Bab 20 – Jatah Malam
Dave
akhirnya bisa tidur nyenyak di samping Allen setelah uring-uringan tak bisa
melepaskan hasratnya lagi. Tapi di tengah tidurnya Dave kembali terjaga ketika
menyadari Allen tidak ada di sampingnya. Karena Dave sangat mengangguk Dave
memilih menungggu Allen kembali, mungkin Allen sedang ke kamar mandi pikir
Dave. Tapi lama Dave menunggu hingga tidurnya tak jenak Allen tak kunjung
kembali. Mau tidak mau Dave bangun dan mengecek kamar mandi, tidak ada Allen.
Dave melangkah keluar baru ia melihat Allen yang sedang menikmati ice cream
sambil menonton TV.
"Tuan
Dave... Aku membangunkanmu?" sambut Allen begitu melihat Dave keluar
kamar.
Dave
menggeleng. "Kau tidak ada di sampingku jadi aku mencarimu... " jawab
Dave lalu duduk bersama Allen.
"Aku
lapar, jadi aku bangun... " jelas Allen lalu meletakkan ice creamnya di
meja.
Dave
mengecup pipi Allen. "Habiskan ice cream mu, ayo tidur lagi... " ajak
Dave lalu menguap dan bersandar di bahu Allen.
Allen
mengangguk lalu bangun untuk meletakkan ice creamnya ke freezer lagi. "Tuan
Dave ayo tidur... " ajak Allen sambil menarik tangan Dave.
Dave
mengangguk lalu mengikuti Allen dengan mengantuk dan langsung tidur di
posisinya. "Allen kemarilah aku ingin di peluk! " rengek Dave.
Allen
tersenyum senang dan geli mendengar Dave merengek manja padanya. Allen tak
menyangka seorang bos yang angkuh seperti Dave akan menunjukkan sisi manja
padanya.
"Allen...
" rengek Dave lagi sambil menghentakkan kakinya.
"Iya Tuan
Dave... " jawab Allen lalu memeluk Dave dan mengelus punggungnya dengan
lembut.
Dave langsung terlelap begitu Allen menuruti permintaannya. Dave senang akhirnya ia bisa bermanja-manja dengan Allen meskipun ia tak bisa dapat jatah untuk sementara waktu. Tapi bagi Dave cukup Allen menuruti kemanjaannya saja sudah baik.
"Ma,
sudah tau belum kalau Allen hamil?" tanya Kevin pada Helga saat sarapan
bersama.
"Allen
hamil? Serius? Oh my god!!! " Helga langsung mengambil ponselnya untuk
menghubungi Dave tanpa mendengar penjelasan Kevin lagi.
"Mama
apa tidak curiga dengan Allen dan kak Dave?" tanya Kevin tiba-tiba
menyinggung soal hubungan Dave. "Maksudku mereka baru menikah lalu
tiba-tiba hamil, mereka juga tidak pernah berpacaran sebelumnya. Aku tidak
yakin itu benar-benar anak Dave... "
"Kau
ini bicara apa?" tegur Antonio yang tak suka bila Dave mendapat tuduhan
tidak berdasar seperti itu. "Dave bukan pria bodoh, bila Dave mau
berkomitmen dan bertanggung jawab atas kehamilan Allen sudah jelas itu
anaknya."
Kevin
terdiam ingin membantah tapi ucapan ayahnya itu juga ada benarnya juga. Tapi
Kevin tetap tak mau percaya begitu saja dan masih ingin memberi jarak pada
Allen.
"Nanti
kita berkunjung ke tempat Dave saja. Aku ingin memastikan sendiri... "
ucap Helga begitu semangat bertemu dengan Dave dan menantunya.
"Oh
iya kemarin Nathan juga tinggal bersama kak Dave, ku dengar ibunya
menitipkannya tiba-tiba..." ucap Kevin sambil melahap roti isinya.
