0
Home  ›  BIANNA  ›  Chapter

Bab 43 – Lidia Debut

Beli Karya

 Bab 43 – Lidia Debut-1

Anna dan Boni jelas tak bisa menjalani bulan madu dalam waktu yang lama. Boni langsung sibuk dengan pekerjaannya dan sudah mulai pelan-pelan menggantikan Mano, ayahnya sebagai pemimpin perusahaan. Anna jelas selalu menemani Boni kemanapun Boni pergi, entah sekedar ke kantor untuk mengantar makan siang atau ikut pergi keluar kota. Anna selalu mendampingi.

Lidia juga dekat dengan Tania dan hampir selalu bercerita dengannya. Terlebih Lidia sudah mau memanggil Tania, mama dan itu membuka segala kedekatan di antara mereka. Lidia juga mulai di sibukkan dengan debut barunya sebagai seorang ilustrator dan berencana masuk ke kampus seni juga.

“Sayang, nanti aku mau pulang. Lidia abis debut lagi katanya,” ucap Anna sembari menunjukkan gambaran Lidia di ponselnya pada Boni yang sedang menyantap sarapannya, sayuran yang di kukus dengan dada ayam yang hanya di panggang.

Boni mengangguk lalu menyuapi Anna. “Bawain hadiah gak?” tanya Boni yang sudah antusias untuk membelikan sesuatu untuk Lidia.

“Tadi aku tanya katanya sunbloknya habis. Nanti di beliin itu aja,” jawab Anna sembari meminum susu asam folatnya.

Boni kembali mengangguk. “Nanti sekalian mampir kerumah Ibuku, bisa?” tanya Boni.

Anna mengangguk dengan cepat. “Bisa dong,” jawab Anna antusias.

“Tapi kalo nanti acara di rumahmu lama, kita main kerumah Ibuku besok-besok juga gapapa,” ucap Boni yang teringat jika Anna dan Lidia sudah lama tidak berkumpul bersama lagi.

Anna mengangguk lalu mengecup pipi Boni. “Suamiku baik banget sih, pengertian banget,” puji Anna lalu kembali mencium suaminya.

Boni tersipu mendengar pujian dari istrinya meskipun sudah hampir setiap hari ia mendengarnya.

“Sayang mau di masakin apa nanti makan siangnya?” tanya Anna lembut.

“Emm… bingung mau makan apa,” jawab Boni.

“Emm… mau di bikinin ayam goreng pakek kremes, apa ikan bakar, atau mau makan aku?” tawar Anna dengan sedikit godaannya.

Boni tertawa mendengar tawaran Anna. “Pengen makan kamu, tapi kalo udah makan kamu jadi gak pengen balik kerja akunya.”

Baca juga Epilog

Giliran Anna yang tertawa mendengar pengakuan suaminya.

“Apa aku gak usah kerja aja ya?”

“Boleh, aku semangat kok ngelayanin Suamiku. Tapi nanti proyeknya gak kelar-kelar gimana,” ucap Anna sedih lalu memeluk lengan suaminya.

Boni mendengus pelan. “Harusnya aku ga buru-buru ambil kerjaan,” sesal Boni lalu mengecup kening Anna. “Nanti olahraga ya, ke gym sebentar.”

“Sejam?” tanya Anna yang di angguki Boni. “Badanmu udah banyak ototnya masih ngegym mulu.”

“Biar kuat ngangkat kamu kalo hamil nanti,” jawab Boni yang kini membuat Anna tersipu. “Sayang, aku janji begitu proyeknya kelar kita bulan madu lagi, oke?”

Anna mengangguk lalu tersenyum sumringah.

***

Bian terus berharap ada postingan baru di Youtube milik Boni dan Anna. Postingan terakhir hanya saat mereka sedang liburan bulan madu. Bian khawatir terjadi sesuatu pada Anna. Tapi mendengar kabar jika Boni tengah mengembangkan perusahaan gamenya sendiri ia jadi sedikit lega. Kamungkinan jika Anna baik-baik saja dan tidak ada postingan baru karena mereka sedang sibuk cukup membuat Bian tenang.

