Bab 54 – Rencana Pernikahan Asli
Dave terus
menatap Allen yang ada dalam pelukannya. Dave masih saja tak percaya pada apa
yang ia lihat. Allen yang ia cari-cari selama ini sudah ada dalam pelukannya.
"Allen kau kemana saja?" tanya Dave lembut dan jadi terdengar manja
karena selama ini Dave tak pernah merengek atau berkata lembut selain ketika
ingin meminta jatah.
"Aku
tinggal di biara, kadang tinggal di panti..." jawab Allen lembut lalu
mengangkat tubuhnya agar bisa tiduran lebih nyaman di bantal samping Dave.
"Mau
kemana?!" ucap Dave panik saat Allen sedikit menjauh darinya.
Allen
tersenyum lalu tiduran di bantal samping Dave, menyingkirkan tangan Dave yang
dari tadi jadi bantalnya. "Aku disini... " jawab Allen menenangkan
Dave.
Dave
langsung memeluk erat tubuh Allen lagi seolah bila ia melepasnya Allen akan
hilang lagi. "Aku mencarimu ke panti katanya kau pergi ke biara bersama
suster Theresia, ketika aku kesana suster Theresia pergi ke Vatikan. Aku panik
lalu menyusulmu kesana sebelum kau jadi biarawati... " ucap Dave lalu
mengecup kening Allen.
"Hah
ke Vatikan? Kau ke Vatikan? " tanya Allen kaget.
Dave mengangguk.
"Aku berkeliling ke semua sekolah kesemua gereja, katedral. Aku keliling
Vatikan mencarimu."
"T-tapi
aku tidak ke Vatikan. Aku pergi ke rumah nyonya Park, menggantikan suster
Theresia. Aku tidak kemana-mana... Aku juga bertemu Julie di sana. Aku hanya
menghindarimu... " ucap Allen.
"Kenapa?"
tanya Dave memelas.
"Kau
bilang aku harus enyah dari hadapanmu kalau tidak kau akan menuntutku.
Memberiku denda dan memenjarakanku. Jadi aku takut. Waktu aku melihatmu saat
sedang berjualan bersama anak-anak panti, aku langsung takut bila kau akan
benar-benar menyingkirkanku... " aku Allen dengan sedih.
"Kenapa
kau sulit di hubungi juga?" tanya Dave lagi.
"Aku
pergi terburu-buru waktu keluar dari tempat tinggalmu... "
"Tempat
tinggal kita! " potong Dave meralat ucapan Allen.
Allen
tersenyum mendengar Dave yang tak mau di bedakan dengannya. "Iya, tempat
tinggal kita. Aku lupa membawa charger. Aku juga tak punya mantel, jadi aku
memakai sweetermu..." Allen melanjutkan ceritanya.
Dave
menarik selimut hingga leher Allen lalu mempererat dekapannya. "Kau pasti
kedinginan diluar sana... " sesal Dave.
Allen
mengangguk. "Aku merindukanmu. Aku merindukan Nathan juga... " ucap
Allen lembut lalu mengecup bibir Dave lembut.
Dave
tersenyum lalu mengecup bibir dan kening Allen. "Aku lebih merindukanmu
dari apapun di dunia ini Allen... " ucap Dave. "Nathan pulang di
jemput ibu, nanti kalau ada kesempatan kita bisa berkunjung ke rumahnya,"
Dave memberitahu Allen soal Nathan.
Allen
langsung murung sedih mengetahui Nathan pulang. Tapi memang dari awal Nathan
hanya di titipkan. Allen tak bisa banyak menuntut apa lagi ia bukan
siapa-siapanya Nathan.
"Jangan
sedih sisi positifnya aku bisa bersamamu tanpa di ganggu... " ucap Dave
berusaha menghibur Allen yang murung.
Allen
mengangguk. "Tuan Dave, aku janji akan terus menemanimu... " ucap
Allen yang paham bila Dave pasti lebih sedih dari pada dirinya.
●●●
Pagi-pagi
Dave sudah mandi dan tampak lebih fresh. Apa lagi ia mandi bersama Allen dan
sempat berendam bersama juga meskipun belum dapat jatah sama sekali. Tapi dari
pada jatahnya itu sendiri Dave lebih senang ia bisa kembali melihat Allen dan
bersama-sama kembali.
"Tuan
Dave mau makan apa?" tanya Allen pada Dave yang duduk di ruang makan
sambil terus menatapnya.
"Apapun
yang kau ambilkan ku makan," jawab Dave yang tak ada keinginan untuk
melepaskan pandangannya atau sentuhannya dari Allen.
"Senangnya
melihatmu tidak kacau lagi... " ucap Antonio mengomentari penampilan Dave
setelah ada Allen.
"A-aku
tidak pernah kacau... " ucap Dave yang malu ketika ayahnya membuka
rahasianya pada Allen dan membahasnya di ruang makan pula.
"Iya,
gak kacau, tapi tiap hari nyariin Allen terus... " imbuh Helga.
Dave
langsung bersemu menahan malu. "A-aku tidak pernah mencari Allen! Allen
yang mencariku! Dia yang membutuhkan aku! " alibi Dave yang terpojokkan.
Allen
tersenyum mendengar suaminya yang kelabakan menutupi perasaannya. "Iya aku
yang mencari Tuan Dave, aku yang membutuhkannya... " ucap Allen agar Dave
tidak terus tersudutkan.
Meskipun
tanpa Allen tutupi saja perlakuan Dave pada Allen jelas menunjukkan betapa
rindunya Dave pada Allen. Bahkan Helga maupun Antonio belum pernah melihat Dave
jadi semanja dan seprotektif ini pada orang lain apa lagi perempuan sebelumnya.
"Allen
aku ingin di suapi... " bisik Dave malu-malu pada Allen.
Allen yang
semula ingin mengambil makanan untuknya jadi mengurungkan niatnya. Ia memilih
menyuapi Dave sambil makan bersamanya. Meskipun Allen sempat merasa malu karena
merTuanya melihat apa yang ia lakukan, tapi melihat Antonio dan Helga yang
maklum dan senang karena Dave sudah bahagia membuatnya merasa lebih baik.
"Kalian
tidak mau menikah sungguhan saja?" tanya Helga.
Dave
mangangguk. "Aku sudah mengajak Allen menikah lagi," jawab Dave.
"Allen
mau?" tanya Antonio.
Allen
mengangguk malu-malu menjawab pertanyaan Antonio.
"Bagus!
Kalau beginikan aku bisa membuat pesta besar! " ucap Antonio semangat.
"Aku
juga bisa memamerkan koleksi gaunku kalau begitu! " ucap Helga tak kalah
semangat.
.Allen
tersipu mendengar ucapan Antonio dan Helga yang antusias.
"Tidak
bisa begitu. Kalian tidak bisa memonopoli pernikahanku dan Allen. Aku ingin
membiarkan Allen memilih pernikahan impiannya nanti... " ucap Dave tak
setuju pada rencana orang Tuanya.
"A-aku
tidak punya impian besar Tuan Dave. Aku hanya ingin menikah di seperti dulu
saja, tapi mengundang anak-anak panti dan suster Theresia. Itu saja..."
ucap Allen menggantung. "D-dan mungkin aku ingin agar Kevin bisa bersama
kita lagi... " lanjut Allen lirih. [Next]