0
Home  ›  Chapter  ›  One Night Stand

Bab 45 – Berpisah

Beli Karya
Bab 45 – Berpisah-1

Allen keluar dari kamarnya dengan panik karena menciun aroma masakan dari dapurnya. Begitu Allen melihat seorang pelayan yang menyiapkan sarapan Allen langsung tak bersemangat lagi. Allen berharap Dave yang ada di sana meskipun Allen tau Dave sedang pergi mengurusi pekerjaannya.

"Allen... Apa kau akan pergi hari ini?" tanya Nathan begitu melihat Allen dan pelayan yang sedang memasak di dapur.

Allen menggeleng. "Tidak, hari ini aku di rumah... " jawab Allen lalu memeluk Nathan.

Tapi belum lama Allen memeluk Nathan suara bel di apartemennya berdering. Tampak seorang pria paruh baya dengan stelan jas begitu formal di Minggu yang dingin ini.

"Tunggu sebentar... " ucap Allen begitu tau siapa yang datang. Allen langsung menutup pintu lalu buru-buru mengganti pakaiannya dengan pakaian yang lebih sopan.

Karena Allen tak punya baju panjang ia menggunakan sweter milik Dave yang ia padukan dengan celana panjangnya. Allen langsung memeluk Nathan lagi lalu menciuminya dengan mata berkaca-kaca. "Nathan jangan nakal, tunggu Dave pulang. Ini di simpan bila Nathan benar-benar butuh uang ya. Aku pergi dulu. Aku selalu menyayangi Nathan... " ucap Allen sambil membawa tas kecil dan memberikan uang 100$ sebagai pegangan Nathan.

"Allen kau mau kemana? Ini banyak sekali... Kapan kau pulang?" tanya Nathan sambil mengintili Allen tapi Allen lebih cepat untuk keluar lalu pergi begitu saja bersama pria yang baru saja datang menyisakan tanda tanya besar pada Nathan.

●●●

"T-turunkan aku di sini, aku ingin berdoa dulu. Nanti biar aku cari tempat tinggal sendiri... " ucap Allen pada pengacara Dave lalu turun di depan katedral tempatnya menikah dengan Dave dulu.

"Untuk pengiriman uang sudah saya kirim. Saya harap nona bisa profesional sesuai kontrak yang ada dengan Tuan Dave." Allen langsung mengangguk paham lalu tersenyum dan berjalan masuk sambil menenteng tasnya yang berdebu masuk ke dalam katedral.

Allen tak dapat menahan air matanya begitu memasuki katedral. Lama sekali ia tidak beribadah dan kini ia datang dengan begitu banyak masalah juga meratapi nasibnya. Allen ingat betul ketika ia memasuki katedral untuk mengucap janji sehidup semati dengan Dave, lalu ia hamil dan kehilangan bayinya, sekarang ia di buang oleh pria yang begitu di sayanginya.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

"Tolong beri aku kekuatan dalam menjalani kehidupanku tanpa Tuan Dave, kuatkanlah Tuan Dave dan adikku Nathan yang baik hati... " banyak lagi permohonan Allen pada Tuhannya. Banyak cerita yang begitu lama ia simpan sendiri dan baru tercurahkan sekarang. "Tuhan aku sudah mencintai Tuan Dave Mcclain lebih dari aku mencintai diriku sendiri. Beri aku kesempatan untuk menghabiskan waktu dengannya sebagai seorang istri yang bisa mendampinginya hingga aku mati nanti. Atau kalau tidak bisa beri Tuan Dave jodoh yang baik dan berikan aku jalan yang baik untuk ku tempuh... " ucap Allen sebelum menyudahi doanya.

Allen merasa ia benar-benar ingin berlari ke pelukan Dave sekarang lalu memohon untuk tetap bisa tinggal dan menghabiskan waktunya bersama. Tapi sayang Dave membuat aturan yang membentenginya dan menegaskan betapa jauh perbedaan di antara mereka. Allen hanya bisa menangis di sana sambil memikirkan apa yang selanjutnya harus ia lakukan.

