0
Home  ›  BIANNA  ›  Chapter

Bab 53 – Kelas Bermain

Beli Karya

Bab 53 – Kelas Bermain-1

Bian kembali dapat laporan soal Eve yang memilih untuk pergi kencan bersama Felix daripada mengurus Vincent merasa benar-benar kecewa. Bahkan Eve juga sengaja untuk pindah ke rumah orang tuanya kembali tanpa pamit pada Bian maupun Vincent sama sekali agar bisa lebih leluasa bersama Felix. Vincent kadang menantinya dan menanyakan kapan Eve pulang, tapi Eve sudah tak peduli lagi.

“Ama mana?” tanya Vincent yang sudah semakin pintar dan aktif sejak ulang tahunnya yang kedua.

“Mama sibuk,” jawab kepala pelayan yang menemani Vincent menunggu mamanya pulang selama Bian berolahraga.

“Sibuk ya?” Vincent menanyakan kembali jawaban kepala pelayannya yang langsung di angguki. “Alo Apa?”

“Papa lagi olahraga, mau liat Papa?”

Vincent langsung mengacungkan jempolnya sambil mengangguk. Kepala pelayan berjalan bersama Vincent menuju ruang olahraga Bian. Bian sedang menonton Anna yang sedang mencari play ground untuk putranya. Beberapa waktu ini kegiatan Anna hanya mencari kegiatan sampingan untuk putranya sembari mengenalkannya pada dunia kecilnya sendiri. Membuat mainan, memasak bersama, berenang, dan banyak kegiatan ibu dan anak lainnya.

Bian jadi terpikir untuk memberi kesibukan juga pada Vincent. Bian ingin putranya punya teman dan tidak bosan jika harus menunggunya pulang atau menunggu Eve datang. Memang di rumah ia bisa menghadirkan guru privat, kadang pelayan di rumah juga mengajak Vincent bermain dan mengajarinya hal-hal sederhana. Tapi sepertinya sekolah bukan hal buruk. Vincent bisa punya teman yang sebaya dengannya.

Jadi hari itu Bian memutuskan untuk mencari sekolahan untuk putranya. Tapi sayang hari itu pula ia harus bertemu dengan Boni untuk membahas investasinya. Maka Bian memutuskan akan pergi mencari sekolahan setelah bertemu dengan Boni.

***

“Menurutmu apa kita tidak terlalu sering bertemu?” tanya Felix yang merasa khawatir jika ia akan membawa masalah untuk Eve.

Senyum Eve perlahan pudar. Ia menikmati waktunya untuk berkuda bersama Felix tapi ia juga tak nyaman jika Felix terus memintanya mengingat anak dan suaminya sendiri. Eve kesal harus melihat wajah Vincent yang begitu mirip dengan Bian, belum lagi mengingat Bian yang sudah tak semanis dulu lagi. Eve jadi kesal sendiri.

“Oh iya kamu pernah liat ini gak? Aku suka banget nonton acara masak sama makannya ini,” ucap Felix sembari menunjukkan vlog Boni dan Anna, ketika Anna sedang memasak bersama Gio dan makan bersama sembari mengobrol.

Eve jadi kesal karena semua orang yang ia kenal sekarang menyukai Anna. Seolah dunia ini berputar pada Anna. Eve jadi sangat kesal dan marah karenanya. Tapi apa boleh buat ia juga tak mau marah dan menunjukkan sifat aslinya di depan Felix.

Baca juga Epilog

“A-aku sepertinya di cari Vin,” ucap Eve lalu pergi meninggalkan Felix.

Eve kesal rumah tangganya sudah tidak menyenangkan lagi. Bahkan Bian juga tak mencarinya. Mau pulang ke rumah Bian gengsi, jika terus bersama orang tuanya Eve tak mau di tuduh yang tidak-tidak. Eve memandangi foto putranya yang di kirimkan kepala pelayan. Eve merasa sedikit iba, tapi tak berselang lama ia juga kesal teringat betapa manjanya Vincent jika bersamanya.

“Halo…” saut Eve begitu ada panggilan masuk dari Ayahnya.

“Kamu ini bodoh atau idiot?! Bagaimana bisa masih berselingkuh setelah Bian memaafkanmu?!” suara bentakan Harold langsung memekakan telinga Eve begitu ia mengangkat telfonnya.

Eve membelalakkan matanya lalu langsung mematikan telfonnya dan melihat trending topic dari para paparazi yang menangkap gambarnya sedang berkencan dengan Felix. Eve benar-benar hancur dan kacau. Orang-orang juga menjulukinya sebagai ratu selingkuh setelah perselingkuhannya kali ini terungkap.

