0
Home  ›  Chapter  ›  One Night Stand

Bab 33 – Pengakuan

Beli Karya
Bab 33 – Pengakuan-1

Allen hanya diam setelah dokter menjelaskan kondisinya. Allen sudah menyadari bila bayinya tidak ada beberapa saat setelah sadar. Ia sudah dapat penjelasan ini dan itu juga kalimat motivasi klasik untuk sabar pada kondisi yang ia alami.

Allen hanya menangis dalam diam, Allen merasa tidak berhak menangis ketika ia gagal menjadi ibu. Allen takut ia akan di hakimi Kevin dan merTuanya. Hanya Nathan yang terus menemani Allen di kamar bahkan Nathan mau menginap di rumah sakit karena merasa bertanggung jawab atas Allen.

"Nathan pulang dulu saja tidak papa, aku mau sendirian dulu... " ucap Allen sambil mengelus kepala Nathan agar Nathan tidak kerepotan sendiri terus menemaninya.

"Tidak Allen, aku ingin menemanimu saja... " jawab Nathan kekeh ingin bersama Allen.

"Nathan, biar aku saja yang menjaga Allen..." ucap Kevin.

Nathan langsung menggeleng. "Kau tidak menyukai Allen, tidak usah... Ibuku bilang menunggu dengan orang yang kau benci adalah sesuatu yang menyebalkan... " ucap Nathan.

Kevin makin bingung bagaimana cara meminta maaf pada Allen bila ada Nathan. Ia malu bila Nathan melihatnya menyesali perbuatannya dan melakukan pengakuan atas kesalahannya pada Allen. Kevin malu mengakui semuanya bila di saksikan Nathan juga. Kevin tidak sampai hari mengakui bila Nathan adalah pria kecil yang jauh lebih baik dan gentlemen dari pada dirinya.

●●●

Dave jauh lebih tenang saat Kevin bilang istrinya sudah sadar dan tinggal pemulihan saja. Dave senang ia tak harus kehilangan Allen, meskipun ia juga sedih kehilangan calon buah hati pertamanya. Sekarang Dave tinggal memikirkan bagaimana cara menghibur Allen dan memulai kehidupan baru lagi. Simpel.

Masalah anak bisa program, lagi pula kehamilan Allen juga tidak berdasarkan program malah cenderung karena kecelakaan. Jadi tak masalah bila ingin punya anak lagi nanti. Dave tak bermasalah dengan kesuburannya. Kapanpun Allen mau ia bisa membuahinya sesegera mungkin.

Dave membeli buket mawar berwarna merah dan setangkai Mawar putih di tengah untuk sebagai bentuk berkabung atas buah hatinya. Dave juga langsung merencanakan bulan madu sesegera mungkin saat Allen siap. Dave tak sabar membuat anak lagi, lagi pula yang Dave tau apa yang di alami Allen adalah musibah. Jadi tak masalah. Ia hanya perlu bangkit tanpa harus merisaukan apapun.

"Nathan... " panggil Dave begitu melihat Nathan duduk di luar kamar Allen.

"Dave!! " Nathan langsung menghambur ke pelukan kakaknya sambil menangis. "Maaf, aku tidak menjaga Allen dengan baik... Aku salah... Aku paman yang jahat... " ucap Nathan sambil menangis.

Dave menghela nafasnya lalu mengelus punggung Nathan agar ia  tenang. "Cup... Cup... Ini musibah... Ini bukan salahmu... Sudah jangan menangis... " hibur Dave lalu menggendong Nathan masuk ke kamar Allen sambil membawa buket bunganya yang cukup besar.

"Maaf Allen, kalau bukan karena kopiku tumpah pasti kau dan bayimu akan baik-baik saja... " ucap Kevin penuh sesal.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

"Apa maksudmu?" tanya Dave yang baru masuk mendengar pernyataan penyesalan Kevin.

"K-kak Dave... Kapan datang?" tanya Kevin panik.

Allen hanya diam sambil menghela nafas dan menatap Dave sekilas lalu memalingkan pandangannya.

"Kevin apa maksudmu?" tanya Dave lagi.

Kevin bingung harus berbohong bagaimana lagi, ia sudah terpojok. Ingin menutupi tapi akhirnya kakaknya juga akan tau dan tetap akan marah padanya. "A-aku tak sengaja menumpahkan kopi di depan kamarmu kak... " aku Kevin yang memilih pasrah.

