0
Home  ›  Chapter  ›  One Night Stand

Bab 50 – Bandara

Beli Karya
Bab 50 – Bandara-1

"Kau cantik, masih muda juga, kenapa sudah bekerja seperti ini?" tanya nyonya Park sambil memperhatikan Allen yang memasakkan bubur untuknya.

Allen tersenyum lalu menggeleng. "Aku ingin cepat menghasilkan uang. Dulu panti asuhan yang ku tinggali bangkrut lalu di bubarkan, jadi aku tidak punya cukup biaya untuk sekolah lebih lanjut... " jawab Allen sambil mengaduk buburnya dan mengambilkan sedikit untuk di cicipi nyonya Park.

Nyonya Park mengacungkan jempolnya sebagai tanda menyukai masakan Allen setelah mencicipinya. "Buatlah makanan untukmu juga, kau tidak perlu makan bubur bila tidak suka. Anak muda sepertimu biasanya tidak suka makanan orang tua sepertiku... " ucap Nyonya Park.

"Aku akan membuat telur gulung untuk lauk bersama bubur ini... " ucap Allen lembut.

"Maaf ya aku jadi sering merepotkan para suster... " ucap nyonya Park sungkan.

"Tidak, aku tidak kerepotan nyonya. Lagi pula aku juga tidak punya tempat tinggal dan aku bukan seorang biarawati juga... " jawab Allen sambil asik memasak. "Kau punya dapur yang lengkap. Aku suka bisa menjagamu... " sambung Allen lalu tersenyum sambil menatap nyonya Park.

"Ku harap Hansol memiliki calon istri yang baik sepertimu... " ucap nyonya Park. "Apa kau sudah punya pacar?" tanya nyonya Park.

Allen langsung menggeleng sambil tersenyum. "Aku tidak punya pacar, tapi aku sudah punya suami... " jawab Allen yang jadi teringat pada Dave lagi.

"Suami? Lalu untuk apa kau bekerja bila punya suami? Tadi kau bilang juga tidak punya tempat tinggal, apa suamimu mengusirmu? " tanya nyonya Park khawatir dan penasaran.

"Ada masalah diantara kami. Aku tidak mau menceritakannya, aku ingin tetap merahasiakan masalah rumah tangga kami... Bagiku, itu seperti aib... " jawab Allen yang menolak untuk membahas soal rumah tangganya.

"Apa dia melakukan penganiayaan padamu? Katakanlah padaku kalau kau memerlukan sesuatu. Aku bisa membayar pengacara untukmu bila kau membutuhkannya... " ucap nyonya Park yang khawatir pada Allen.

Allen langsung buru-buru menggeleng sambil tersenyum. "Tidak, dia pria yang baik, dia juga memberiku banyak uang. Hanya saja ada perbedaan pendapat di antara kami. Jadi aku pergi agar dia mendapat kebebasannya... Itu saja. Masalah perinsip... Mungkin begitu... " jelas Allen agar nyonya Park tidak salah paham dan mengkhawatirkannya.

"Ah, pasti dia juga masih muda!" tebak nyonya Park. "Kau masih muda nikmati dulu masa mudamu, jangan terburu-buru. Biasanya anak muda sepertimu masih mengutamakan ego, masih egois. Jadi harus mau mengalah salah satu, kalau tidak pasti bertengkar terus," nasehat nyonya Park pada Allen.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

Allen mengangguk sambil tersenyum. Lalu menyajikan telur gulung buatannya yang sudah ia potong-potong juga. "Tapi aku kadang merindukannya... " ucap Allen pelan.

"Kenapa tidak kau temui? Kau gengsi ya?"

Allen mengangguk malu-malu kucing yang membuat nyonya Park tertawa terbahak-bahak melihatnya. Sudah lama sekali sejak wanita yang hampir berumur seabad ini mendengarkan curhat anak muda. Hansol putranya masih muda, tapi ia jarang mengajaknya mengobrol.

