Allen masih
saja memikirkan panggilan apa yang tepat untuk memanggil Dave selain Tuan Dave.
Tuan Dave rasanya adalah panggilan terbaik yang bisa menyadarkan Allen kalau ia
dan Dave tak mungkin bersama. Menyadarkannya kalau ia dan Dave hanya bersandiwara.
"Kau
siap?" tanya Dave sambil berjalan bersama Allen menuju altar sebelum ia
benar-benar sah menjadi suami isteri.
Allen
bertemu dengan keluarga inti Dave. Ayahnya, ibu dan ibu tirinya, adik-adiknya,
dan banyak karyawan inti seperti sekertaris dan asisten yang hadir untuk
memberi selamat. Antonio tak mempermasalahkan soal kejelasan keluarga Allen.
Karena Dave sudah memberi tahu bila Allen adalah seorang yatim piatu dan
tinggal di panti yang sudah di gusur.
Hanya bunda
Anne yang ingin sekali Allen undang tapi sayang beliau sudah meninggal beberapa
bulan lalu setelah panti di gusur. Tapi meskipun begitu Allen senang bisa
melaksanakan pernikahan bersama Dave dan meskipun ini hanya pura-pura Allen
tetap terharu begitu pula Dave. Bahkan Dave tremor saat harus memasukkan cincin
ke jari manis Allen karena gugup.
Pernikahan
ini palsu, hanya sebatas kontak. Tapi bagi Allen maupun Dave, pernikahan kali
ini terasa sangat nyata. Keduanya seketika melupakan sejenak bila mereka adalah
pasangan palsu yang di ikat oleh kontrak. Allen tetap berjanji akan selalu
setia dan ada untuk Dave dalam keadaan apapun. Begitu pula Dave yang rasanya
benar-benar melabuhkan hatinya pada Allen.
"Istriku...
" bisik Dave lalu mencuri ciuman dari bibir Allen di hadapan keluarganya.
Allen
tersipu malu lalu menundukkan pandangannya.
"Kau
lebih cantik dari biasanya... " puji Dave yang makin membuat Allen
tersipu.
Dave juga
tak ingin melepaskan genggaman tangannya dari Allen sedari tadi. Pandangannya
juga tak pernah jauh-jauh dari Allen yang terlihat anggun dengan gaun
pernikahannya. Allen yang tak banyak memakai riasan sesuai permintaan Dave
ternyata tetap terlihat cantik dan menawan.
Helga
senang memiliki menantu seperti Allen yang di rasa benar-benar bisa menjinakkan
Dave dan membawanya berhenti dari kebiasaan buruknya. Antonio juga senang
karena Allen bisa membuat Dave mau berkomitmen dan berharap bisa segera menimang
cucu. Hanya Penelope yang tampak tak senang dengan pernikahan Dave dan Allen.
Penelope sudah merancang masa depan putranya dengan putri dari keluarga Hadwil
yang rasanya lebih pantas dari pada Allen.
Kevin
Mcclain, adik Dave dari pernikahan ayahnya dengan Helga Culkin terlihat berurai
airmata anatara sedih dan bahagia karena kakaknya menikah. Daniel terlihat
dingin seperti biasa, meskipun sedikit sedih karena tahu bila Dave benar-benar
straight dan serius menikah.
"Dave,
ayah benar-benar mengharapkan agar kalian cepat memberikan cucu, penerus
keluarga kita nantinya," ucap Antonio antusias.
"Mama
juga tidak sabar ingin segera menimang cucu dari kalian," ucap Helga ikut
antusias.
Dave dan
Allen hanya tersenyum sambil mengangguk saja saat Antonio dan Helga terus
membahas cucu padahal mereka benar-benar baru saja menikah. Dave senang
keluarganya benar-benar bisa menerima Allen, Allen sendiri juga senang akhirnya
menemukan kehangatan keluarga yang sebelumnya tak pernah ia rasakan.
"Akan
ku kirimkan banyak gaun malam setelah ini... " ucap Helga sambil berkedip
memberi kode pada Allen yang membuat Dave juga Allen tersipu-sipu.
Ingin
sekali Allen menjawab, tidak perlu itu Dave juga sudah senang bercinta
dengannya. Tapi Allen tak cukup yakin dan tak cukup berani mengucapkannya.
"Sebentar
aku mau ke kamar mandi... " ucap Dave lalu beranjak dari duduknya sambil
mengecup kening Allen sebelum pergi ke toilet.
Allen terus
di goda Helga dan Antonio yang tampak begitu tak sabar menerima cucu. Kevin
hanya diam dan masih sedih kakak satu-satunya yang dekat dengannya sudah
memiliki keluarga sendiri. Meskipun Helga dan Antonio sudah menjelaskan bila
Dave tetap kakaknya dan menikah tidak akan banyak merubah Dave, tapi Kevin
masih tampak lesu.
Daniel yang
merasa kehadirannya tidak penting dan dari tadi tidak di ajak bicara langsung
pergi setelah menghabiskan separuh makanannya. Nathan memang tidak dekat dengan
Daniel yang selalu menyalahkannya atas segala hal, jadi tidak terganggu bila
Daniel pergi duluan. Nathan senang-senang saja dengan pernikahan Dave dan
Allen, apa lagi Allen juga ramah dan membantunya beberapa kali saat makan.