“Kangen banget sama Anna,” gumam Bian sambil terus memandangi wajah Anna dari screen shot yang ia ambil dari postingan vidio youtube milik Boni dan Anna. “Kalo kamu suka sama hotel itu, tinggal bilang aja udah bisa aku beli Na.”

Bian masih saja menyesali hubungannya dengan Anna yang kandas karena keegoisannya. Bian sudah menyadari betul betapa menyebalkan dirinya dulu. Tapi ia tak mungkin kembali kemasalalu, Anna sudah menjalani hidupnya sementara Bian masih belum bisa melangkah.

Baca juga Bab 74 – Hamil

“Permisi Tuan, untuk undangan keluarga El-baz apa perlu di kirim juga?” tanya kepala pelayan memastikan pada Bian.

Bian langsung mengangguk dengan senyum cerianya. “Tentu saja, pastikan Boni dan Anna datang!” seru Bian begitu bersemangat.

Sejujurnya ia bukan ingin memamerkan hubungannya pada Anna. Ia benar-benar hanya ingin menemui Anna dan melihatnya secara langsung. Rasa rindunya akan segera terbayar, meskipun bayarannya tidak sepadan dengan penantiannya. Bian hanya ingin melihat Anna secara langsung, dari kejauhan juga tidak masalah. Tapi itu rasanya sangat sulit.

“Apa aku perlu bekerja sama dengan perusahaan keluarga El-baz?” gumam Bian sembari kembali memandangi foto Anna di ponselnya lalu menempelkannya di dada bidangnya. “Bisa gila aku kalo kayak gini terus.”

Kling! Notifikasi vidio baru dari chanel Boni dan Anna. Bian langsung gercep membukanya.

“Temen-temen, adekku bikin ilustrasi buat cerita anak. Bagus ya, aku bakal seneng banget kalo teman-teman suport adekku kali ini,” terdengar suara Anna yang menunjukkan gambaran milik Lidia.

Bian memperhatikannya dan langsung bersiap memerintah semua pegawainya untuk membeli buku cerita anak yang di buat Lidia.

“Yang, hpku mana?” terdengar suara Boni yang tegas seolah berteriak pada Anna.

“I-ini aku pakek,” jawab Anna terdengar gugup lalu menyudahi vidionya.

Bian membelalakkan matanya mendengar suara Anna yang semula ceria menjadi begitu gugup ketika ada Boni. Annanya yang ceria memamerkan karya adiknya jadi menyudahi vidionya karena suaminya yang pelit, pikir Bian. Bian benar-benar marah dan jika sekarang bukan karena janjinya untuk menjaga jarak pada Anna, mungkin saat ini ia akan menghajar Boni hingga mati.

Kling! Notifikasi vidio baru muncul kembali.

“Ini debut pertamanya Lidia gais, bagus ya gambarnya. Kalian suport Lidia juga ya,” Boni ikut membuat vidio promosi seperti Anna.

Bian mengerutkan keningnya, begitu kesal dengan apa yang Boni lakukan. Belum lagi vidio promosi Anna sebelumya juga tiba-tiba di hapus begitu saja. Bian yang semula tenang kini jadi khawatir pada Anna yang masih ia claim sebagai miliknya.

***

“Kamu ni kalo ngevidioin kebiasaan deh, bikinnya tu berdiri jangan landscape. Biar bisa dimasukin ke Short juga,” ucap Boni memberi contoh pada Anna.

Anna mengangguk memperhatikan, lalu membuat vidio lagi. Boni memperhatikannya dengan senang karena Anna masih mau diajak membuat konten.

“Kaku, udah lama gak bikin kamu aja,” ucap Anna yang akhirnya menyerah dengan sendirinya.

Boni memeluknya. “Iya gapapa,” jawab Boni maklum lalu mengecup kening Anna.

Anna memberikan ponsel Boni juga ponsel khusus yang mereka gunakan untuk membuat konten.

74
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share