Bab 06 – Pasangan
Dave
berusaha menenangkan dirinya sambil menyiapkan persiapan menikahnya yang begitu
mendadak. Dave mempersiapkan tempatnya untuk menikah dan segala perintilannya
nanti di bantu oleh sekertaris dan asistennya. Dave juga kembali ke
apartemennya untuk menyiapkan kamar yang akan di tempati Allen sementara waktu.
Tapi begitu Dave melihat pakaian Allen yang sudah ketinggalan jaman dan baginya
sudah tidak layak pakai. Dave mengurungkan niatnya. Dave langsung meminta
seorang pegawainya untuk membelikan pakaian yang layak untuk Allen.
Tak
berhenti hanya pada pakaian harian saja, Dave juga membelikan pakaian dalam dan
beberapa gaun untuk Allen. Karena pegawainya tidak tahu bila Dave dan Allen
hanya menikah kontrak ia juga membelikan beberapa gaun tidur yang sexy dan
menggoda. Bahkan beberapa piama couple yang bahkan tidak di minta Dave juga
ada.
"Dave,"
panggil Antonio yang datang menemui Dave yang tengah sibuk mempersiapkan
semuanya sendiri.
Dave
menoleh ke arah ayahnya yang tiba-tiba datang menemuinya.
"Omongan
ibumu tidak usah kau bawa serius, kau tidak harus terburu-buru seperti
ini." Antonio duduk di sofa samping Dave.
Dave
menggeleng. "Tidak papa, aku juga tidak mau meninggalkan Allen sendirian.
Aku ingin segera memilikinya secara utuh... " jawab Dave sambil mencoba
jas pesanannya.
Antonio
menghela nafasnya. Meskipun ia dan Dave jadi jauh sejak Dave ikut memegang
kendali atas perusahaan Antonio masih tak menyangka putranya itu akan serius
menikah seperti sekarang ini. Dave masih putranya, tidak akan ada banyak
perubahan pada Dave setelah menikah. Tapi rasanya berat untuk membiarkan Dave
menikah dan menjadi kepala keluarga atas keluarga kecilnya nanti.
"Ayah
tidak memaksamu... "
"Ini
pilihanku yah, aku suka Allen. Dia gadis yang sangat menarik. Ayah pasti juga
akan menyukainya... " potong Dave sebelum ayahnya mencoba membuatnya
berubah pikiran.
"Apa
dia bisa memahamimu? " tanya Antonio yang mencemaskan perasaan Dave untuk
kedepannya nanti.
Dave
langsung mengangguk sambil tersenyum sumringah. Ia langsung ingat saat pertama
kali Allen menggenggam tangannya, memeluknya dan bercinta dengannya. Semuanya
begitu indah dan ingin terus Dave rasakan. "Dia sangat memahamiku, dia
yang terbaik dari semua yang pernah ku temui. Kalau tidak aku tidak akan
berniat menikahinya."
Antonio
tersenyum senang, sudah lama ia tak melihat Dave seexcited ini. Sudah jelas
pasti wanita pilihan Dave ini adalah wanita yang terbaik untuknya.
"Yasudah kalau memang begitu, ayah tidak bisa melakukan hal lain selain
merestuimu. Semoga ayah bisa segera mendapat cucu... " ucap Antonio dengan
tulus lalu memeluk putranya yang sebentar lagi akan menikah.
Dave
tersenyum canggung sambil memeluk ayahnya. Dave tau ayahnya adalah pria yang
baik dan tulus. Dave jadi merasa bersalah sudah menipunya dengan sandiwara
pernikahannya ini. Tapi mau bagaimana lagi, ia sudah berjalan cukup jauh. Mau
mundur sudah tidak bisa lagi. Ia hanya bisa maju dan melanjutkan pernikahannya.
●●●
Dave
kembali ke rumah sakit untuk menjemput Allen. Allen sudah lebih baik dari
sebelumnya. Allen juga sudah tidak pucat dan demam lagi. Dave sangat senang
melihat Allen yang sehat. Tapi Dave lagi-lagi berusaha menyembunyikan
perasaannya.
"Ayo
pulang... " ucap Dave dingin.
Allen
tersenyum sambil mengangguk dan langsung menggandeng tangan Dave sambil
mengikutinya berjalan ke mobil.
Dave
berdebar-debar dan begitu berbunga-bunga saat Allen menggenggam tangannya.
