Bab 55 – Kemanjaan Dave
Antonio
tampak tidak suka pada permintaan Allen yang terakhir. Tapi Dave dan Helga
tampak sangat berharap agar Kevin bisa kembali ke keluarga lagi. Apa lagi Allen
dan Dave yang di sakiti Kevin juga sudah memaafkannya. Antonio jadi tak bisa
menolakn permintaan itu.
"Baiklah,
tapi aku tak ingin memaksanya tinggal di sini," ucap Antonio mengalah.
Tampak
sekali wajah bahagia Helga dan Dave. Allen juga ikut senang bisa kembali
sedikit memperbaiki keretakan hubungan di keluarga Dave.
"Ini
salah satu alasan aku ingin menikahimu!" ucap Dave lalu mencium bibir
Allen di depan kedua orang Tuanya sebagai bentuk selebrasi.
"T-tapi
ada satu lagi yang ku inginkan... " ucap Allen pelan.
"Apa?
Mau apa lagi? Apapun boleh, aku setuju! " ucap Dave sesumbar.
"Kudengar
pernikahan akan lebih menyenangkan bila mempelainya berpisah terlebih dahulu
dan bertemu saat pemberkatan nanti... " ucap Allen pelan dan ragu akan di
setujui.
"Ide
bagus!" seru Antonio dan Helga bersamaan.
"TIDAAAAAKKKKK!!!
" seru Dave tak terima. "Kita baru bertemu, lalu kau meminta berpisah
dariku lagi?! Itu tidak adil!!! " tolak Dave yang kebakaran jenggot karena
permintaan Allen.
"Tapi
itu bagus Dave, pernikahan kalian akan terasa lebih sakral nanti... " ucap
Helga.
"Tidak!
Tidak mau! " tolak Dave kekeh.
"Berpisah
kamar saja kalau begitu. Sebentar hanya sebulan, mulai dari persiapan
pernikahan sampai pemberkatan saja, " ucap Antonio.
Dave tetap
tidak setuju. "Aku ingin menghamili Allen, bagaimana bisa aku
menghamilinya kalau aku teus berjauhan darinya! " protes Dave yang membuat
Allen tersipu malu.
"Tuan
Dave kau kan bisa melakukannya setelah kita menikah... " ucap Allen yang
membuat Dave makin cemberut.
●●●
Semua
permintaan Allen bisa di kabulkan kecuali permintaan untuk berpisah sejenak
dari Dave. Allen tak berani meminta atau memaksa Dave soal pemisahan sementara
itu. Bahkan menyinggung lagi pun Allen tak berani. Meskipun saat ngambek Dave
tetap minta di temani Allen dan Allen juga dengan senang hati menemani dan
melayani kemanjaan Dave.
"Tuan
Dave apa bisa kita bekerja di kamar saja?" tanya Allen yang sudah lelah
duduk di kursi taman menemani Dave bekerja sambil ngambek dan makan buah.
Dave
menghela nafas kesal tapi tetap menuruti permintaan Allen untuk pindah ke
kamarnya. Dave langsung mengunci kamar begitu ia masuk bersama Allen. Dengan
wajahnya yang tampak masih begitu marah Dave duduk bersandar di ranjangnya
sementara Allen tiduran di sampingnya sambil sesekali memeluknya ketika sudah
lelah mengganti channel TVnya.
"Aku
ingin bulan madu di pantai... " ucap Allen tiba-tiba. "Atau di
apartemen seperti dulu juga tidak apa-apa... " ralat Allen tiba-tiba.
"Pantai
mana yang ingin kau datangi?" tanya Dave sambil masih fokus pada berkas
yang ia tinjau.
Allen
mengheleng. "Tidak tidak jadi... " jawab Allen.
"Kau
mau ke mana? Pulai Jeju? Hawai? Bali? Sidney? Kemana?" cerca Dave sambil
menurunkan berkas yang ia baca.
"Tidak,
tidak jadi... " jawab Allen lalu ikut duduk agar sejajar dengan Dave.
"Hanya
karena aku menolak berpisah darimu sepanjang persiapan menikah, bukan berarti
kita tidak bulan madu Allen... " ucap Dave kesal.