***

“Aku rencananya kemarin hanya ingin mengenalkan anakku dengan lingkungan luar saja. Belakangan ini Gio suka berlari, jadi mungkin hanya ke play ground beberapa kali seminggu,” ucap Boni bercerita soal Gio pada Bian.

“Aku masih bingung memilih sekolahan mana,” ucap Bian jujur.

Boni mengangguk lalu mengambilkan brosur kelas bermain untuk Gio. “Mau coba disini?” tawar Boni.

Bian menatap brosur itu sejenak. “Apa Gio juga disini?” tanya Bian yang langsung di angguki Boni. “Aku tidak yakin Vin bakal suka atau tapi mungkin akan ku coba,” ucap Bian seolah tak peduli dengan tawaran Boni meskipun ia begitu senang tau dimana Anna menyekolahkan putranya lalu langsung bersiap pulang.

Bian pulang dengan perasaan yang begitu senang tapi kebahagiaannya seketika hilang saat melihat banyaknya paparazi dan wartawan di depan gerbang rumahnya. Bian bukan public figur, begitu pula dengan perusahaannya yang tak pernah tersentuh gosip. Hanya Eve yang bisa membuatnya terus di kejar pers seperti ini. Tapi kali ini masalah apa lagi, Bian benar-benar bingung.

Baca juga Bab 74 – Hamil

“Ada apa ini?” tanya Bian sambil membuka jendela mobilnya.

Semua wartawan langsung menanyai soal kabar kedekatan Eve dengan Felix dan meminta tanggapan Bian terkait hal tersebut sembari terus memfoto Bian.

“Felix? Itu siapa?” tanya Bian kaget yang membuat semua wartawan tiba-tiba terdiam.

“I-ini Eve?” tanya Bian lagi begitu melihat foto dari salah satu ponsel wartawan.

Bian tak bisa berkata-kata lagi. Ia hanya bisa diam lalu masuk kedalam rumahnya. Para wartawan juga perlahan pergi dari rumahnya karena tau jika Bian tak tau apapun dan baru tau soal perselingkuhan ini dari mereka. Gosip semakin panas karena reaksi Bian. Harold juga ikut terkena imbasnya karena terus disudutkan oleh publik karena Eve yang selalu banyak tingkah.

“Kak Bian,” sambut Eve yang sudah ada di rumah sedang menikmati eskrim bersama Vincent yang terus memeluknya dengan manja.

Bian menatap kepala pelayan yang langsung paham untuk membawa Vincent pergi. Begitu Vincent masuk ke kamarnya Bian langsung menampar Eve tak berapa lama Bian langsung menyeret Eve keluar dan menutup pintu untuknya tanpa bicara sepatah katapun. Bian benar-benar tak habis pikir dengan Eve dan segala perubahannya. Ia sudah begitu susah payah menjadi suami yang baik dan setia, tapi Eve terus saja mengkhianatinya.

***

“Gio jangan lari-lari terus dong, Nak. Mama pusing mual,” ucap Anna setelah muntah untuk yang kesekian kalinya hari ini.

“Mama sakit?” tanya Gio yang kini jadi khawatir pada mamanya.

Anna tersenyum lalu mengangguk. Gio berjalan keluar dari kamar mamanya lalu mengambilkan minum untuk mamanya. Gio juga mengambilkan pisang kesukaannya. Anna tersenyum senang menerima pemberian Gio. Meskipun minum yang Gio ambilkan dari gelas plastik dan pisangnya pun terus Gio lihat juga tampak jika bocah itu ingin segera melahapnya.

“Mama telfon Uti ya, Gio main sama Uti mau ya?” tanya Anna pada Gio karena badannya benar-benar terasa tidak fit.

“Aku pengen temenin mama,” ucap Gio lalu mencium Anna dan memeluknya. “Jangan sakit,” lirih Gio yang terdengar sedih.

Anna membantu Gio naik ke tempat tidurnya lalu memberikan pisang yang ia bawa sendiri tadi. “Makan pisang?” tawar Anna.

Gio menggeleng tapi tetap menerima pisang yang Anna berikan. “Mama jangan sakit,” lirih Gio yang sangat sedih dan khawatir.

“Mama cuma capek, nanti kalo udah istirahat, udah gak capek, nanti sehat lagi,” ucap Anna lembut lalu memeluk Gio dan mencium pipi putranya itu dengan gemas.

“Besok aku sekolah Mama temenin tidak?” tanya Gio.

Anna mengangguk. “Mama berusaha temenin ya,” jawab Anna lembut.

 

74
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share