Bab 34 – Diusir
Kevin hanya
diam menatap Dave yang pergi meninggalkannya babak belur begitu saja. Kevin
sadar apa yang ia lakukan salah. Dave memang baik dan begitu mengayominya. Tapi
Dave hanya melakukan apa yang seharusnya di lakukan seorang kakak pada adiknya.
Kevin sadar tak seharusnya ia menyampaikan perasaan terlarangnya itu pada Dave.
Tapi Kevin
tetap merasa apa yang ia rasakan adalah hal benar. Dave begitu baik padanya,
begitu memanjakan dan mensupport segala yang ia lakukan. Dave juga selalu ada
untuk melindungi dan membelanya. Hanya Dave yang selalu ada bahkan ketika Kevin
terpuruk dan menghapus semua kontak di ponselnya, ia hanya menyisakan nomor
Dave untuk di simpan karena memang Dave yang selalu ada dan sabar dengan segala
sikapnya.
Meskipun
dari orang tua yang berbeda dan terpaut usia cukup jauh. Kevin tak pernah
merasa bila Dave tak menyukainya. Sejak awal Dave selalu menyayanginya,
mengajaknya bermain, belajar bersama tanpa membedakan apapun. Bahkan di depan
Antonio pun Dave tetap baik padanya meskipun Antonio kerap menganak emaskan
Dave.
"Kau
boleh mengejar mimpimu, kalau Ayah tidak setuju biar aku saja yang mencari
biayanya... Kau belajar saja... " ucap Dave ketika Kevin putus asa dan
ingin menyerah sebagai dokter anak.
Pilihannya
menjadi dokter anak juga karena Dave. Dave yang selalu diam-diam menangis saat
malam hari dan terus mencoba menghubungi Penelope tiap malam yang begitu rutin
di lakukan Dave hingga ia lulus SMA. Kevin melihat dalam kehangatan Dave
tersimpan kekosongan yang dingin. Dave selalu menjadi anak kecil yang kesepian
dalam keramaian.
"Aku
ingin membuat sebuah tempat yang nyaman untuk anak-anak... " ucap Dave
saat ulang tahunnya yang di rayakan sederhana bersama Kevin.
Kevin ingin
mewujudkan apa yang di impikan kakaknya itu. Kevin ingin menghabiskan sisa
waktunya bersama Dave merawat anak-anak. Tapi sekarang impian yang tinggal
selangkah lagi dapat Kevin wujudkan itu hancur begitu saja.
Dave lebih
untuk menikah dengan Allen dan berkeluarga secara serius dengannya. Dave juga
sibuk dengan Nathan yang memiliki latar belakang mirip dengannya dan yang
paling fatal dari semuanya Dave marah atas pernyataan cinta Kevin. Dave memilih
mewujudkan mimpi kecilnya sendiri dan ketakutan paling besar Kevin benar-benar
muncul. Dave tak menginginkannya lagi, bahkan sedikitpun tidak. Dave memilih
langkahnya sendiri dan mau tidak mau Kevin harus menerima kenyataan bila ia di
tinggalkan.
Kevin kalah
telak dari Allen. Meskipun sebenarnya dari hati Kevin ia menyadari bila Allen
adalah wanita yang baik dan penyayang sesuai dengan apa yang di inginkan
kakaknya ia tetap merasa tidak terima. Meskipun Kevin banyak melihat perubahan
pada kakaknya yang jadi lebih hangat dan ceria saat bersama Allen, Kevin tetap
tak terima dan merasa kalah saing. Sudah 19 tahun ia bersama Dave dan tiba-tiba
posisinya di geser oleh Allen yang baru beberapa hari bertemu Dave terasa
sangat tidak adil.
"Anakmu
sudah gila. Bisa-bisanya dia mencelakai menantu dan calon cucuku lalu
menyatakan cinta pada anakku. Sementara dia sadar dia ini seorang laki-laki.
Ini terlalu keterlaluan... Cukup sekali aku menutupi aibmu ketika kau ketahuan
bercinta dengan profesor Robert waktu itu! Aku sudah muak dengan kelakuan
anakmu itu!" omel Antonio pada Helga dan Kevin setelah ia mendapat laporan
atas kejadian Dave yang berkelahi dengan Kevin di rumah sakit.
"Sayang...
Kevin tidak bermaksud seperti itu... Kevin hanya terlalu mengagumi Dave itu
saja... " Helga berusaha membela putarannya.
Kevin yang
sedari tadi menundukkan kepalanya penuh sesal langsung bangun dan memandang
Antonio. "Pertama, profesor Roberts yang memaksaku. Kedua, aku memang
mencintai kak Dave sejak aku tau apa itu cinta. Hanya kak Dave yang ada dalam
hatiku hingga kini. Hingga aku mati nanti! " ucap Kevin langang dengan
mata yang berkaca-kaca namun tetap berusaha terlihat tegar untuk melawan
Antonio.
Antonio
langsung menampar wajah Kevin. "Pergi dari sini! Kau tidak layak hidup di
rumah ini selama kau masih mencintai Dave seperti itu!" usir Antonio
dengan tegas.
"Jangan!
Jangan usir anakku. Dia hanya sedikit khilaf, perasaannya itu baik, bukankah
sesama saudara harus saling menyayangi?" ucap Helga mengiba pada Antonio
agar tidak mengusir Kevin.
Kevin
langsung pergi dari kamar orang Tuanya dan buru-buru mengemasi
barang-barangnya.
"Kevin!
Nak... Bilang pada ayahmu kau tidak mencintai Dave... Bilang kau tidak
menyukainya nak... " Helga mengejar Kevin sambil membujuknya.
Hanya Helga
yang berusaha keras mempertahankan Kevin agar tetap tingal. Bahkan Kevin yang
di pertahankan tidak mau mempertahankan dirinya untuk tinggal. Ia tidak mau
mengingkari perasaannya atas Dave. Kevin memilih pergi daripada harus tinggal
dan terus membohongi perasaannya.
"Kau
boleh bohong padaku, kau boleh bohong pada semua orang, tapi kau tidak boleh
bohong pada dirimu sendiri, pada perasaan dan hati kecilmu... Karena hidup
hanya sekali dan akhirnya kau akan sendirian dan memeluk dirimu sendiri...
" ucapan Dave saat menyemangati Kevin yang menyembunyikan kertas hasil
ujiannya dulu saat SD terus terngiang di kepala Kevin yang menjadi penguatnya
atas segala yang ia lalui sekarang.
"Maaf
ma, aku akan pergi. Tapi aku akan rajin menghubungimu.... Aku akan baik-baik
saja. Aku laki-laki yang mencintai seorang pria hebat... " ucap Kevin
berpamitan pada Helga.
Helga geleng-geleng kepala mendengar ucapan Kevin lalu menampa pipinya. "Mama tidak membesarkanmu untuk menjadi seorang gay! " ucap Helga kecewa sambil menangis.