BLANTERORBITv102

Bab 02 – Makan Malam

Sabtu, 08 Juli 2023

 


Lily Allen, namanya mirip seperti seorang penyanyi berkebangsaan Inggris. Tapi Allen sama sekali tidak mirip dengannya. Alamat rumahnya juga sudah pindah. Ia tidak tinggal di apartemen kecil kumuh itu lagi. Nomor teleponnya tidak ada, emailnya lama sekali tidak di balas. Bahkan Dave tidak pernah menunggu balasan email selama ini.

Dave kesal sekali tidak bisa menemukan Allen. Dia tinggal di kota yang padat tapi negaranya cukup kecil dan tidak termasuk negara kepulauan. Tidak mungkin Allen akan berpindah pulau, kota, atau negara dengan mudah. Dari informasi yang Dave terima, kondisi perekonomian Allen sangat memprihatinkan meskipun ia hanya menghidupi dirinya sendiri. Tapi kembali lagi, Dave tetap kesulitan mencari Allen.

"Dave, ibumu akan makan malam bersama keluarga kita. Apa kau bisa datang nanti?" tanya Antonio Mcclain pada putra sulungnya yang tak pernah pulang itu.

Dave diam menatap sebuah restoran burger cepat saji. Dave berencana akan ke sana dan menanyakan soal Allen. Tapi ia mengurungkan niatnya karena undangan mendadak dari ayahnya. "Ya, nanti aku ke sana... " jawab Dave dingin lalu mematikan sambungan telfonnya.

Kesepakatan besar biasanya terjadi di atas meja makan. Tapi kali ini Dave benar-benar tidak selera untuk bertemu Penelope. Dave juga merasa tugasnya sudah selesai, Penelope sudah resmi menjadi janda. Jadi tidak perlu lagi ada pertemuan dengannya.

Tapi di kepenatannya dalam berfikir tiba-tiba Dave di sadarkan karena sebuah motor pengantar makanan menabrak mobilnya dari belakang. Dave hanya memejamkan mata sambil geleng-geleng kepala, tak habis pikir bagaimana bisa ia di tabrak padahal sudah parkir dengan benar, bahkan di sekitarnya juga kosong.

"Permisi Tuan... " suara seorang wanita yang cukup familiar di telinga Dave sambil mengetuk kaca mobilnya. "A-aku akan mengganti biaya perbaikan mobilmu. T-tapi aku hanya membuatnya sedikit lecet saja."

"Kau! " pekik Dave dengan wajah sumringah melihat Allen yang ia cari selama ini ada di depan matanya.

"T-Tuan Dave... "

"Aku mencarimu kemana saja. Kau dimana?" ucap Dave begitu senang melihat Allen.

Allen hanya bisa meringis mendengar ucapan Dave yang tampak begitu senang bisa bertemu dengannya. "Aku bekerja di restoran itu." Allen menunjuk restoran cepat saji yang baru akan Dave datangi. "Aku mengantarkan makanan, delivery service..." Allen kembali meringis setelah menjelaskan pekerjaannya.

Dave menghela nafasnya. Akhirnya Dave menemukan jawaban kenapa begitu sulit menemukan Allen.

"A-aku ada sedikit tabungan, aku akan mengganti biaya kerusakan mobilmu... " ucap Allen masih membahas soal mobil Dave yang baru saja di tabraknya.

Dave menyodorkan ponselnya. "Nomormu, aku tidak mau kehilangan kau lagi... " ucap Dave sambil menyodorkan ponselnya yang baru saja ia keluarkan dari saku jasnya.

"Allen. Lily Allen... Hubungi aku saja bila ingin ganti rugi, jangan bosku... " ucap Allen memohon.

Dave hanya menatap Allen dengan sebelah alis terangkat. Sejak kapan ia memeras orang miskin, apa tampangnya terlihat seperti orang jahat? Lagi pula untuk apa pula Dave meminta ganti rugi, toh bila Dave mau ia bisa ganti dengan mobil yang lainnya. Tapi yang paling membuat Dave heran, apa Allen lupa kalau ia adalah pelanggan paling royal di bar tempatnya bekerja dulu.

