Bab 04 – Morning Sex🔞
Dave
benar-benar menikmati tiap sentuhannya dengan Allen. Bercinta kali ini terasa
lebih menggairahkan dan nikmat di banding biasanya. Ini yang terbaik dari semua
malam Dave. Allen yang paling memuaskannya, ini juga kali pertamanya menikmati
seorang perawan yang benar-benar perawan dan ia yang mencobanya untuk yang
pertama.
Usai
bercinta juga Dave masih betah dan ingin berlama-lama mendekap Allen yang masih
sama-sama telanjang di balik bed covernya. Dave merasa kekosongan dalam dirinya
kembali terisi kembali. Dave merasa kesepiannya hilang begitu saja.
Apartemennya terasa lebih tenang namun tidak sepi. Ini juga kali pertama Dave
mencium kening seorang perempuan dengan penuh rasa sesal dan takut.
"Allen
maaf... Aku terlalu jahat... Aku egois... " bisik Dave lalu mengecup
kening Allen lagi sebelum membiarkannya tidur nyenyak.
Dave
sedikit heran pada dirinya sendiri. Kenapa ia takut kehilangan Allen? Kenapa ia
takut Allen membencinya? Kenapa ia merasa bersalah? Bukankah Dave sering
seperti ini? Bukankah Dave sudah membayar Allen tadi? Lagi pula ini semua akan
selesai dengan uang. Kenapa harus di besar-besaran segala.
Dave
kembali berusaha tidur dan kembali ke kamarnya, tapi begitu ia melihat Allen
yang meringkuk kedinginan saat selimut di kakinya terbuka Dave kembali merasa
bersalah dan segera membenarkan posisi selimutnya. Hingga pagi menjelang, Dave
memutuskan untuk mandi dan menunggu Allen bangun sambil menonton TV.
●●●
Suara bel
pintu di apartemen Dave terdengar begitu nyaring di tekan berkali-kali oleh
Penelope yang datang berkunjung secara mendadak. Penelope berencana untuk tetap
memaksakan Dave agar mau menikah dengan putri dari keluarga Hadwil. Penelope
juga mengajak Nathan yang senang dengan Dave.
"Ssttt...
" ucap Dave begitu membuka pintu. "Allen masih tidur... "
sambung Dave lalu mempersilahkan ibunya masuk.
"Allen?"
tanya Penelope heran.
Dave
langsung berlari buru-buru menyingkirkan tas milik Allen ke kamar lalu mengunci
kamarnya agar ibunya tidak berfikir aneh-aneh. "C-calonku... " jawab
Dave gugup.
"Ibu
mau lihat." Penelope memaksa.
"T-tidak...
Jangan... " tolak Dave berusaha menyembunyikan dan melindungi Allen di
kamarnya.
"Kenapa
kau tidak mau aku melihatnya? Apa dia salah satu wanita dari rumah
bordil?" sindir Penelope yang mendekat ke arah Dave.
"Bukan!
Dia bukan pelacur! Dia wanita yang baik! " tanpa sadar Dave meninggikan
suaranya dan merasa tersinggung ketika Penelope mengatakan hal buruk soal
Allen.
Penelope
kembali terkejut mendapati putranya berani meninggikan suara padanya. Tanpa
peduli soal Dave yang menghalanginya Penelope langsung berjalan ke kamar Dave
lalu membuka pintunya.
"Jangan
bu!" bentak Dave.
Penelope
melihat Allen yang baru bangun dengan badan yang telanjang tengah memunguti
bajunya. Dave langsung menutup pintu dengan keras.
"Bu
berhentilah mengganggu masalah pribadiku!" bentak Dave.
"Hanya
karena wanita itu kau berani membentakku? Aku ini ibumu! Aku yang mengandung
dan melahirkanmu! Aku juga yang mengajarimu berjalan dan bicara! Lalu ini
balasanmu?!" bentak Penelope memarahi Dave.
"Itu
sudah tanggung jawabmu! Resikomu karena menjadi ibu. Kenapa aku yang kau
salahkan? Kau bahkan meninggalkanku untuk menikah lagi! Kau mengembalikanku
pada Ayah! Bahkan ibu tak pernah mengucapkan selamat ulang tahun padaku! Ibu
melupakanku! Lalu sekarang tiba-tiba ibu muncul kembali dan mengungkit ini dan
itu padaku. Memaksaku menikahi wanita yang sama sekali tidak ku kenal! Bu...
