0
Home  ›  Chapter  ›  One Night Stand

Bab 05 – Rumah Sakit

 

Bab 05 – Rumah Sakit-1

Allen menghela nafas panjang saat keluar dari apartemen mewah Dave. Badannya terasa sakit, terutama bagian kewanitaannya. Allen tidak benar-benar blank semalam. Ia ingat betul betapa kurang ajarnya Dave yang memanfaatkan kondisinya. Allen juga ingat meskipun Allen sedikit meragukan ingatannya akan yang ia lalui bersama Dave. Allen sedikit menyesal sudah melakukannya dengan Dave. Dua kali pula.

Allen kembali menghela nafasnya lalu berjalan keluar dari gedung mewah itu. Allen merasa dirinya begitu murahan sekarang. Allen padahal sudah berjanji pada bunda Anne yang mengasuhnya dulu untuk selalu menjaga kesuciannya hingga ia menikah kelak. Tapi sekarang ia malah menyerahkannya begitu saja pada Dave hanya karena merasa kasihan. Padahal jelas Allen lebih memelas dari pada Dave.

Lihat saja di mana ia dan Dave tinggal. Sangat berbanding terbalik. Allen bahkan mau kembali berhubungan int dengan Dave tadi pagi juga karena mengetahui Dave punya konflik yang begitu rumit dengan ibunya setelah di buang dan kembali di pungut. Allen hanya berusaha menghibur Dave, berusaha menyingkirkan wajah memelas penuh penyesalan daru raut muka Dave yang angkuh itu.

Allen suka wajah angkuh Dave yang dingin dan cara Dave yang jual mahal. Allen suka wajah itu, pria hangat yang menyembunyikan kehangatannya dalam ekspresi dinginnya. Allen merasa beruntung bisa melihat sisi rapuh Dave. Dulu dan rasanya sekarang juga begitu hingga ia kehilangan apa yang sudah lama ia jaga begini.

Allen mendongakkan kepalanya menatap gedung-gedung di sekitar tempat tinggal Dave, tempat kerjanya dulu, lalu kembali berjalan. Allen ingin memesan taxi, tapi ia harus berhemat. Ada sewa yang harus di bayarnya dan membeli keperluannya. Allen terus berjalan pulang sambil membayangkan betapa enaknya bila ia bisa pulang menumpang mobil Dave atau taxi. Ia tinggal duduk dan sampai.

Pinggangnya sakit, perutnya lapar, kakinya juga, remuk sudah badan Allen. Pelacur saja di antar jemput, tapi Allen jadi menertawakan dirinya sendiri. Bodoh. Ia bukan pelacur, untuk apa pula iri seperti itu. Jadi Allen kembali mengangkat wajahnya yang lesu dan sedih, Allen tersenyum sambil menghela nafas lalu berjalan pulang dengan semangat. Allen yakin semua akan baik-baik saja.

Brak! Sebuah tas berisi baju dan barang-barang Allen di jatuhkan dari lantai dua kos tempatnya menyewa. Tas itu tepat jatuh menimpa Allen hingga Allen terhuyung-huyung.

"Sudah kamu jangan tinggal di sini lagi! Aku tidak mau menampung tuna wisma pemalas sepertimu! " usir si pemilik gedung tanpa mendengarkan penjelasan dari Allen.

"T-ta-tapi aku sudah ada uang untuk membayar sewanya... " ucap Allen.

"Bagus kalau begitu! Bayar tunggakanmu lalu pergilah! " usirnya kembali sambil menunggu Allen memberikan uang tunggakan sewanya. "Mana?!" bentaknya memaksa Allen.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

Allen menghela nafas lalu memberikan uang 500$ padanya. Allen ingin menangis, tapi ia sadar menangis tidak akan merubah apapun. Allen juga sudah terbiasa akan penolakan, usiran dan tindakan buruk lainnya karena tidak menginginkan kehadirannya. Tapi sekarang ia benar-benar kacau. Sudah badannya remuk, sekarang kepalanya pusing karena tertimpa tasnya yang di lempar keluar, ia juga jadi tuna wisma.

Lengkap sudah, sudah jatuh tertimpa tangga. Akhirnya mau tidak mau Allen harus pergi dari sana. Allen tak punya tempat tujuan. Ia juga baru berjalan sedikit menjauh dari sana sambil menenteng tasnya. Saat itu pula pandangan Allen mulai kabur, kepalanya terasa sangat pusing dan brug! Allen jatuh tak sadarkan diri.

Bab 05 – Rumah Sakit-2

Dave terus berada di samping Allen sambil sesekali menyentuh keningnya yang hangat atau menggenggam tangan Allen yang lebih kecil darinya. Tangan Allen juga hangat, banyak bekas luka di jarinya. Allen benar-benar banyak bekerja keras.

Dave merasa benar-benar berdosa pada Allen. Kalau ia mengantar Allen dan tidak mempedulikan egonya. Pasti sekarang Allen baik-baik saja. Allen bahkan tidak meminta apapun lagi setelah menghabiskan waktu dengannya hanya uang 800$ itupun tinggal 300$ sekarang.