"Ku traktir makan, burger kami enak sekali. Ada root beer juga." Bujuk Allen yang masih tidak enak hati sudah membuat lecet body mobil Dave.

Dave berdecak kesal. Baru kali ini Dave merasa sangat terhina oleh seorang perempuan yang sudah tak berdaya, miskin pula, sialnya perempuan itu juga yang membuatnya sukses merasa terhina. Dulu pernah sekali ada perempuan penghibur yang mencoba merendahkannya dengan menyinggung performa Dave di ranjang, Dave tak tersinggung sama sekali bahkan perempuan itu juga membandingkannya dengan pria lain. Tapi Dave sama sekali tak tersinggung dan cuek saja, Dave merasa wajar bila perempuan penghibur itu tahan lama karena jam terbangnya di ranjang sudah banyak.

Tapi berbeda dari semuanya Allen tidak begitu. Dave tidak sedang di puaskan Allen, Dave juga tidak sedang membeli Allen, paling tidak Dave membayar Allen untuk melakukan sesuatu. Ini sama sekali tidak. Allen tidak sedang dalam kendali uang Dave dan ini kali pertama seorang Dave Mcclain yang ketampanannya setara dengan model pria di majalah dewasa dan ke royalannya sudah terdengar hampir ke seluruh tempat hiburan malam malah di tawari traktiran oleh seorang wanita miskin yang sudah menggenggam tangannya dan memberikan pelukan hangat secara cuma-cuma. Pelukan hangat yang di inginkan Dave di hari ulang tahunnya, secara gratis. Gratis!

Dave bukan pria kere yang suka mencari barang gratisan dengan menceritakan kisah sedih hidupnya. Atau airmatanya agar mendapatkan hati para wanita dan menidurinya hanya dengan kata aku sayang kamu atau cinta ini hanya untukmu. Dave bukan pria seperti itu. Dave pria yang memilih dan membayar tiap pelayanan yang di berikan para wanita padanya. Apapun pelayanan yang ia berikan. Baik Dave suka maupun tidak atas pelayanan itu, Dave tak peduli ia akan tetap membayarnya. Dave suka ketika ia melihat para wanita datang padanya dan meminta sedikit uangnya dengan berbagai cara. Dave merasa sangat berkuasa dan tidak perlu khawatir akan wanita dan tingkahnya.

"Kenapa harus kau yang mentraktir? "

Allen menghela nafasnya lalu menatap Dave. "Pertama aku menabrak mobilmu hingga lecet, kedua Tuan jauh-jauh susah payah datang menemuiku, ketiga aku ingin Tuan tidak membahas masalah ini dengan bosku jadi kita perlu bicara."

Sial, alasan Allen cukup masuk akal untuk mentraktir Dave hingga Dave tak bisa menolak. Tapi jelas bila Dave setuju ini menyalahi prinsipnya. Wanita adalah barang!

"A-atau begini saja kita makan setelah aku selesai kerja nanti? Di bar biasanya, aku yang traktir..." Lagi dan lagi Allen mencoba mentraktir Dave.

"Allen, kalau aku mau aku bisa memberikan mobilku padamu secara cuma-cuma sekarang juga..."

"Baik, sedang dalam perjalanan... " bukan mendengarkan Dave yang sedang berusaha memulihkan harga dirinya Allen malah menerima telfon dari tempatnya bekerja. "Maaf bagaimana Tuan?"

Dave menghela nafas jengah. Ingin sekali Dave menelanjangi Allen sekarang lalu bercinta dengannya dan melemparkan gepokan uang pada tubuh Allen yang bermandikan cairan kenikmatan Dave.

"Aku tidak punya waktu, pokoknya kalau ada apa-apa kabari aku. Aku akan menemuimu, sampai jumpa! " Allen benar-benar pergi duluan meninggalkan Dave dengan sepeda motornya.

Gadis kere itu tak tau betapa liarnya pikiran Dave sekarang. Ia tak tau betapa berbahayanya Dave baginya kelak. Tapi Dave pikir-pikir lagi wajar bila Allen tak tau siapa dirinya. Mereka saja belum pernah berkenalan dengan baik, mengobrol dengan tenang dan saling mengenal. Dave hanya bisa menanggung malu sekarang, ia datang untuk membeli Allen paling tidak membayar pelukannya bukan mencari traktiran burger gratis.