"Tuan
Dave, kenapa kau tiba-tiba ingin aku hamil?" tanya Allen.
"Tidak
tiba-tiba, kita sudah lama menginginkannya. Selain itu kau bilang ingin punya
keluarga kecilmu sendiri kan? Yasudah aku ingin segera mewujudkannya.... "
jawab Dave lalu mencium bibir Allen yang banyak melawannya hari ini.
Allen
mengangguk pelan. "Aku jadi merindukan anakku... "
"Kita
bisa pergi kemakamnya nanti... " ucap Dave lalu meletakkan berkasnya di
atas laci agar bisa memluk Allen dengan leluasa dalam pangkuannya.
"Aku
masih sedih bila ingat... "
"Ssst!
Sudah. Ingat yang indah-indah saja... " potong Dave lalu mengecup bibir
Allen.
Allen
tersenyum lalu membalas kecupan Dave sambil meletakkan tangannya di bahu dan
sesekali mengelus dada bidang Dave. "I miss you... " bisik Allen lalu
mengecup Bibir Dave yang di balas dengan lumatan oleh Dave.
Dave terus
melumat bibir Allen sambil beradu lidah dengannya. Tangan Dave mulai menekan
punggung Allen agar semakin dekat dengannya sementara tangannya yang lain
mengelus pipi Allen merasa tak cukup puas dengan ciumannya dengan Allen.
"Emhhh...
" desah Allen pelan karena Dave begitu agresif hingga tak menyediakan
celah untuk mengambil nafas.
Dave juga
tak puas hanya beradu lidah dengan Allen. Dave beberapa kali menghisap lidah
Allen. Tangannya juga tak bisa behenti dan mulai menggerayangi pantat Allen
sambil meremasnya dengan lembut.
"Tuan
Dave... Permisi... Ada tamu... " ucap kepala pelayan Dave yang mengetuk
pintu kamar Dave.
Dave
perlahan melepas pagutannya begitu mendengar ada yang memanggilnya. "Argh!
Apa aku tidak boleh menikmati istriku sebentar saja! " geram Dave kesal.
Allen
tersenyum lalu turun dari pangkuan Dave meskipun dengan berat hati karena ia
juga sudah sangat merindukan suaminya itu.
"Tunggu
sebentar, aku akan menyelesaikan ini dengan cepat... " ucap Dave lalu
berjalan keluar kamarnya tanpa menunggu jawaban dari Allen. "Siapa yang
mencariku?" tanya Dave kesal.
"Nona
Julie... " jawab kepala pelayan itu dengan pelan. "Nona Julie sudah
mencari Tuan sejak Tuan pegi ke Vatikan... " ucap kepala pelayan lagi
sambil mengikuti langkah Dave yang begitu cepat dan terburu-buru menemui Julie.
"Halo
Dave... Aku membawakanmu makanan..." sapa Julie begitu melihat Dave.
Dave
langsung memberi isyarat pada pelayannya untuk membawa masuk buah tangan Julie.
"Bagaimana perkembangan rumahku?" tanya Dave.
"A-oh..
I-itu... Kalau tidak ada masalah akan selesai dua bulan lagi. Hansol membantuku
mengerjakannya jadi pasti lebih cepat dan sesuai ekspektasi. Dia juga yang
mengerjakan rumah keluarga Jenner... Well pasti akan bagus... " jawab
Julie.
"Aku
senang mendengarnya," Dave melihat kalender di atas meja ruang tamu yang
sempat ia pakai bekerja. "Emm... Aku akan melihat progresnya mungkin dua
atau tiga hari lagi..." sambung Dave lalu bangkit dari duduknya.
"Bagaimana
kabarmu?" tanya Julie berusaha menahan Dave.
"Baik.
Aku masih ada urusan penting. Sampai jumpa besok... " jawab Dave lalu
buru-buru masuk meninggalkan Julie begitu saja. "Sayaaaaang!!! "
teriak Dave begitu ceria berlari ke kamarnya.
Julie
terdiam bingung harus bagaimana setelah di campakan Dave. [Next]