0
Home  ›  Chapter  ›  One Night Stand

Bab 51 – Bercocok Tanam

Beli Karya

Bab 51 – Bercocok Tanam-1

Allen menghabiskan malam sambil bertukar cerita dengan nyonya Park. Nyonya Park bahkan sampai memesankan ayam goreng agar Allen betah mendengar ceritanya. Allen dan nyonya Park juga sudah menyiapkan planning kegiatan yang akan mereka lakukan besok.

"Aku sudah menyimpan bibit bunga matahari ini begitu lama, besok aku ingin mencoba menanamnya... " ucap nyonya Park sambil menunjukkan toples kecil berisi biji bunga matahari.

"Wah bunga matahari! Dulu panti asuhanku punya banyak bunga matahari. Kami mempunyai peternakan hamster jadi kami menanam banyak tanaman biji-bijian... Lama sekali aku tidak melihat bunga matahari... " ucap Allen semangat.

"Hansol sangat suka bunga matahari, tapi sejak kami pindah aku tidak pernah sempat menanam bunga matahari untuknya... Hansol juga sibuk bekerja... " ucap nyonya Park mengingat masa kecil putranya.

"Biar besok aku saja yang menanamnya, lalu kita bisa merawatnya bersama-sama selanjutnya... " ucap Allen dengan senang hati bersedia menanam bibit bunga matahari untuk nyonya Park.

●●●

Pagi-pagi Julie sudah menyiapkan diri untuk menemui Dave ke apartemennya. Julie bahkan memakai parfum dengan aroma menggoda dan pakaian yang cukup sexy untuk menemui Dave. Tapi begitu ia sampai di apartemen Dave ia malah di sambut oleh seorang pelayan yang sedang bersih-bersih dan mengabarkan kalau Dave sedang sakit dan tinggal di rumah orang Tuanya sekarang.

Tak habis akal meskipun ia sempat bad mood. Julie langsung pulang untuk mengganti pakaiannya dengan pakaian yang lebih sopan agar  terkesan anggun juga meminta pelayan rumahnya untuk menyiapkan bubur dan beberapa buah untuk menjenguk Dave. Ini momen yang tepat untuk mencuri perhatian Dave juga keluarganya.

Julie sudah membayangkan ia akan menjadi seorang putri yang penuh perhatian dan kasih sayang yang akan mencuri hati Dave. Apa lagi dengan sikap Dave yang begitu tergila-gila pada Allen, terbayang jelas betapa sakit hatinya Dave sekarang. Momen yang sangat tepat datang sebagai seorang wanita yang akan membesarkan hati Dave dan menyembuhkan patah hati karena Allen.

Julie sudah senyum-senyum sendiri membayangkan betapa berterimakasihnya keluarga Dave karena ia berhasil mengembalikan Dave seperti sedia kala. Julie juga sudah siap bila ia harus menghadapi kemanjaan Dave atau errr... Kebinalan Dave nantinya. Baru membayangkannya saja Julie sudah berbunga-bunga sendiri.

"Apa sudah membuat janji dengan Tuan Dave?" tanya kepala pelayan yang menyambut kedatangan Julie.

"J-janji? Apa aku harus membuat janji untuk menjenguknya?" Julie balik bertanya.

"Sepertinya Anda belum membuat janji, Tuan Dave tidak ada di rumah... "

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

"B-bukannya Dave sakit, apa dia di rawat? " tanya Julie penasaran.

"Tuan Dave sedang dalam perjalanan ke Vatikan. Aku tidak tau sampai kapan pulangnya... "

"Benarkah? Untuk apa Dave ke Vatikan?"

"Maaf itu privasi Tuan Dave..."

"Tidak mungkin, aku arsitek rumahnya. Aku ingin menjenguk dan membicarakan soal rumahnya. Apa Dave benar-benar tidak ada di rumah?" Julie terus memaksa.

"Benar nyonya. Maaf, silahkan pergi bila tidak ada kepentingan lain... " usir kepala pelayan itu pada Julie.

Tak habis akal Julie langsung mengambil ponselnya untuk mengabari Dave. Tapi berkali-kali ia menelfon tak ada jawaban dari Dave.

"Nyonya, Tuan Dave tidak membawa ponsel kerjanya... " ucap kepala pelayan sambil menunjukkan ponsel Dave yang di bawakan salah seorang pelayan lain.

Julie langsung memasukkan ponselnya kedalam tasnya lalu langsung pergi dari rumah Dave sambil menahan malu dan marah karena tak bisa bertemu Dave. Rencana indahnya hilang seketika.

"Apa aku perlu menyusul Dave ke Vatikan? Tapi aku harus beralasan apa kalau dia tanya untuk apa aku ke Vatikan?" gumam Julie sambil menyetir pulang dan masih mencari cara untuk mendekati Dave.

Baca juga 28. Vol.3 : Chapter 11

●●●

Allen sibuk mencabuti rumput dan membersihkan taman kecil milik nyonya Park yang sudah lama tidak di urus. Baru setelah itu Allen mulai menanam bibit bunga mataharinya. Sementara nyonya Park menemaninya sambil duduk dan mengobrol dengannya.

"Aku akan mengambil air dulu... " ucap Allen lalu mengisi air ke alat penyiram tanaman.

"Apa kau pernah mencoba makanan korea?" tanya nyonya Park.

Allen langsung menggeleng. "Aku tidak suka makanan pedas... " jawb Allen.

"Tidak, tidak pedas. Hansol juga tidak suka pedas. Kalau aku yang membuatnya rasanya tidak pedas... " ucap nyonya Park yang memaksa ingin memasak untuk Allen.

"Kalau begitu aku suka... " jawab Allen.

"Setelah ini bantu aku memasak ya... " ajak nyonya Park.

Allen langsung mengangguk lalu buru-buru menyelesaikan aktivitas bercocok tanamnya.

"Aku pulang... " ucap Hansol dengan lemas.

"Loh sudah pulang! " sambut nyonya Park yang terkejut melihat kedatangan Hansol.

Hansol hanya diam lalu masuk ke kamarnya mengabaikan nyonya Park begitu saja. Perasaan Hansol benar-benar kacau, bahkan ia membanting pintu kamarnya dengan begitu keras hanya karena ia masih kesal pada cara Julie menolaknya di bandara. Di tambah lagi dengan sambutan dari nyonya Park yang membuatnya jadi makin kesal.

"H-hansol anak yang baik. Dia hanya sedang kelelahan saja... " ucap nyonya Park pada Allen berusaha menutupi perasaannya yang hancur karena sikap Hansol yang acuh padanya di tambah lagi bantingan pintu kamarnya.

Meskipun begitu Allen masih bisa melihat betapa sedihnya nyonya Park dan betapa sulitnya wanita tua itu menyembunyikan perasaannya. Menemani nyonya Park membuat Allen teringat pada Helga, Helga juga keibuan seperti nyonya Park. Allen jadi merindukan kebersamaannya bersama keluarga Dave. [Next]

Bab 51 – Bercocok Tanam-2


59
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share