"Allen... Allen... " suara lembut suster Theresia begitu melihat Allen. Wanita yang sudah memasuki masa senjanya itu mendatangi Allen lalu memeluknya tanpa ragu begitu yakin bila Allen adalah bayi kecil yang di asuhnya dulu sedang menangis sendirian dalam katedral.

"Sayangku... Kenapa kau menangis, mana suamimu? Ku dengar kau di nikahi seorang pria kaya..." ucap suster Theresia lembut.

Allen menggeleng. "Dia ingin berpisah dariku. Kami berpisah... " jawab Allen sedih.

"Bagaimana bisa? Ku dengar kau datang berkunjung ke panti asuhan bersamanya kemarin. Kenapa sekarang kalian berpisah?" tanya suster Theresia prihatin.

Ingin sekali Allen menceritakan apa yang ia alami. Tapi Allen lebih takut bila ucapannya akan melukai harga diri dan privasi Dave juga keluarganya. Jadi Allen hanya bisa diam menyimpan kisahnya sendiri.

"Tenang dulu. Tenang. Sekarang kau tinggal dimana? " tanya suster Theresia khawatir.

Baca juga 28. Vol.3 : Chapter 11

Allen menggeleng. "Aku tidak tau. Aku ingin ke panti tapi aku malu. Aku takut orang-orang akan tau masalah yang ku hadapi dan jadi masalah baru lagi... " ucap Allen.

Suster Theresia langsung diam berpikir kemana ia bisa memberikan tempat tinggal sementara untuk Allen. "Tinggalah di sini dulu, sampai hatimu tenang. Lalu kau bisa memilih kemana kau akan tinggal selanjutnya. Kau juga bisa ikut mengurus panti bila kau mau. Aku akan merahasiakan masalahmu. Aku janji..." ucap suster Theresia sambil menggenggam tangan Allen. "Kau tetap bayi kecilku Allen... " bisik suster Theresia lalu memeluk Allen lagi.

●●●

"Tuan Dave aku sudah menjemput nona Allen, surat pengajuan cerai sedang di proses secepatnya akan selesai... " ucap pengacara Dave melapor begitu Dave mengangkat telfonnya.

"Hah?! Bukankah masih 45 hari lagi?" tanya Dave panik.

"I-iya, tapi Tuan menelfonku berkali-kali jadi ku kira sekarang waktu yang Tuan inginkan... "

Dave langsung oleng mendengar ucapan pengacaranya yang sudah salah paham atas panggilannya kemarin. Dave tidak ingin menyingkirkan Allen, Dave ingin mempertimbangkan soal kontrak.

"L-lalu dimana Allen sekarang?! " tanya Dave panik.

"Nona Allen meminta di turunkan di katedral, katanya ia akan mencari tempat tinggal sendiri..."

Dave langsung mematikan panggilannya untuk menghubungi Allen sebelum Allen benar-benar pergi. Tapi Allen sulit di hubungi. Tak habis akal Dave langsung melihat mutasi rekeningnya dan benar saja ia baru saja kehilangan uang lima ratus ribu dolar. Dave langsung kalab dan tak bisa berpikir jernih lagi. Jelas sekali dengan uang sebanyak itu Allen bisa pergi kemanapun ia mau. Apa lagi Dave juga sudah membuatkannya passport. Bila Dave tak segera menemukan Allen ia akan kehilangan semuanya.

●●●

"Cobalah menghubungi suamimu. Setidaknya kau harus berpamitan dengannya... " ucap suster Theresia.

Allen mengangguk ragu lalu mengeluarkan ponselnya. Tapi sayang batrenya habis dan karena terburu-buru ia jadi lupa tidak membawa charger. 

Bab 45 – Berpisah-2


59
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share