Bab 30 – Berangkat
Dave
mengantar Allen terlebih dahulu ke rumah orang Tuanya setelah puas mendapat
banyak jatah sebelum pergi. Dave juga akhirnya dapat sebuah kissmark kecil di
lehernya yang terus ia pamerkan dalam selfie di ponselnya.
"Nanti
kamu di rumah saja, tidak usah pergi-pergi kemana-mana. Kalau bosan tidur,
kalau butuh apapun bilang ke pelayan yang ada di sana, kalau ingin belanja
online saja. Tidak usah tebar pesona sana-sini... " ucap Dave
mewanti-wanti Allen.
Allen
mengangguk lalu mengecup punggung tangan Dave yang dari tadi menggenggam
tangannya. "Tuan Dave jangan nakal juga kalau tidak ada aku... "
lirih Allen namun cukup jelas terdengar di telinga Dave.
Dave
langsung menatap Allen yang pertama kalinya menyampaikan sedikit
kecemburuannya. "Eh! Kau cemburu? Allen kau cemburu ya?" Dave begitu
senang tau bila Allen dapat cemburu padanya. "Kau terlalu posesif...
" ucap Dave senang sambil mengecup kening Allen lalu mendekapnya.
Allen hanya
menghela nafas. Padahal dari semalam Dave yang berlaku begitu posesif padanya,
sekarang Dave malah menuduhnya seperti posesif.
"Tenang
Allen, nanti aku akan menjauhi semua perempuan yang berusaha mendekatiku. Aku
pria yang setia! " ucap Dave membanggakan dirinya.
Allen
mengangguk lalu mendongakkan kepalanya untuk mengecup pipi Dave, tapi Dave
malah menecup bibirnya dengan lembut.
"Sudah
sampai Tuan... " ucap supir yang mengantar Dave dan Allen.
Seketika
mood Dave yang bagus langsung berubah begitu sampai di rumah mewah keluarganya.
Allen langsung mendongakkan kepalanya menatap bangunan tiga lantai yang
terlihat seperti istana di hadapannya. Allen tak menyangka ia akan tinggal di
rumah semegah ini.
"I-itu
rumah keluargamu?" tanya Allen gugup.
Dave
mengangguk sambil cemberut. "Cepat sekali sampainya, menyebalkan... "
kesal Dave lalu keluar dari mobil bersama Allen.
"Halo!
Anak ceweknya mama!" sambut Helga begitu ceria dan antusias melihat
kedatangan Allen.
Allen
tersenyum sumringah senang dengan sambutan hangat merTuanya.
"Mama
sudah siapkan kamar untuk Allen dan Nathan nanti, kau tidak perlu khawatir soal
mereka Dave..." ucap Helga lalu menggandeng Allen masuk.
Begitu
Allen dan Dave masuk beberapa pelayan langsung membungkukkan badan memberi
hormat sebagai sambutan atas kedatangan mereka. Barang-barang Allen juga
langsung di bawakan para pelayan yang begitu sigap membantu hingga Allen merasa
tidak enak hati sendiri karena tak biasa di layani orang lain seperti ini.
"Kalau
Allen tidak suka di lantai dua bisa pindah ke lantai tiga atau lantai satu...
" ucap Helga menunjukkan kamar Dave yang akan di tempati Allen.
"Sudah
di sini saja! " sela Dave. "Ini kamarku, Allen di sini saja! "
putus Dave yang tak mau di bantah.
Allen
tersenyum lembut lalu mengangguk. "Aku suka kamar Tuan Dave, aku di sini
saja. Nanti Nathan bisa tidur bersamaku juga... Tempatnya luas... " ucap
Allen sambil melihat-lihat sekeliling.
"Apa
Dave selalu mengintimidasi seperti ini?" tanya Helga khawatir pada Allen.
Allen
tersenyum lalu cepat-cepat menggeleng. "Aku tidak di intimidasi Ma, aku
senang mengikuti keinginan suamiku itu saja... " ucap Allen lembut lalu
menggenggam tangan Dave.
"Permisi
Tuan Dave penerbangan Anda empat puluh menit lagi... " panggil sekertaris
Dave yang baru saja datang menjemput Dave.
"Koperku
di bawah, sebentar lagi aku turun... " ucap Dave.
Allen
kembali bangun untuk memeluk Dave sebelum ia berangkat. "Cepat pulang
ya... " ucap Allen lembut sambil memeluk Dave.
"Aku
ingin kau ikut... " rengek Dave manja sambil membalas pelukan Allen dengan
erat lalu bersimpuh agar sejajar dengan perut Allen. "Papa kerja dulu ya
nak... Jangan nakal... Jangan merepotkan mamamu ya... Papa menyayangimu...
" ucap Dave sambil menciumi perut Allen lalu bangun dan mengecup kening
dan bibir Allen. "Sudah tidak usah mengantarku kedepan, aku bisa sendiri.
Nanti aku jadi tidak tega pergi... " omel Dave menutupi kesedihannya harus
meninggalkan Allen beberapa hari kedepan.
Allen
mengangguk lalu kembali duduk dan melambaikan tangannya pada Dave. Sementara
Helga ikut mengantar kedepan.
"Allen
aku kangen... " ucap Dave yang bahkan belum sampai di bandara pada Allen.
"Padahal
belum ada satu jam loh... " jawab Allen menanggapi suaminya yang manja
dalam telpon.
"Nanti
pokoknya harus rajin telfon aku ya... Video call juga... " ucap Dave.
"Allen!
" seru Nathan yang berlari ke kamar Allen.
"Nathan
sudah pulang nanti lagi ya... " putus Allen lalu menanggapi Nathan tanpa
peduli Dave yang jelas uring-uringan.
Tapi belum
lama Allen mematikan ponselnya Dave sudah kembali menelfon berulang-ulang.
"Jangan di matikan aku ingin mendengarkan aktivitasmu!" ucap Dave
begitu Allen menjawab panggilannya.
Allen
menghela nafas lalu tersenyum. "Kita baru berpisah sebentar Tuan Dave, aku
masih berkegiatan biasa. Aku masih harus menemani Nathan... "
"Yasudah
tidak apa-apa! Aku kan bilang mau dengarkan aktivitasmu!" seru Dave ngeyel
dan kekeh dengan keinginannya.
"Iya
baiklah... " ucap Allen lembut menuruti permintaan suaminya.
"Allen
apa kau sudah mulai merindukanku?" tanya Dave yang membuat Allen tertawa
terbahak-bahak. Sudah jelas Dave terus menelfonnya dan memantaunya bagaimana
bisa Allen merindukannya.
"Tidak,
belum sedikit pun. Kau selalu ada, kau terus menghubungiku bagaimana bisa aku
merindukanmu... " ucap Allen.
Dave
langsung mematikan telfonnya. Tapi belum genap lima menit Dave kembali
menelepon lagi. "Kalau sekarang?"
"Masih
belum, bahkan belum lima menit. Aku belum keluar kamar... " jawab Allen.
"Huh
menyebalkan! Awas ya kalau sampai kau merindukanku. Aku tidak mau mengangkat
telponmu! " ancam Dave.
"Aku merindukanmu sedikit, kamarmu besar. Terlalu besar untukku sendiri... " ucap Allen agar Dave tidak marah.