Bab 27 – Makan Siang
"Nathan
aku ingin mengajak Allen pergi keluar negeri boleh ya? Hanya seminggu, tapi
kalau boleh dua minggu sih... Boleh ya? " ucap Dave meminta izin pada
Nathan yang sama sekali tidak memberikan pilihan untuk di tolak.
"Lalu
aku bagaimana?" tanya Nathan yang langsung sedih.
"Nanti
kau bisa tinggal bersama ayahku, atau aku bisa panggil pelayan. Nanti kalau kau
mau ku beri 700$ sebagai uang jajanmu."
Nathan
hanya menghela nafas dan hanya diam, perasaan Dave langsung tidak enak.
"ALLE_" Dave langsung membungkam mulut Nathan yang berteriak
memanggil istrinya.
"1000$
sehari selama aku pergi. Setuju ya?" Dave langsung memberikan penawaran
terbaiknya.
Nathan
langsung tersenyum sumringah lalu mengangguk.
"Good
boy! " puji Dave yang puas dengan kesepakatannya dengan Nathan.
Nathan
langsung berlari ke kamar Dave dan meninggalkan makanannya. Dave tak mau bila
adiknya bicara di luar skenario dan kesepakatan apa lagi belum ia briefing
terlebih dahulu langsung mengikuti Nathan ke kamar.
"Allen,
kau boleh ikut Dave pergi bekerja. Nanti aku menginap di rumah keluarga Dave...
" ucap Nathan sambil menghampiri Allen yang memakai sunscreen di depan
meja riasnya.
"Aku
tidak punya paspor... " ucap Allen yang membuat Nathan dan Dave langsung
melongo kecewa. "Aku sudah terfikir untuk ikut juga. Tapi ternyata aku
tidak pernah bepergian. Aku tidak punya paspor, jadi aku di rumah... "
sambung Allen lalu menoleh menatap Dave dan Nathan yang tampak begitu suram.
"1000$
ku... " gumam Nathan yang tidak jadi dapat uang besar dari Dave lalu
menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur dengan pasrah.
"Kenapa
kau tidak pernah bilang... " Dave begitu sedih begitu tau Allen tidak
punya paspor dan tidak ada waktu untuk membuat paspor.
Allen
meringis tidak enah hati melihat reaksi suaminya. "Aku lupa... Aku hanya
punya tanda pengenal kependudukan dan SIM... " ucap Allen.
Dave
langsung meraih dompet Allen lalu membawanya. "Akan ku urus masalah
pasport..." ucap Dave lesu.
Allen
menunggu Nathan dan Dave pulang untuk makan siang sembari berbelanja di
supermarket dekat apartemen Dave. Hari ini ia ingin memasak banyak protein dan
sesuatu yang manis untuk memperbaiki mood kedua pria yang tinggal bersama
Allen. Allen ingin membuat ayam panggang dan sup cream juga cookies coklat.
Jadi Allen berbelanja cukup banyak dan lama. Begitu sampai apartemen Allen
langsung bersiap memasak di dapurnya.
Allen
memulai dari yang mudah terlebih dahulu. Membuat sup cream dan memanggang roti
sebagai pendamping. Berlanjut mengolah empat kilo potongan ayam bagian dada dan
paha bawah. Sembari menunggu semuanya matang Allen membereskan baju kotor dan
merapikannya jadi satu sebelum petugas binatu datang untuk mengurusi baju kotor
di sana.
"Aku
pulang... " ucap Nathan. "Masuklah... " sambung Nathan
mempersilahkan temannya masuk.
"Cepat
sekali pulangnya. Ayam panggangnya belum matang... " sambut Allen.
"Halo
namaku Alex, aku teman sekolah Nathan... " Alex memperkenalkan diri.
"Halo
aku Allen, kakak iparnya Nathan..." Allen ikut memperkenalkan diri.
"Kalian lapar?" tanya Allen.
Alex
mengangguk begitu pula dengan Nathan.
"Cuci
tangan dulu, akan ku siapkan sup cream. Nanti kita makan ayam panggang
bersama-sama saat Dave sudah datang ya... " ucap Allen lalu mengambilkan
sup cream dan menyajikannya di meja makan untuk Nathan dan Alex.
"Sayang...
" sapa Dave yang pulang lebih awal bersama Kevin yang ikut makan siang
bersama. "Kevin ikut mak... " Dave kaget begitu melihat Nathan
mengajak temannya lebih awal. "Kita perlu membeli beberapa makanan lagi?
" tawar Dave.
"Tidak
perluku rasa aku memasak cukup banyak... " ucap Allen yang melihat tiba-tiba
ada banyak tamu yang datang ke rumah.
Kevin
menaikkan sebelah alisnya. "Siapa mau pizza?" tanya Kevin mengabaikan
Allen.
Allen dan
Dave hanya diam sementara Nathan dan temannya begitu antusias dengan tawaran
Kevin. Selama makan Nathan dan Alex mau memakan masakan Allen. Tapi keduanya
tetap menunggu pizza dan terus menanyakan soal pizza pada Kevin yang juga
menunggu pizzanya datang. Dave sendiri memilih makan masakan Allen meskipun
sesekali menawari Kevin.
"Terimakasih
makanannya. Enak sekali aku suka... " ucap Dave sambil membantu Allen
membersihkan piring.
"Jadi
sekarang kau memaksa kakakku untuk mengerjakan pekerjaan rumah juga?"
tanya Kevin pada Allen.
Allen
mengerutkan alisnya sambil menatap Kevin bingung lalu menyikut Dave.
"Tidak, aku tidak memaksa siapapun untuk mengerjakannya pekerjaan rumah...
" jawab Allen.
Dave
langsung menghela nafas sambil berkacak pinggang. "Kevin, kau ini...
"
"Ah!
Itu pizzaku datang! " potong Kevin sebelum Dave mengomelinya.
"Pizza!
Pizza! Pizza! " sorak Nathan dan Alex yang masih ingin pizza padahal sudah
makan sebelumnya.
"Tuan
Dave ke sana saja. Biar aku yang membersihkan... " ucap Allen pelan.
Dave
langsung memeluk Allen dari belakang. "Tidak, aku ingin menemani istriku
saja.... " jawab Dave sambil mengecup bahu Allen.
Allen
tersenyum lalu mengedikkan bahunya. "Kalau begitu tolong bantu aku
sekalian... " pinta Allen yang langsung di turuti Dave.
"Tadi
aku coba urus paspormu, tapi tetap memakan waktu sekitar dua minggu. Jadi aku
tetap tidak bisa mengajakmu..." ucap Dave sambil ikut mencuci piring.
"Tidak
apa-apa, lain kali kita bisa pergi berdua... " ucap Allen sambil menoleh
ke arah suaminya.
Dave
tersenyum lalu mengecup bibir Allen sekilas dan kembali mencuci piring,
sementara Allen terdiam karena terkejut Dave menciumnya secara mendadak.
"Apa
itu ayahmu?" tanya Alex pada Nathan sambil melirik Dave.
"Bukan,
dia kakakku..." jawab Nathan.
"Kalo
yang satunya?" tanya Alex yang masih penasaran dengan orang tua Nathan.
"Dia
juga kakakku, kalian kan sudah berkenalan. Dia istrinya kakakku... " jawab
Nathan.
Alex
mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Kau
mau bergabung bersama yang lain?" tanya Dave sambil mengeringkan
tangannya.
"Pinggangku sakit. Aku mau istirahat dulu. Kalian bersenang-senanglah... " ucap Allen lalu masuk ke kamar.