Akhirnya
Dave menghabiskan waktu seminggu full untuk bulan madu bersama Allen. Awalnya
Dave hanya ingin sehari atau dua hari saja tapi ternyata ia tak bisa menolak
godaan melihat Allen menggunakan semua pakaian nakal yang ada di lemarinya.
Allen memuaskan seluruh fantasi liar Dave yang belum pernah tersalurkan dan
yang paling penting Dave tak perlu repot menggunakan kondom. Memberikan sensasi
yang lebih lagi untuk Dave nikmati.
"Kau
harus bekerja Tuan, berhentilah bermalas-malasan... " ucap Allen yang sambil
menyiapkan sarapan.
Dave
menghela nafas. "Apa aku membuat ruangan khusus untukmu di kantorku?"
tanya Dave dengan malas karena harus pergi bekerja.
"Tidak
perlu, aku akan menunggumu pulang. Seperti biasanya, sudah pergilah ke
kantor... " ucap Allen lalu menyajikan sandwich daging buatannya.
Dave
kembali menghela nafas. "Aku lelah Allen... " keluh Dave.
"Pergilah
bekerja Hubby... " bukuk Allen dengan suara lembut dan manja.
Dave
langsung menangkup wajahnya yang bersemu karena di panggil Hubby oleh Allen.
"Hari ini aku kerja, tapi bukan karena mengikuti perintahmu ya! "
ucap Dave sambil meninggikan suaranya karena salah tingkah.
Allen
tersenyum sambil mengangguk. "Hubby mau makan siang di mana?" tanya
Allen lalu ikut duduk berhadapan dengan Dave.
"Kalau
kau memasak aku makan bersamamu."
"Hubby
mau aku masak apa?" tanya Allen lalu bangkit dari duduknya untuk melihat
ada bahan masakan apa saja di kulkas.
"Kita
makan di luar saja. Aku akan menyuruh orang menjemputmu," putus Dave.
Allen
mengangguk. "Oke aku akan bersiap-siap..." jawab Allen.
"Tidak
usah siap-siap, biasa saja! Jangan sok cantik! Kau ini tidak menarik
paham?!" omel Dave yang jadi makin protektif dan mudah cemburu pada Allen
tapi enggan mengakuinya.
Allen
mengangguk sambil tersenyum berusaha memahami Dave yang tak pernah mau berterus
terang pada perasaannya. "Tapi aku hari ini sebenarnya ingin ke
supermarket... " ucap Allen.
"Nanti
saja, setelah aku pulang kerja!" potong Dave yang masih saja ketus.
Allen
menahan tawanya lalu mendekat dan mengecup pipi dan kening Dave. Dave hanya
diam terkejut mendapatkan ciuman mendadak.
"A-aku
berangkat dulu... " pamit Dave yang langsung keluar setelah menghabiskan
sarapannya.
Allen
menghela nafas lalu merapikan dapur dan ruang makan, lalu berlanjut membersihkan
apartemennya. Kegiatannya selain memuaskan Dave hanya membersihkan apartemen,
memasak, berbelanja, dan tadi bertambah membantu Dave bersiap pergi kerja.
Tidak ada yang sulit apa lagi Allen mengerjakannya dengan bahagia.
Di
sela-sela kesibukannya membersihkan tiba-tiba bel pintu apartemennya di tekan
berkali-kali entah oleh siapa, dengan cepat Allen membukakan pintu dan
mendapati Penelope yang datang bersama Nathan dengan tas dan kopernya. Allen
begitu terkejut, apa lagi ia belum membereskan kamarnya yang masih terpisah
dengan Dave.
"Aku
tidak akan lama, aku hanya menitipkan Nathan..." ucap Penelope lalu
mendorong Nathan masuk lalu pergi begitu saja tanpa berbasa-basi lagi.
Nathan
menahan tangisnya sambil memalingkan wajahnya dari Allen. Allen tak paham
kenapa Penelope meninggalkan Nathan sendirian begini, jadi Allen mengajaknya
masuk ke dalam terlebih dahulu.
"Aku
tidak papa, aku tidak sedih... " ucap Nathan berusaha menyembunyikan
perasaannya.
Allen
tersenyum lalu memeluk Nathan. Nathan langsung menangis tersedu-sedu dalam
pelukan Allen. Nathan terus bicara sambil menangis, tapi suaranya tak jelas
karena tangisannya lebih keras. Tapi Allen tetap mengelus punggung Nathan
dengan lembut agar Nathan tenang.
"Allen
aku anak baik kan?" tanya Nathan.
Allen
langsung mengangguk. "Iya Nathan anak baik. Kau pria favoritku setelah
Dave," puji Allen membesarkan hati Nathan.