●●●

"Sepertinya aku ada acara lain, jadi tidak bisa pergi berlibur denganmu... " ucap Julie tiba-tiba yang berencana untuk mendekati Dave yang akan segera menjadi duda.

"Hah?! Bukankah jadwalmu kosong? Julie kita sudah menjadwalkan ini sejak lama loh. Kau yang menyiapkan semuanya... " ucap Hansol kaget karena Julie tiba-tiba membatalkan rencana liburannya padahal ia sudah terlanjur bohong pada ibunya kalau ia pergi bekerja.

"I-iya... T-tapi mau bagaimana lagi. Ini sangat mendadak... Aku juga baru saja dapat kabar. B-bila kau mau melanjutkan liburannya sendiri juga tidak apa-apa... " ucap Julie yang sudah berpikir untuk segera menemui Dave.

"Hah?! Liburan sendiri? Kau ini bagaimana? Kau yang mengajakku lalu kau juga yang membatalkannya sekarang kau malah menyuruhku pergi sendiri? Sebenarnya kau menganggapku sebagai apa?" tanya Hansol yang makin kaget dengan ucapan Julie dengan tanpa ada rasa menyesal atau bersalah padanya.

"M-mau bagaimana lagi... Ini juga mendadak Hansol... " ucap Julie ngotot lalu bangkit dari duduknya dan berjalan meninggalkan Hanson sambil menyeret koper dan menenteng tasnya pergi.

"Julie tunggu! " Hansol langsung menghadang Julie lalu berlutut di hadapannya. "Julie, menikahlah denganku... " Hansol langsung mengeluarkan box cincin dan membukanya di hadapan Julie.

Baca juga 28. Vol.3 : Chapter 11

Julie langsung melihat ke sekeliling. Orang-orang sudah langsung berkerumun menatapnya dengan wajah sumringah melihat pemandangan romantis akan sikap gentlemen Hansol.

"Kau gila? Aku tidak mau menikahimu. Kita hanya teman. Oke awalnya memang aku naksir padamu. Tapi aku tidak menginginkan hubungan lebih dari sekedar teman. Cukup Hansol bangunlah! Kau membuatku malu! " geram Julie pelan sambil memaksa Hansol bangun.

"Aku tidak peduli! Aku ingin serius denganmu. Aku ingin menikahimu! " Hansol berkeras hati sambil bertahan terus berlutut.

"Hih! Yasudah terserah, aku tidak ada waktu untukmu. Aku juga tidak menyukaimu!" tolak Julie mentah-mentah.

"Aku tidak akan bangun sebelum kau menerimaku! " teriak Hansol memaksa Julie.

"Terserah, itu bukan urusanku!" Julie sudah tak peduli lagi.

Pria asia seperti Hansol bukan selera Julie. Meskipun Julie sempat terpesona pada ketampanan Hansol, tapi Julie berani taruhan pasti untuk performa di ranjang Dave akan jauh lebih memuaskan. Lebih lagi Dave seorang bilioner muda dan jangan lupa akan kharisma dari ketampanan Dave.

●●●

Dave langsung pulang dan mengepak pakaiannya di dalam koper. Dave berencana untuk terbang ke Vatikan menyusul suster Theresia sebelum ia terlambat dan Allen benar-benar mantap menjadi seorang biarawati.

"Dave mau kemana?" tanya Nathan yang sudah memaafkan Dave setelah sempat marah dan kecewa tadi.

"Ke Vatikan. Aku mau menyusul Allen... " jawab Dave sambil menyeret kopernya keluar kamar.

"Hah?! Vatikan?! " kaget Antonio.

"Allen ingin menjadi biarawati. Aku tidak bisa diam begitu saja. Meskipun jadi biarawati itu bagus, aku tetap tidak rela istriku meninggalkanku begitu saja! " ucap Dave tegas.

"Bagus! Kejar dia Nak! " ucap Antonio menyemangati Dave. [Next]

Bab 50 – Bandara-2


59
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share