BLANTERORBITv102

Bab 11 – Pisah Ranjang

Selasa, 18 Juli 2023

"Cancel jadwalku hari ini, aku ada urusan keluarga..." ucap Dave pada sekretarisnya sebelum mulai bicara serius dengan adiknya.

"Allen ini pembicaraan serius, kau tidak usah ikut! " usir Nathan pada Allen yang menemaninya duduk di ruang makan berhadapan dengan Dave.

Allen melongo ia di usir Nathan, tapi ia memberi waktu untuk mengobrol bersama Dave.

"Pindahkan pakaianmu ke lemariku... " ucap Dave memberi kegiatan pada Allen sebelum Allen pergi.

Allen mengangguk patuh lalu meninggalkan kakak dan adik itu berbicara. Tapi karena pakaian Allen tak sebanyak milik Dave ia hanya butuh waktu singkat untuk memindahkan dan merapikan kembali pakaiannya ke lemari Dave yang paling bawah, karena hanya itu yang kosong.

"Aku akan berbelanja, kalian habiskan bicara saja... " ucap Allen mempersilahkan Dave dan Nathan lanjut bicara karena melihatnya yang baru keluar dari kamar.

"Kau mau ku antar?" tanya Dave.

Allen langsung menggeleng. "Aku bisa sendiri. Tidak apa-apa tu-... Em... Dave... " ucap Allen gugup dan hampir keceplosan memanggil Dave dengan sebutan Tuan.

"Tunggu di kamar! " perintah Dave singkat.

Allen ingin melawan tapi ia takmau cekcok di depan Nathan apa lagi setelah apa yang terjadi padanya. Dave dan Nathan tampak benar-benar serius dalam obrolan mereka. Bahkan meskipun Nathan terpaut usia sangat jauh dengannya Dave tetap mendengarkan Nathan dengan baik dan serius.

"Lalu bagaimana dengan ayahmu?" tanya Dave.

"Dia sudah menikah lagi, bulan depan ibu menikah. Jadi katanya aku harus ikut denganmu. Kata ibu, pacarnya tidak suka anak kecil yang nakal. Padahal aku anak baik... " ucap Nathan sedih.

Dave menghela nafas dengan berat. "Daniel?" tanya Dave lagi.

"Dia membenciku dari dulu."

"Kenapa? "

Nathan mengedikkan bahunya. "Entahlah, mungkin dia seperti pacar ibu. Tidak suka anak kecil juga."

Dave mengusap wajahnya dengan gusar. "Apa yang kau janjikan padaku kalau kau sekolah, makan, dan tinggal di bersamaku?"

Allen merasa Dave terlalu keras pada Nathan. Tapi Allen hanya diam sambil menguping dari kamar.

"Aku bisa belajar, nilaiku bagus, aku suka olahraga, aku bisa membantu Allen berbelanja atau menjaga anakmu nanti... " ucap Nathan memberikan penawaran.

"Baiklah akanku buatkan surat perjanjian. Kau laki-laki harus menepati omonganmu," ucap Dave lalu berjalan masuk ke kamarnya di ikuti Nathan. Sementara Allen langsung pura-pura tidak tau apa-apa sambil menonton TV.

Dave mulai mengetik surat perjanjiannya dengan Nathan. Nathan belum bisa tanda tangan jadi ia memberikan cap jempol karena merasa kurang mantap Nathan memberikan cap kelima jarinya di atas kertas perjanjiannya dengan Dave.

"Laki-laki harus menepati janjinya, ingat itu... " ucap Dave lalu memasukkan surat perjanjian barunya kedalam brangkas sementara Nathan sibuk mencuci tangannya yang kotor terkena tinta tadi.

"Apa kau tidak terlalu keras pada adikmu?" tanya Allen setelah menemani Nathan tidur.

Dave menggeleng. "Dia harus belajar kehidupan, lagi pula dia ini anak laki-laki jadi harus kuat." Dave kembali ke kamarnya membawa banyak berkas dari kantornya.

Allen mengangguk lalu membereskan ruang makan dan dapur setelah makan malam tadi. Mungkin bila tidak ada Nathan sekarang ia sudah bercinta dengan Dave. Tapi karena ada Nathan jadi harus di tahan dulu. Allen juga menata barang-barang belanjaannya tadi, lalu mengisi tempat sabun yang sudah kosong dan mengganti tisu toilet.

Dave keluar lagi dari kamarnya lalu pergi keluar. Tak lama Dave kembali masuk dengan membawa tempat tidur lipat tipis dan membawanya ke kamar. "Aku tidak mau tidur denganmu," ucap Dave dingin.

Allen bingung kenapa Dave tiba-tiba enggan tidur dengannya, padahal selama ini mereka tidur bersama. Tadi pagi juga Dave tak mau berpisah darinya. Kenapa sekarang begini? Tapi Allen tak mau ambil pusing, mungkin memang karena ada Nathan jadi mereka harus membatasi diri satu sama lain.