Nathan
berusaha menahan senyum sumringahnya, tapi karena tidak tahan ia memalingkan
wajahnya. "Meskipun Allen memujiku seperti itu aku tidak senang sama
sekali! " teriak Nathan berusaha menyembunyikan perasaannya.
Allen hanya
tertawa kecil mendengar ucapan Nathan lalu memeluknya lagi. "Oh iya
sepertinya aku punya ice cream. Kau mau?" tanya Allen lalu menurunkan
Nathan dari pangkuannya.
Nathan
langsung mengekori Allen. Nathan suka sekali ice cream tapi ia malu untuk
mengakuinya. "Aku mau ice cream karena kau memaksaku ya... " ucap
Nathan gengsi pada Allen.
Allen
terkekeh mendengar ucapan Nathan. Benar-benar 11:12 dengan Dave bila sendang
menyembunyikan perasaanya. "Kau mirip sekali dengan Dave... " ucap
Allen lalu memberikan sendok dan wadah ice cream 500ml miliknya.
"Aku
akan jadi lebih baik dari Dave!" ucap Nathan semangat.
Allen
mengangguk lalu meninggalkan Nathan dengan ice creamnya untuk mengabari Dave
soal kedatangan Nathan. Tapi belum ia menelfon bel apartemennya kembali
berbunyi. Allen langsung membukakan pintu melihat supirnya sudah datang.
"Tunggu
di bawah sepuluh menit lagi aku datang... " perintah Allen lalu kembali
masuk untuk bersiap-siap. Allen juga memindahkan kertas surat-surat
perjanjiannya dengan Dave sebelum pergi. Karena bingung menyimpan dimana
akhirnya Allen menitipkannya sejenak di atas meja kerja Dave. "Nathan, ayo
ikut makan siang bersama. Dave juga menunggu di sana," ajak Allen.
Nathan
langsung menutup wadah ice creamnya dan meletakkan sendok bekasnya di wastafel
seblum berangkat bersama Allen. Allen juga membantu Nathan mengembalikan ice
cream ke dalam freezer dan bersiap pergi bersama.
Tidak
banyak persiapan Allen hanya menggunakan sepatu cats dan membawa tasnya. Itupun
isinya hanya ponsel dan beberapa lembar uang. Nathan juga hanya menggunakan
sepatunya kembali. Allen juga lebih mirip seperti ABG yang sedang keluar makan
siang sambil mengasuh adiknya dari pada seorang istri karena menggunakan celana
pendek dan kaos oblong milik Dave.
"Nathan,
mana ibu?" sambut Dave begitu melihat Nathan ikut datang bersama Allen.
"Ibu
bilang sekarang aku tinggal di rumahmu karena aku anak nakal... " ucap
Nathan memberitahu Dave. "Tapi Allen bilang aku anak baik... " Nathan
memberikan pembelaan.
Dave
menepuk keningnya. Kejadian serupa terulang kembali. Dave hanya bisa
geleng-geleng kepala melihat Nathan yang benar-benar di buang persis sepertinya
dulu. "Sekolahmu?" tanya Dave.
Nathan
menggeleng pelan. "Ibu bilang kau akan mengurus semuanya..." jawab
Nathan.
"Wanita
itu..." geram Dave pelan. Allen langsung menggenggam tangan Dave agar Dave
sedikit menahan amarahnya.
"Bagaimana
kalau kita makan dulu, baru nanti kita bicara lagi?" Allen berusaha
mencairkan suasana antara Dave dan Nathan.
"Aku
tidak suka sushi... " ucap Nathan. Dave langsung menatapnya kesal.
"Setelah
dari sini kita makan burger, aku juga ingin makan burger. Dulu aku pernah
bekerja di restoran cepat saji... Di sana burgernya enak..." ucap Allen
menghibur Nathan.
"K-kita
makan burger sekarang saja! Kenapa harus nanti? Lagi pula sushi itu sehat!
Banyak proteinnya!" kesal Dave yang tak terima Allen akan makan siang
berdua dengan Nathan.
"Ku
kira kau suka sushi..." ucap Allen.
"Tidak
lagi! " kesal Dave sambil memalingkan wajahnya.
"Aku
juga tidak suka burger lagi! " Nathan ikut memalingkan wajahnya.
Allen hanya
menghela nafas melihat adik dan kakak yang tiba-tiba moody begini.
"Aku
ingin sushi dan burger, bagaimana kalau kita bungkus semuanya dan makan di
rumah bersama-sama? " tanya Allen agar mendapat titik temu.
"Aku
mau! " seru Dave dan Nathan bersamaan.
"Tapi
ini karena kau yang memaksa!" ucap Dave dan Nathan bersamaan lagi.
Allen mengangguk sambil tersenyum. Lama-lama Allen terbiasa di kambing hitamkan oleh Dave dan sekarang bertambah dengan Nathan juga. [Next]
0 comments