramatisir.”

Eve termenung, semuanya berantakan. Lagi. Dan untuk yang kesekian kalinya semuanya berantakan karena rasa cemburunya pada Bian yang tidak berdasar.

74
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share