"Enghh... " Allen mengerang pelan sebelum bangun. Allen mengangkat tangannya dan mendapati dirinya sedang di infus. Allen langsung terlonjak kaget. Ia ada di rumah sakit!

"Tenanglah! " ucap Dave lalu mendorong bahu Allen agar kembali tidur. "Kesehatanmu ada dalam kontrak denganku. Kau tak perlu khawatir... " Dave bingung harus berkata apa melihat Allen yang langsung bangun begini.

"Tuan Dave, kenapa Tuan ada di sini? " tanya Allen sambil kembali tiduran.

"A-aku... Aku... Aku... Aku mengembalikan kancing bajumu yang berserakan di kamarku... " dusta Dave. Tak mungkin ia bilang sudah mengikuti Allen sejak keluar dari apartemennya.

Allen menghela nafas lalu menatap Dave. "Maaf jadi merepotkan... " ucap Allen sungkan lalu menarik tangannya yang di genggam Dave.

Baca juga 28. Vol.3 : Chapter 11

Tapi bukan melepasnya Dave malah menarik dan menggenggam erat tangan Allen. "I-ini latihan... Kita harus terlihat meyakinkan sebagai pasangan!" Dave berusaha menutupi perasaannya.

Allen tersenyum lembut lalu membiarkan Dave menggenggam tangannya. "Aku tidak punya tempat tinggal lagi, kemarin aku membuat mobilmu lecet, sekarang aku membolos kerja. Aku orang dewasa yang payah," keluh Allen lalu mengusap tangan Dave yang menggenggamnya. "Terimakasih sudah menemaniku...

Dave merasa dirinya seperti naik roller coaster, begitu berdebar-debar, senang, dan girang. Rasanya ingin berteriak dan memamerkan kebaikannya. Dave senang sekali Allen mengucapkan terimakasih untuknya Dave merasa sangat berjasa. Tapi Dave tak mau Allen berpikir yang tidak-tidak atau malah memanfaatkannya bila tau perasaannya yang sebenarnya sekarang.

"Aku tidak menemanimu! Siapa juga yang sudi menemanimu. Ingat ini hanya hubungan profesional seperti di kontrak! " jawab Dave dengan ketus. Sial Dave terlalu kasar, bahkan untuk di katakan pada orang asing yang tak pernah ada hubungan apa-apa juga terasa sangat kasar. Dave hanya ingin Allen tidak memanfaatkan keadaan Dave, Dave bukan bermaksud melukai perasaan Allen.

Senyum Allen perlahan memudar lalu mengangguk pelan. Ternyata Allen sudah salah mengartikan kebaikan Dave.

Benar! Dave benar-benar menyesali ucapannya barusan. Allen sakit, keperawanannya baru saja hilang, lalu di usir dari tempat tinggalnya yang kumuh, sekarang di tambah ucapan ketus dari Dave. Rasanya Dave hanya memperburuk kondisi saja.

Allen kembali bangun lalu berusaha mengambil gelas di atas laci. Dave langsung mengambilkannya, sebagai bentuk rasa sesalnya.

"Tuan, aku baik-baik saja... Tuan bisa pergi bila masih ada kegiatan." Allen merasa tidak enak hati bila Dave melayaninya.

Dave membelalakkan matanya tak percaya Allen menyuruhnya pergi. "Kau mengusirku?"

Allen menggeleng lalu meletakkan gelasnya ke atas laci lagi. "Kurasa aku sudah mengganggu aktivitasmu, itu saja... " jawab Allen lalu berusaha mengambil nampam berisi makanan di atas laci. Lagi-lagi Dave membantunya. "Terimakasih, setelah ini aku akan mencari tempat tinggal... " ucap Allen lemah sambil mengaduk buburnya.

Dave menghela nafas. "Kau bisa tinggal di rumahku. Aku punya satu kamar lagi. Setidaknya selama kontrak... " ucap Dave memaksa.

Allen tersenyum. "Maaf aku selalu merepotkanmu..." ucap Allen lalu mulai memakan buburnya.

Dave ingin berkata lebih lembut dan manis pada Allen. Tapi rasanya seperti ada sesuatu yang menahannya hingga Dave terus berkata ketus pada Allen. Padahal Allen tidak berbuat salah dan begitu lembut padanya.

"Bagus kalau kau tau diri!" ketus Dave lagi. Sungguh sebenarnya bukan itu yang ingin Dave katakan. Dave ingin bersorak senang karena Allen mau tinggal bersamanya.

"Aku akan membantumu mengurus apartemenmu sebagai gantinya... " ucap Allen lalu menyodorkan apel pada Dave.

Dave menerimanya lalu pergi keluar meninggalkan Allen begitu saja. Dave bingung sendiri pada dirinya. Allen baik, sopan dan tidak berbuat kesalahan sedikitpun. Tapi kenapa ia malah menunjukkan sikap begitu memusuhi Allen.

Bab 05 – Rumah Sakit-3

59
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share