0
Home  ›  Chapter  ›  One Night Stand

Bab 26 – Berkunjung

Bab 26 – Berkunjung-1

"Allen, boleh tidak aku mengajak temanku bermain di sini?" tanya Nathan setelah ikut menemani Allen memeriksakan kandungannya yang sudah mulai membesar dan terlihat buncit.

"Boleh, tentu saja... Berapa orang? Kapan?" tanya Allen lalu duduk di sofa.

"Sabtu pagi, hanya satu orang. Katanya rumahnya masih satu gedung dengan kita... " jawab Nathan yang ikut duduk bersama Allen.

"Tidak masalah..." jawab Allen dengan senang hati. "Nanti akan ku buatkan kentang goreng dan jus jeruk."

"Ada apa? Kalian membuat rencana apa?" tanya Dave yang baru masuk setelah tadi di hadang sekretarisnya saat sampai lobi.

"Ini sabtu nanti Nathan ingin mengajak temannya bermain di sini... " jawab Allen.

Dave mengangguk-anggukkan kepalanya. "Berapa orang?" tanya Dave.

Nathan mengacungkan telunjuknya. "Katanya dia tinggal di gedung yang sama dengan kita..." jawab Nathan.

"Siapa namanya?" tanya Dave.

"Axel, dia temanku satu kelas. Dia sebenarnya tidak terlalu baik padaku, tapi dia terus mengejekku miskin jadi aku mengajaknya kemari... " jawab Nathan sedikit murung.

"Dia membullymu?" tanya Dave khawatir.

Nathan menggeleng. "Aku tidak yakin... Tapi aku sedikit tidak nyaman... " jawab Nathan.

Dave dan Allen langsung saling tatap mendengar jawaban Nathan. Keduanya sama-sama belum pernah terlibat langsung dalam menjadi orang tua yang membesarkan seorang anak. Keduanya hanya pernah menjaga seorang adik yang tumbuh bersama mereka dalam pengawasan orang dewasa.

"Kau ingin aku melakukan sesuatu?" tanya Dave.

Nathan menggeleng. "Aku ingin menunjukkan kalau aku bukan orang miskin itu saja..." jawab Nathan lalu bersandar sambil menatap langit-langit apartemen Dave yang cukup mewah.

"Aku perlu memanggil beberapa pelayan kalau begitu... " ucap Dave lalu mengambil ponselnya dan mulai sibuk menelfon.

Nathan dan Allen hanya diam memperhatikan Dave yang sibuk menelfon. Nathan bingung ingin merencanakan acara bermain nanti bagaimana. Ini juga pertama kalinya Nathan di anggap sebagai anak yang miskin. Itu juga karena masalah Allen salah memasukkan box bekal makan siang saja, itupun hanya sekali.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

"Sudah jangan khawatir, Dave akan mengurus semuanya... " ucap Allen lalu melebarkan tangannya untuk memeluk Nathan.

"Allen aku tidak suka punya teman... " keluh Nathan sambil memeluk Allen.

Allen tersenyum lembut mendengar keluhan adik iparnya itu. "Bukan kau tidak suka, kau hanya belum menemukan teman yang baik dan tepat untukmu... "  ucap Allen sambil mengelua kepala Nathan.

Nathan menghela nafasnya lalu mengedikkan bahunya.

"Nathan, ayo olahraga! " ajak Dave setelah menelfon.

Bab 26 – Berkunjung-2

Allen jadi ikut memikirkan mau menyambut tamu kecilnya bagaimana nanti. Ia ingin memberikan kesan mewah dan keren untuk teman Nathan yang berkunjung. Allen tidak mau Nathan merasa tidak nyaman dan jadi rendah diri nantinya.

"Sudah tenang saja sayang, aku sudah meminta tiga pelayan di rumah untuk datang kesini besok sabtu pagi-pagi sekali. Tenang saja, kau tidak usah repot-repot memikirkannya... " ucap Dave yang baru saja selesai mendengarkan curhatan Nathan soal sekolah dan teman-temannya.

Allen tertawa mendengar ucapan Dave yang ternyata begitu memikirkan adik-adiknya juga.

"Nanti kalau perlu kita ajak temannya Nathan ikut berkunjung ke rumah. Sudah jangan khawatir... " ucap Dave lagi lalu mengambil bio oil di atas meja rias Allen untuk mengoleskannya pada perut Allen yang kian hari kian membesar.

