BLANTERORBITv102

Bab 10 – Nathan Datang

Selasa, 18 Juli 2023

Akhirnya Dave menghabiskan waktu seminggu full untuk bulan madu bersama Allen. Awalnya Dave hanya ingin sehari atau dua hari saja tapi ternyata ia tak bisa menolak godaan melihat Allen menggunakan semua pakaian nakal yang ada di lemarinya. Allen memuaskan seluruh fantasi liar Dave yang belum pernah tersalurkan dan yang paling penting Dave tak perlu repot menggunakan kondom. Memberikan sensasi yang lebih lagi untuk Dave nikmati.

"Kau harus bekerja Tuan, berhentilah bermalas-malasan... " ucap Allen yang sambil menyiapkan sarapan.

Dave menghela nafas. "Apa aku membuat ruangan khusus untukmu di kantorku?" tanya Dave dengan malas karena harus pergi bekerja.

"Tidak perlu, aku akan menunggumu pulang. Seperti biasanya, sudah pergilah ke kantor... " ucap Allen lalu menyajikan sandwich daging buatannya.

Dave kembali menghela nafas. "Aku lelah Allen... " keluh Dave.

"Pergilah bekerja Hubby... " bukuk Allen dengan suara lembut dan manja.

Dave langsung menangkup wajahnya yang bersemu karena di panggil Hubby oleh Allen. "Hari ini aku kerja, tapi bukan karena mengikuti perintahmu ya! " ucap Dave sambil meninggikan suaranya karena salah tingkah.

Allen tersenyum sambil mengangguk. "Hubby mau makan siang di mana?" tanya Allen lalu ikut duduk berhadapan dengan Dave.

"Kalau kau memasak aku makan bersamamu."

"Hubby mau aku masak apa?" tanya Allen lalu bangkit dari duduknya untuk melihat ada bahan masakan apa saja di kulkas.

"Kita makan di luar saja. Aku akan menyuruh orang menjemputmu," putus Dave.

Allen mengangguk. "Oke aku akan bersiap-siap..." jawab Allen.

"Tidak usah siap-siap, biasa saja! Jangan sok cantik! Kau ini tidak menarik paham?!" omel Dave yang jadi makin protektif dan mudah cemburu pada Allen tapi enggan mengakuinya.

Allen mengangguk sambil tersenyum berusaha memahami Dave yang tak pernah mau berterus terang pada perasaannya. "Tapi aku hari ini sebenarnya ingin ke supermarket... " ucap Allen.

"Nanti saja, setelah aku pulang kerja!" potong Dave yang masih saja ketus.

Allen menahan tawanya lalu mendekat dan mengecup pipi dan kening Dave. Dave hanya diam terkejut mendapatkan ciuman mendadak.

"A-aku berangkat dulu... " pamit Dave yang langsung keluar setelah menghabiskan sarapannya.

Allen menghela nafas lalu merapikan dapur dan ruang makan, lalu berlanjut membersihkan apartemennya. Kegiatannya selain memuaskan Dave hanya membersihkan apartemen, memasak, berbelanja, dan tadi bertambah membantu Dave bersiap pergi kerja. Tidak ada yang sulit apa lagi Allen mengerjakannya dengan bahagia.

Di sela-sela kesibukannya membersihkan tiba-tiba bel pintu apartemennya di tekan berkali-kali entah oleh siapa, dengan cepat Allen membukakan pintu dan mendapati Penelope yang datang bersama Nathan dengan tas dan kopernya. Allen begitu terkejut, apa lagi ia belum membereskan kamarnya yang masih terpisah dengan Dave.

"Aku tidak akan lama, aku hanya menitipkan Nathan..." ucap Penelope lalu mendorong Nathan masuk lalu pergi begitu saja tanpa berbasa-basi lagi.

Nathan menahan tangisnya sambil memalingkan wajahnya dari Allen. Allen tak paham kenapa Penelope meninggalkan Nathan sendirian begini, jadi Allen mengajaknya masuk ke dalam terlebih dahulu.

"Aku tidak papa, aku tidak sedih... " ucap Nathan berusaha menyembunyikan perasaannya.

Allen tersenyum lalu memeluk Nathan. Nathan langsung menangis tersedu-sedu dalam pelukan Allen. Nathan terus bicara sambil menangis, tapi suaranya tak jelas karena tangisannya lebih keras. Tapi Allen tetap mengelus punggung Nathan dengan lembut agar Nathan tenang.

"Allen aku anak baik kan?" tanya Nathan.

Allen langsung mengangguk. "Iya Nathan anak baik. Kau pria favoritku setelah Dave," puji Allen membesarkan hati Nathan.