"Apa? Bagaimana bisa?" tanya Dave heran.

"A-aku mendengar Allen menelepon.... "

"Jadi kau yang menguping waktu itu?" tanya Allen yang sudah lama diam.

Kevin menundukkan kepalanya lalu mengangguk pelan.

"K-kenapa? Maksudku untuk apa kau menguping pembicaraan Allen?" Dave makin kaget dan tak percaya pada apa yang ia dengar.

"A-aku takut Allen mengadu yang tidak-tidak padamu... " sesal Kevin.

Baca juga 28. Vol.3 : Chapter 11

"Mengadu? Apa yang kau lakukan pada Allen?" tanya Dave yang makin penasaran atas apa yang di lakukan Kevin pada Allen.

"Kevin, kau takut aku memperalat Tuan Dave atas anak tidak jelas di perutku waktu itu kan? Sekarang kau tidak perlu khawatir lagi... " lirih Allen yang sudah lelah dengan Kevin yang tak kunjung jujur atas apa yang ia perbuat.

Dave langsung menunjuk pintu keluar, mengusir Kevin dari ruang rawat inap Allen. "Keluarlah Kevin, aku muak dengan kekhawatiranmu yang tidak jelas itu. Sudah cukup aku sudah paham!" ucap Dave.

"T-tapi kak... A-aku minta maaf... " ucap Kevin yang takut bila kakaknya akan marah besar padanya.

"Apa permintaan maafmu akan mengembalikan kondisi Allen dan anakku seperti sebelumnya?"

Kevin hanya bisa diam sambil menangis di marahi Dave.

"Aku yang menghamili Allen. Aku yang memperalatnya, aku yang menahannya dengan cara kotor itu, aku adalah hal bejat yang kau tuduhkan pada Allen! Aku menginginkan anak dari Allen begitu pula dengan aku menginginkan Allen!" tegas Dave penuh amarah pada Kevin sambil mengusap wajahnya sendiri berusaha tidak meluapkan emosinya pada Kevin.

"T-tapi Allen tidak layak untukmu kak... Dia hanya ingin hartamu seperti wanita lain... "

Dave langsung menampar pipi Kevin. Allen hanya diam dan Nathan membungkam mulutnya sendiri melihat kemarahan Dave. "Lantas apa aku harus miskin dulu agar aku pantas menikahi perempuan yang tidak memandang harta? Bahkan kau menuduh Allen atas harta yang bahkan tak pernah kami bicarakan. Kau tidak mengenal Allen sama sekali. Ku rasa kau juga tak mengenalku!"

"Aku mengenalmu! Aku lebih mengenalmu dari pada Allen! Aku tau betapa kau merindukan kasih sayang hingga jadi seperti ini! Tak ada satupun perempuan yang layak mendampingimu... "

"Lalu apa yang pantas denganku hingga kau menyakiti istriku yang ku pilih sendiri?!" potong Dave.

"Aku. Aku menyukaimu kak, sudah lama aku menyukaimu. Aku menyayangimu lebih dari hubungan kita yang seharusnya."

Dave tersenyum sinis lalu menatap Kevin jijik. "Kau sudah gila... " ucap Dave lalu menurunkan Nathan dari gendongannya. Nathan langsung berlari mendekat pada Allen yang terkejut atas pernyataan perasaan Kevin.

"Iya, aku sudah gila!" ucap Kevin.

Tapi belum lama ia bicara Dave langsung melayangkan pukulannya sekuat tenaga tapat pada rahang bawah Kevin hingga Kevin terpental. Tak puas sampai di situ Dave langsung menyeret Kevin keluar dari kamar Allen. Dave kecewa luar biasa pada Kevin. Awalnya Dave hanya kecewa karena Kevin tak sengaja mencelakai dan kerap menyudutkan Allen, tapi sekarang ia jadi kecewa dan jijik karena perbuatan Kevin di landasi atas rasa cinta yang tidak seharusnya pada Dave.

"Sadarlah aku ini kakakmu! Aku tidak akan menyukaimu lebih dari itu! Sadarlah! " Dave membenturkan kepala Kevin ke tembok rumah sakit berkali-kali dengan airmata yang berlinangan sebelum satpam datang untuk melerainya. 

Bab 33 – Pengakuan-2


 

59
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share