Dave masih memikirkan soal Allen. Bahkan gadis itu bukan gadis yang menarik atau menggoda. Ia gadis biasa yang kebetulan ada di bar dan mendengarkan ceritanya lalu memberinya pelukan. Semua orang bisa melakukannya. Bahkan pelayan di rumah juga bisa. Tapi kenapa ia terus menghantui pikiran Dave.

"Dave... Dave... " panggil Antonio pada Dave yang asik dalam pergelutan batinnya sendiri.

"Ya?" saut Dave lalu meletakkan garpu dan pisau di tangannya sambil mengelap tangannya dengan serbet.

"Bagaimana apa kau mau di jodohkan dengan putri keluarga Hadwil?" tanya Antonio mengulang rencana yang dari tadi di jelaskan Penelope.

Dave menggeleng pelan dengan alis mengkerut tak setuju. "Kenapa harus aku?" protes Dave.

"Mau siapa lagi? Anak ibu yang paling besar hanya kau dan kau juga tau sendiri adikmu Daniel bagaimana. Mau Nathan? Nathan saja baru mulai sekolah.... " Penelope memaksa.

"Bu, aku tidak mau. Kau tidak perlu repot-repot mengatur hidupku sampai menjodohkan segala. Percintaanku baik-baik saja... "

"Dave kau sudah hampir 30 tahun dan belum menikah... "

"Apa aku harus menikah di umur 16 tahun sepertimu?"

Penelope menundukkan pandangannya berusaha menahan emosinya saat Dave melawannya. Seingat Penelope, Dave adalah bocah laki-laki penakut yang manja dan selalu menuruti perintahnya. Ini kali pertama Penelope mendengar Dave melawannya setelah 22 tahun berpisah.

"Aku sudah punya calon sendiri, tidak usah repot-repot menjodohkanku... " Dave bangkit dari duduknya setelah sukses membuat semua orang di meja makan terkejut kecuali Nathan yang tidak tau apa-apa.

"Siapa?" tanya Helga, ibu sambung Dave.

"Apa orang Tuanya kolega kita?" tanya Antonio yang tak bisa menyembunyikan keterkejutannya.

"Dia gadis biasa, aku menemukannya dan jatuh hati padanya. Aku berencana untuk menikahinya. Aku tidak peduli bagaimana latar belakangnya..."

Penelope kembali menundukkan kepalanya, kali ini untuk menahan tawanya. Jelas sekali Dave masih tidak pandai berbohong. Jelas-jelas ia tidak dekat dengan siapapun. Ia hanya suka bergonta-ganti pasangan untuk menikmati cinta satu malam.

"Baiklah kalau begitu, ku harap minggu ini bila memang kalian serius bisa segera menikah," putus Penelope yang berputar halauan untuk mengikuti permainan Dave. "Ibu harap gadis itu benar-benar ada dan bukan bualanmu. Ah iya Tuan Dave Mcclain tidak akan membual cerita murahan soal gadis biasa yang mencuri hatinya kan?" Penelope menantang Dave.

Dave menatap tajam ke arah ibunya itu lalu langsung pergi begitu saja meninggalkan jamuan makan malam yang bahkan belum selesai. Sekarang Dave hanya bisa merutuki kecerobohannya yang asal bicara itu. Jelas-jelas ia hanya ingin menghindari perjodohan dengan keluarga Hadwil, kenapa ia malah menyeret Allen yang selalu terbayang-bayang di kepalanya?!

Sekarang Dave jadi bingung sendiri bagaimana caranya agar ia bisa mengajak Allen untuk menikah. Jangan! Menikah terlalu sakral. Kontrak. Kontrak menjadi pasangannya dan berpura-pura menikah dengannya. Pilihan konyol itu terasa menjadi pilihan paling waras yang bisa Dave pikirkan. Tapi terlepas dari ide tolol cenderung gila di kepalanya, Dave punya PR lagi. Bagaimana cara membuat Allen mau ikut terlibat dalam idenya? Bagaimana cara Dave meyakinkan Allen dengab cerita murahannya ini? [Next]


 Baca juga : 


Author

dasp world

Agensi kepenulisan dan penerbitan cerita fiksi online.