Nathan berusaha menahan senyum sumringahnya, tapi karena tidak tahan ia memalingkan wajahnya. "Meskipun Allen memujiku seperti itu aku tidak senang sama sekali! " teriak Nathan berusaha menyembunyikan perasaannya.

Allen hanya tertawa kecil mendengar ucapan Nathan lalu memeluknya lagi. "Oh iya sepertinya aku punya ice cream. Kau mau?" tanya Allen lalu menurunkan Nathan dari pangkuannya.

Nathan langsung mengekori Allen. Nathan suka sekali ice cream tapi ia malu untuk mengakuinya. "Aku mau ice cream karena kau memaksaku ya... " ucap Nathan gengsi pada Allen.

Allen terkekeh mendengar ucapan Nathan. Benar-benar 11:12 dengan Dave bila sendang menyembunyikan perasaanya. "Kau mirip sekali dengan Dave... " ucap Allen lalu memberikan sendok dan wadah ice cream 500ml miliknya.

"Aku akan jadi lebih baik dari Dave!" ucap Nathan semangat.

Allen mengangguk lalu meninggalkan Nathan dengan ice creamnya untuk mengabari Dave soal kedatangan Nathan. Tapi belum ia menelfon bel apartemennya kembali berbunyi. Allen langsung membukakan pintu melihat supirnya sudah datang.

"Tunggu di bawah sepuluh menit lagi aku datang... " perintah Allen lalu kembali masuk untuk bersiap-siap. Allen juga memindahkan kertas surat-surat perjanjiannya dengan Dave sebelum pergi. Karena bingung menyimpan dimana akhirnya Allen menitipkannya sejenak di atas meja kerja Dave. "Nathan, ayo ikut makan siang bersama. Dave juga menunggu di sana," ajak Allen.

Nathan langsung menutup wadah ice creamnya dan meletakkan sendok bekasnya di wastafel seblum berangkat bersama Allen. Allen juga membantu Nathan mengembalikan ice cream ke dalam freezer dan bersiap pergi bersama.

Tidak banyak persiapan Allen hanya menggunakan sepatu cats dan membawa tasnya. Itupun isinya hanya ponsel dan beberapa lembar uang. Nathan juga hanya menggunakan sepatunya kembali. Allen juga lebih mirip seperti ABG yang sedang keluar makan siang sambil mengasuh adiknya dari pada seorang istri karena menggunakan celana pendek dan kaos oblong milik Dave.

"Nathan, mana ibu?" sambut Dave begitu melihat Nathan ikut datang bersama Allen.

"Ibu bilang sekarang aku tinggal di rumahmu karena aku anak nakal... " ucap Nathan memberitahu Dave. "Tapi Allen bilang aku anak baik... " Nathan memberikan pembelaan.

Dave menepuk keningnya. Kejadian serupa terulang kembali. Dave hanya bisa geleng-geleng kepala melihat Nathan yang benar-benar di buang persis sepertinya dulu. "Sekolahmu?" tanya Dave.

Nathan menggeleng pelan. "Ibu bilang kau akan mengurus semuanya..." jawab Nathan.

"Wanita itu..." geram Dave pelan. Allen langsung menggenggam tangan Dave agar Dave sedikit menahan amarahnya.

"Bagaimana kalau kita makan dulu, baru nanti kita bicara lagi?" Allen berusaha mencairkan suasana antara Dave dan Nathan.

"Aku tidak suka sushi... " ucap Nathan. Dave langsung menatapnya kesal.

"Setelah dari sini kita makan burger, aku juga ingin makan burger. Dulu aku pernah bekerja di restoran cepat saji... Di sana burgernya enak..." ucap Allen menghibur Nathan.

"K-kita makan burger sekarang saja! Kenapa harus nanti? Lagi pula sushi itu sehat! Banyak proteinnya!" kesal Dave yang tak terima Allen akan makan siang berdua dengan Nathan.

"Ku kira kau suka sushi..." ucap Allen.

"Tidak lagi! " kesal Dave sambil memalingkan wajahnya.

"Aku juga tidak suka burger lagi! " Nathan ikut memalingkan wajahnya.

Allen hanya menghela nafas melihat adik dan kakak yang tiba-tiba moody begini.

"Aku ingin sushi dan burger, bagaimana kalau kita bungkus semuanya dan makan di rumah bersama-sama? " tanya Allen agar mendapat titik temu.

"Aku mau! " seru Dave dan Nathan bersamaan.

"Tapi ini karena kau yang memaksa!" ucap Dave dan Nathan bersamaan lagi.

Allen mengangguk sambil tersenyum. Lama-lama Allen terbiasa di kambing hitamkan oleh Dave dan sekarang bertambah dengan Nathan juga. [Next]



Author

dasp world

Agensi kepenulisan dan penerbitan cerita fiksi online.