Seperti memotongkan daging steak di piringnya atau mendekatkan jus jeruknya.
Sementara itu Penelope masih saja tak mempercayai hubungan Dave dan Allen
benar-benar hubungan serius. Penelope menaruh banyak prasangka buruk dan sama
sekali tak mempercayainya sama sekali. Apa lagi background keluarga Allen tidak
jelas dan Allen dari kalangan ekonomi bawah. Makin rendahlah Allen di mata
Penelope.
"Aku
permisi ke kamar mandi sebentar... " ucap Allen meminta izin.
"Wah
ini! Ga bisa di tinggal suami lama-lama... " goda Antonio sebelum Allen
pergi yang lagi-lagi membuat Allen tersipu malu.
Tak
berselang lama setelah Allen pergi ke kamar mandi, Penelope juga ikut pergi
tanpa pamit apapun. Penelope membuntuti Allen ke kamar mandi. Penelope hanya
diam menunggu Allen selesai di toilet sambil bercermin di depan wastafel.
"Ibu...
" ucap Allen begitu mendapati Penelope yeng menatapnya dari pantulan
cermin di depannya.
"Penelope,
panggil aku Penelope. Aku bukan ibumu," saut Penelope cukup ketus.
Allen
tersenyum sambil mengangguk lalu menyalakan kran wastafel di samping Penelope.
"Berapa
Dave membayarmu?"
Deg! Allen
terkejut dengan pertanyaan Penelope. Selain ia jadi sadar bila ini semua hanya
pura-pura, Allen juga takut bila Penelope tau bila ia dan Dave hanya
berpura-pura.
"Apa
yang kau tawarkan pada putraku hingga mau memungut serangga kotor
sepertimu?"
Allen
menundukkan pandangannya tak berani membalas ucapan Penelope atau membantahnya.
Allen bingung harus membela dirinya bagaimana.
"Kau
tidak lebih dari pelacur yang sedang menipu seorang pria kesepian seperti Dave.
Kau hanya mencintai harta yang Dave punya, kau pasti sedang berpikir untuk
hidup enak dengan kekayaan yang Dave punya kan?!" tuduhan demi tuduhan di
lancarkan Penelope pada Allen.
Allen
menggeleng pelan. "Aku benar-benar mencintai putramu... " ucap Allen
jujur.
"Berhentilah
bersandiwara. Cepat pergilah dari Dave dan berhentilah menjadi beban."
Allen tak
percaya, di pernikahannya yang belum lewat 24 jam ia sudah di suruh bercerai.
"Kubur
saja harapanmu untuk memberikan cucu pada Antonio. Mereka tidak akan suka
mendapat cucu dari hasil iuran banyak pria. Kau masih muda, seringlah
mengangkang untuk banyak pria agar cepat kaya..." sindir Penelope sebelum
meninggalkan Allen yang sudah siap menangis.
"Ibu,
apa ibu bicara dengan Allen?" tanya Dave mencegat ibunya yang berpapasan
dengannya di kamar mandi.
"Hanya
pembicaraan kecil antara ibu mertua dan menantu miskinnya... " jawab
Penelope sarkas lalu pergi begitu saja.
Dave
langsung masuk ke dalam kamar mandi wanita, benar saja ia mendapati Allen
sedang berdiri di cermin setelah mencuci tangannya dengan mata yang
berkaca-kaca.
"Lupakan
apa yang di ucapkan ibuku. Jangan di pikirkan, dia memang seperti itu... "
ucap Dave lalu memeluk Allen dan memaksanya berhadapan dengannya.
Air mata
Allen langsung jatuh saat Dave menangkup kedua pipinya yang tirus. "Tidak
apa-apa, kurasa yang dia ucapkan ada benarnya juga."
Dave
mendengus kesal lalu memagut bibir Allen dengan lembut agar Allen berhenti
mengucapkan sesuatu yang menyakitkan harinya sendiri. "Aku lebih
mengetahuimu dari pada siapapun, aku suamimu. Jadi berhentilah mendengarkan
orang lain. Fokuslah padaku! Ini perintah! " ucap Dave otoriter.
Allen
mengangguk patuh. "Tuan Dave, aku benar-benar mencintaimu... " aku
Allen.
Dave
membelalakkan matanya, Dave ingin waktu berhenti dan mundur sedikit agar ia
bisa merekam pengakuan Allen yang jelas tak bisa ia lakukan. Dave bingung harus
bereaksi bagaiman, pengakuan Allen terlalu mendadak dan Dave masih takut jatuh
cinta atau mencintai orang lain.
"Ha...
Ha... Ha... " Dave tertawa dengan canggung. "T-tadi kita sudah
mengucapkannya di depan altar kan? Tentu saja aku tau bila kau
mencintaiku."
Allen
langsung tersenyum, selain menutupi perasaannya Allen juga menertawakan
perasaan bodohnya. Sudah jelas ia hanya berpura-pura kenapa ia malah serius
menjalaninya. "Begitu ya... " ucap Allen lalu berjalan keluar dari
kamar mandi di ikuti Dave.
Sungguh bukan itu yang ingin Dave katakan. Tapi Dave tak yakin apa yang ingin ia katakan. Dave juga tak yakin bila Allen serius dengannya, bisa saja Allen menyatakan karena Penelope baru saja menekannya atau karena terbawa suasana setelah menikah barusan. [Next]
0 comments