Antonio
menghela nafas panjang mendengar cerita soal anak Penelope yang lainnya. Dulu
Antonio ingat sekali bagaimana Penelope memaksa hak asuh atas Dave dan meminta
separuh lebih atas harta gono-gininya lalu tak berselang lama ia mengembalikan
Dave setelah seluruh harta sudah menjadi atas namanya. Sekarang terulang
kembali dengan Nathan.
"Oke
kalau begitu aku akan menyiapkan oleh-oleh untuk adiknya Dave juga..."
Helga begitu semangat. Helga memang suka anak-anak dan memanjakan mereka juga
salah satu hobi Helga.
"Apa
Allen dekat dengan adiknya Dave juga?" tanya Antonio.
Kevin
mengangguk pelan. "Mereka seperti keluarga kecil bagiku..." ucap
Kevin pelan. Ia masih saja tak rela kakaknya terikat komitmen dan membangun
keluarga baru tanpanya.
"Mama
jadi tidak sabar bertemu dengan mereka..." ucap Helga antusias lalu
langsung meninggalkan meja makan untuk mempersiapkan bawaannya nanti kerumah Dave.
Kevin hanya
diam dan enggan mengikuti antusiasme ibunya. Kevin juga suka anak-anak tapi
untuk kali ini ia tidak suka. Bahkan Kevin sengaja memperdalam ilmu kedokteran
anaknya hingga ke Amerika tapi ketika pulang dan mendapati kakaknya menikah dan
segera memiliki momongan Kevin merasa seperti di tinggalkan.
"Sayang
nanti kita ke tempat Dave saat makan siang oke. Jadi nanti sempatkan waktumu
ya... " ucap Helga yang kembali datang memberi tau Antonio dan Kevin.
"Aku
tidak ikut. Mama saja... " ucap Kevin lalu menyudahi makannya dan bersiap
pergi kerja.
"Ku
rasa Kevin masih marah karena Dave tiba-tiba menikah... " ucap Antonio
mengerti perasaan Kevin.
Helga
menghela nafas. "Mereka sangat dekat, aku tidak menyangka bila Kevin akan
marah selama ini... " ucap Helga sedih.
"Nanti lama kelamaan juga mereka akur kembali. Tidak usah khawatir, aku berangkat dulu ya... " ucap Antonio lalu mengecup bibir Helga sebelum pergi kerja.
"Jadi
aku boleh berhubungan intim?" tanya Dave to the poin setelah melihat kondisi
kesehatan istri dan janin di perutnya.
Allen
langsung menundukkan kepalanya, malu dengan pertanyaan suaminya yang begitu
blak-blakan.
"Boleh,
asal ibu tidak kelelahan dan menggunakan pengaman tidak masalah... " jawab
dokter.
Dave
langsung berdecak. "Aku tidak suka kondom... " keluh Dave yang
langsung di cubit Allen karena begitu blak-blakan lagi. "Oh iya tapi
kondisi janinnya bagaimana? " tanya Dave.
"Baik,
sehat. Sepertinya Allen sudah banyak makan dan jauh lebih sehat dari
sebelumnya... " ucap Dokter yang senang dengan progresif kesehatan Allen.
Dave lebih
banyak menanyakan soal apa saja yang boleh dan tidak di lakukan Allen. Makanan
sehat yang baik untuk Allen dan masih banyak lagi hingga menghabiskan waktu
hampir satu jam konsultasi.
"Allen
dengar! Kau tidak boleh kelelahan!" ucap Dave mengatur Allen begitu keluar
dari klinik setelah periksa.
"Tapi
aku sudah janji akan membuatkan Nathan puding... " ucap Allen sambil
berjalan ke mobil bersama Dave.
"Aku
saja yang belanja nanti. Kau di rumah saja! " perintah Dave kekeh.
"Bagaimana
kalau kita belanja bersama? Aku rindu berbelanja... " pinta Allen lembut.
Dave
menghela nafas. "Tidak bo... "
"Nanti
malam boleh dapat jatah... " potong Allen.
"Oke kita belanja! " seru Dave semangat.