Kenapa kau terus memperlakukanku dengan buruk?! " cerca Dave yang sudah
kesal sambil menahan tangisnya.
Dave
memejamkan matanya sambil mendongak menatap langit-langit. Ia kesal, tapi
rasanya ia tak perlu meluapkannya sampai seperti itu. Tapi tadi rasanya seperti
ada anak kecil dalam diri Dave yang begitu marah dan tak bisa Dave kendalikan.
"Pulanglah
bu, aku akan menikah minggu ini... Seperti yang ibu mau, aku akan menikahi
Allen agar ibu puas dan berhenti mencampuri hidupku... " ucap Dave lebih
tenang.
Penelope
hanya diam lalu langsung pergi sambil menyeka airmatanya. Ia begitu tak
menyangka kalau Dave akan semarah itu padanya. Penelope juga kesal karena ia
gagal memanipulasi Dave seperti yang ia mau. Tapi Penelope juga sadar ia adalah
ibu yang buruk.
"Nathan
ayo pulang.... " ajak Penelope yang langsung menggandeng Nathan secara
paksa keluar dari apartemen mewah milik Dave.
Dave hanya
diam sambil memegangi gagang pintu kamarnya dengan air matanya yang sudah lama
ia tahan. Dave merasa sedikit lega tapi juga merasa bersalah sudah membentak
ibunya.
"Tuan
Dave... " panggil Allen sambil menggedor-gedor pintu kamar Dave.
Dave
membukakan pintu. "Kau sudah dengar semuanya kan? " tanya Dave begitu
Allen muncul.
"T-tapi...
"
Dave
langsung menarik tangan Allen kembali masuk ke kamar, Dave menunjukkan berkas
kontrak yang di tanda tangani Allen. "Kita sudah sepakat semalam."
Allen yang
semula ingin mengamuk pada Dave jadi mengurungkan niatnya. Apa lagi ia melihat
langsung betapa sedihnya Dave sekarang. Pria tinggi atletis itu tidak lagi
searogan sebelumnya. Ia tampak benar-benar rapuh dan kesepian. Bahkan lebih
buruk dari pada biasanya saat mabuk di bar.
"Allen,
maaf yang semalam. Aku lupa diri... Harusnya aku tidak memaksamu untuk
bercinta... Maafkan aku... " ucap Dave lalu duduk di tempat tidurnya
sambil menggenggam tangan Allen dan tak berani menatap Allen.
Allen
menepuk dahinya lalu menghela nafas dan plak! Allen menampar pipi Dave lalu
ikut duduk di samping Dave. "Bajingan! " geram Allen yang tidak
terlihat emosi sama sekali.
Dave
mengangguk setuju. "Iya, aku bajingan... Maaf... "
"Tuan
Dave, kau tau aku tidak takut untuk berhubungan intim. Sebenarnya aku tau
memang wajar di usiaku saat ini untuk menikmati cinta, atau mungkin cinta satu
mala... "
"Jangan!
Kau ini bodoh! Jangan begitu lagi! " cegah Dave sebelum Allen melanjutkan
ucapannya.
Allen
tersenyum mendengar Dave yang berusaha menjaganya setelah merusaknya. Sedikit
membingungkan tapi Allen suka. "Aku tidak ingat apa yang kita lalui
semalam... " ucap Allen lalu menatap Dave.
Dave
menatap Allen lalu menciumnya. Ini morning kiss pertama yang Dave lakukan.
"Akan ku buat kau ingat semuanya lagi... " Dave kembali memagut bibir
Allen hingga Allen mundur ke tengah tempat tidur.
"Tuan
jangan... " tahan Allen.
"Kenapa?
Katamu kau tidak takut."
"Benar,
tapi aku takut kalau aku hamil."
Dave
tertawa mendengar ucapan Allen. "Kau harus membaca kontrak yang sudah kita
sepakati semalam setelah ini." Dave kembali melanjutkan cumbuannya. Mulai
dari pipi, telinga, leher, bahu dan kembali melucuti pakaian Allen hingga
telanjang.
Allen
merasa malu, tapi Dave terus memaksanya. Dave berusaha membuat Allen lebih
bergairah lagi dengan menjilat ujung buah dadanya dan menghisapnya sambil
memilinnya dengan lidah.