Allen mengangguk paham lalu mengulurkan tangannya untuk meraih botol bio oil dari tangan Dave.

"Tidak, biar aku saja... " jawab Dave yang sudah menjadikan acara mengoleskan minyak ke perut Allen sebagai hobi barunya hingga tangannya jadi ikut halus karena rutin melakukannya.

Allen tidak ingin banyak melawan suaminya yang begitu senang merawat tubuhnya. Lagi pula Allen tidak memaksa dan Dave melakukannya dengan sangat suka rela. "Tuan Dave..." panggil Allen lembut saat Dave mulai mengelus perutnya dengan lembut.

Baca juga 28. Vol.3 : Chapter 11

"Hmm... " saut Dave.

"Aku merasa banyak merepotkanmu belakangan ini... " Dave langsung memasang wajah kesal tiap kali Allen merasa berhutang budi padanya. "Kau jadi tidak pernah menghabiskan waktu dengan keluargamu sejak aku hamil... " sambung Allen.

"Aku menghabiskan waktu dengan keluargaku. Kau dan Nathan, keluargaku, tidak usah berpikir yang aneh-aneh begitu Allen... " ucap Dave yang tidak mau Allen stress. "Ow! Dia menendang!" seru Dave begitu girang saat janin di perut Allen bergerak. "Dia bergerak lagi Allen! " seru Dave memberitahu Allen.

Allen tersenyum mendengar ucapan Dave yang begitu bersemangat atas kehamilannya. Bahkan Dave lebih semangat dari pada dirinya.

"Minggu depan aku harus pergi ke Australia, hanya sebentar. Aku hanya mengecek persiapan pembukaan cabang saja. Kau mau ikut? " tanya Dave lalu mengecup perut Allen lembut.

Allen terdiam beberapa saat. "Berapa lama?" tanya Allen.

"Seminggu, tapi mungkin lebih cepat. Atau dua minggu bila kau ikut jadi kita bisa bulan madu kalau kau mau... " jawab Dave lalu kembali mengelus perut Allen menunggu jagoan kecilnya menendang kembali.

Allen menggeleng. "Tidak usah, aku di sini saja. Nanti kalau aku ikut Nathan bagaimana?" ucap Allen yang mementingkan Nathan daripada Dave.

Dave menghela nafasnya kesal. Ia jadi di nomor duakan oleh Allen.

"Aku juga tidak suka bepergian... " sambung Allen sebelum Dave salah paham. "Aku akan menunggu suamiku pulang kerja seperti istri-istri lainnya... "

"Tapi ayahku mengajak mama setiap pergi..." protes Dave.

Allen tersenyum mendengar protes suaminya yang begitu manja. "Kan hanya seminggu... Bisa lebih cepat juga kan?" hibur Allen.

"Tapi ini tujuh hari full. Dua puluh empat jam nonstop selama seminggu, satu kali cek up, dan aku tidak ada yang menemani?" protes Dave lalu memunggungi Allen sebagai bentuk nyata protesnya.

Allen langsung tertawa kecil melihat suaminya yang ngambek hanya karena ia tidak mau ikut pergi. "Aku tidak mau mengganggumu, nanti pekerjaanmu akan lebih repot kalau aku ikut..." bujuk Allen lembut memberi pengertian pada Dave.

"Hmm... Terserah! "

"Nanti Nathan bagaimana kalau kita tinggal sendirian? Aku juga tidak punya baju yang layak untuk mendampingimu bepergian... " bujuk Allen sambil memeluk suaminya dari belakang.

"Ada Allen! Masalah baju itu sepele! Memang kau saja yang tidak mau ikut! " ketus Dave manja.

Allen menghela nafasnya. "Yasudah besok kita bicarakan bersama Nathan dulu ya... Kalau boleh aku ikut..." Allen mengalah.

Dave mengangguk pelan tapi masih betah merajuk dan memunggungi Allen. Rencananya Dave ingin terus melangsungkan aksi ngambeknya hingga Allen setuju ikut dengannya. Tapi baru Allen meninggalkan tempat tidur untuk pipis, Dave sudah menunggu di kamar mandi memastikan Allen baik-baik saja dan kembali tidur sambil memeluk Allen seperti biasanya.

Bab 26 – Berkunjung-3


59
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share