Rasanya seperti banyak kupu-kupu yang berterbangan dalam dadanya. Tapi Dave tak
mau menunjukkan betapa bahagianya ia sekarang, Dave terlalu gengsi dan
lagi-lagi tak mau menunjukkan perasaannya hingga bersikap dingin pada Allen.
"Kita
akan pergi memilih gaun untukmu sebelum pulang... " ucap Dave.
"Tidak
usah, aku tidak pintar memilih. Aku akan menyukai apapun yang Tuan pilih. Aku
akan mengenakannya." Tolak Allen dengan lembut yang lagi-lagi melelehkan
hati Dave.
Allen
benar-benar terlalu sempurna untuk memenuhi semua kriteria pasangan idaman
Dave. Masih perawan, penyayang, tidak mata duitan, penurut, tidak mudah marah,
tidak banyak menuntut.
"Besok
kita ke salon, kau terlalu buruk untuk mendampingiku. Penampilanmu seperti tuna
wisma! " hina Dave dengan cukup sarkas pada Allen.
Allen
menatap Dave heran. Bukan ia yang ingin masuk dalam kontrak konyol ini, bukan
ia juga yang menawarkan diri, dari awal Dave yang memintanya, Dave yang
memaisanya. Lagi pula kalau tau ia tidak pantas kenapa tidak mencari wanita
lain saja?
Dave
menoleh pada Allen sejenak saat berhenti di lampu merah. Sial! Dave tak suka
dengan pandangan Allen padanya. Dave ingin menerima sedikit perlawanan dari
Allen agar ia sadar kalau Allen bukan tipenya dan ia bisa kembali profesional
seperti sebelumnya. Seperti kebiasaannya memperlakukan wanita cinta satu
malamnya yang lain.
Allen hanya
menghela nafas lalu memalingkan pandangannya dengan menatap jalanan. Allen
lebih memilih mengalihkan emosinya dari pada berseteru dengan Dave. Hingga
sampai di apartemen Dave, Allen memilih untuk masuk ke kamarnya yang sudah di
siapkan Dave. Mandi dan bersiap tidur. Sementara Dave masih sibuk.
"Tuan,
mana bajuku?" tanya Allen yang kembali mengenakan baju kotornya karena tak
menemukan bajunya di lemari.
"Aku
menaruhnya di gudang, bajumu terlalu lusuh. Jadi aku menggantinya. Kau bisa
pakai yang ada di lemari... " jawab Dave bangga.
Allen
tampak tidak suka dengan apa yang di lakukan Dave. "Tolong pastikan tidak
ada yang hilang dari tasku. Ku harap kau bisa mengerti batasan pribadiku Tuan.
Aku ingin marah karena kau seenaknya menaruh pakaianku di gudang, tapi aku tau
ada kontrak yang sudah ku sepakati." Allen begitu to the poin dengan mata
yang berkaca-kaca lalu kembali masuk dan menutup pintunya.
Lain dari
dugaan Dave sebelumnya, ia sama sekali tak suka dengan cara Allen
mengingatkannya soal hubungan profesionalnya. Dave juga malah merasa bersalah
karena berlaku egois dan seenaknya pada Allen. Dave juga merasa akan kehilangan
Allen bila ia mengingatkan langsung soal hubungan profesionalnya.
●●●
Allen
menggunakan piama couple lalu kembali tidur setelah minum obat. Allen tak mau
kehilangan satu-satunya pekerjaan yang ia miliki. Allen juga merasa sangat
bersalah karena sudah memarahi Dave tadi. Tapi Allen sudah tak bisa menahan
emosinya lagi.
Ada banyak
kenangan di tiap pakaiannya. Allen tau ia tidak layak bersama Dave, Allen juga
tak pernah bermimpi bisa mendampingi pria seperti Dave. Bahkan ibunya Dave saja
secantik itu di usia senjanya. Pasti Dave ingin pasangan yang setara seperti
ibunya paling tidak untuk jadi pendamping hidup. Mungkin ini juga alasan kenapa
Dave mau membuat kontrak bodoh dengannya.
Menikah, hanya satu tahun. Lalu bercerai. Tentu saja, sudah jelas bukan kalau Dave hanya menjadikannya alat untuk memperoleh kebebasannya. Allen jadi malu, ia sempat berpikir untuk bisa benar-benar menjadi pasangan Dave. Padahal jelas-jelas mustahil.