Allen hanya dapat bantal dan selimut tipis, padahal Dave selalu menggunakan pendingin ruangan dengan suhu 15°C tapi Allen tak berani komplain atau menurunkan suhunya karena Dave tampak tidak nyaman dan akan bersikap ketus padanya bila ia mengganggu pendingin ruangannya. Karena suhu yang terlalu dingin bagi Allen, ia jadi bolak-balik ke kamar mandi. Bahkan rasanya Allen ingin tidur di kamar mandi saja karena lebih hangat dari pada kamar Dave.

"Seharusnya kau tidak banyak minum," sindir Dave yang mengantri di depan kamar mandinya.

"Maaf Tuan..." ucap Allen sambil menundukkan pandangannya lalu berjalan melewati Dave.

Dave tidak suka saat Allen memanggilnya Tuan, Dave lebih nyaman bila Allen memanggilnya Hubby, sayang atau sejenisnya. Dave tidak suka Allen menegaskan jarak di antara mereka dan mempertegas bila ada hubungan profesional diantara mereka. Tapi Dave juga tak bisa banyak menuntut karena memang itu faktanya. Surat kontrak Allen yang tiba-tiba ada di atas mejanya juga rasanya cukup menjadi mengingatkannya atas jarak yang harusnya tercipta.

Tapi melihat Allen tak ada dalam pelukannya minimal ada di ranjangnya juga membuat Dave tak biasa. Apa lagi sudah satu minggu berlalu tidur bersama dengan Allen. Bahkan Dave sudah terbiasa untuk bercinta terlebih dahulu sebelum tidur. Lalu mengawali paginya dengan bercinta lagi. Sekarang ia harus membiasakan dirinya kembali untuk kehilangan kenikmatan yang ia dapatkan dari Allen.

"Allen, kau sudah 7 kali keluar masuk kamar mandi. Kau ini habis minum apa?" tanya Dave yang jadi tidak bisa tidur.

Allen menggeleng pelan. "Aku tidak tau, padahal terakhir aku minum tadi sore... " jawab Allen lalu bersiap tidur.

Allen menghela nafasnya, rasanya penat sekali harus menggunakan bra saat tidur. Jadi Allen kembali ke kamar mandi untuk melepaskan branya. Tapi saat Allen hendak mengenakan pakaiannya kembali Allen sedikit memperhatikan payudaranya. Bukan hanya banyak bekas kissmark saja tapi ukurannya jadi sedikit lebih besar dan makin padat. Pantas bila branya terasa sesak.

"Allen apa yang kau lakukan?" tanya Dave yang melihat Allen sedang memperhatikan payudaranya.

Allen langsung menurunkan bajunya dan menyembunyikan branya kebelakang punggung.

Dave menghela nafas. Dave mengira Allen akan memuaskan dirinya sendiri membuat Dave sebagai laki-laki merasa tersinggung. Ada aku kenapa harus masturbasi, apa aku ini tidak di anggap? Apa dia kira aku tak bisa memuaskannya? Batin Dave kesal.

Allen langsung masuk ke dalam selimut tipisnya dan menyembunyikan dirinya dari Dave. Allen agak sedikit mual dan pusing, ia tak mau cekcok dulu dengan Dave. Selain itu ia juga malu saat tadi Dave melihatnya sedang memperhatikan payudaranya.

Pagi menjelang, Allen belum menyiapkan sarapan untuk Dave maupun Nathan. Allen masih pusing sejak semalam. Beruntung Nathan tidak merepotkan dan bisa menyiapkan sarapannya sendiri. Dengan susu dan sereal. Sementara Dave memutuskan untuk tidak bergantung pada Allen jadi ia hanya sarapan dengan kopi dan roti yang di oles selai.

"Besok kau sekolah, nanti minta Allen untuk menemanimu membeli peralatan sekolah... " ucap Dave sebelum berangkat dan sama sekali tidak berpamitan pada Allen yang ada di kamarnya.

Nathan mengangguk lalu menyelesaikan sarapannya dan meletakkan peralatan makan yang kotor ke dalam wastafel.

"Sudah sarapan?" tanya Allen lembut pada Nathan.

Nathan mengangguk. "Dave bilang besok aku sekolah, jadi hari ini kita beli peralatan sekolah... " ucap Nathan memberitahu Allen.

Allen mengangguk sambil menuangkan air dingin ke dalam gelasnya yang berisi air panas. "Aku siap-siap dulu ya... " ucap Allen lalu kembali masuk ke kamarnya.

"Kau mau sarapan dulu?" tanya Nathan yang khawatir melihat Allen yang pucat.

Allen menggeleng. "Aku belum selera."

"Apa kau sakit Allen?" tanya Nathan khawatir.

Allen kembali menggeleng. "Aku hanya sedikit pusing. Nanti kita beli taco oke?" tawar Allen yang di setujui Nathan.

Sebenarnya Allen tidak benar-benar baik-baik saja. Kepalanya tambah pusing saat ia membuka selimut dan mencium aroma parfum Dave. Bahkan ia sudah muntah tadi makannya ia tak selera makan sama sekali. Allen ingin diam di rumah saja sebenarnya. Tapi ia tak mau kehilangan semangat Nathan yang mengajaknya pergi belanja perlengkapan sekolah. [Next]



Author

dasp world

Agensi kepenulisan dan penerbitan cerita fiksi online.