BLANTERORBITv102

Bab 07 – Persiapan

Senin, 17 Juli 2023

Harum masakan tercium dari dapur. Harum bawang yang ditumis dalam panci lalu harumnya sedikit teredam oleh air yang di masukkan kedalamnya. Allen sedang menyiapkan sarapan. Allen tak tau bagaimana selera Dave, jadi ia hanya membuat pas untuknya dan melebihkannya sedikit bila Dave mau mencoba. Hanya ada telur dan tofu juga bawang putih jadi Allen hanya membuat sup telur.

"Apa yang kau masak?" tanya Dave sambil berjalan keluar dari kamarnya menuju ruang makan.

"Sup telur. Kau mau?" tawar Allen.

Dave menggeleng lalu duduk menunggu Allen selesai memasak.

"Mau sarapan sesuatu?" tanya Allen.

Dave kembali menggeleng. "Terlalu pagi untuk sarapan..." jawab Dave.

Allen mengangguk lalu menuangkan supnya ke dalam mangkuk. Sebelum menikmatinya sambil mengobrol dengan Dave.

"Apa yang akan kita lakukan hari ini? " tanya Allen.

Dave tersenyum mendengar pertanyaan Allen. Allen sudah tidak marah lagi, Dave senang. "Ke salon. Aku ingin merapikan rambutmu. Kau perlu banyak make over." Dave terus memperhatikan Allen dan sup telur buatannya yang tampak lezat.

Allen mengangguk lalu menyeruput kuah supnya. Allen langsung tersenyum ceria dan mulai menyendokkan telur dan tofu kemulutnya.

"Enak?" tanya Dave.

Allen langsung mengangguk. "Dulu di panti bila aku sakit bunda Anne membuatkanku ini. Setelah itu badanku akan terasa lebih baik dan cepat sehat. Mau coba?" Allen menyodorkan mangkuknya pada Dave.

Bukan menerima sendok atau mangkuk yang di sodorkan Allen, Dave malah mendekatkan wajahnya lalu membuka mulutnya minta di suapi.

Allen langsung menyendokkan supnya lalu meniupnya sebentar dan sebelum menyuapi Dave. "Enak?" tanya Allen menunggu reaksi Dave atas masakannya.

"Ena... Ehm... Lumayan... " Dave kembali ingat kalau ia harus bersikap dingin pada Allen.

"Ku ambilkan, tunggu sebentar... " Allen langsung kembali ke kompornya dan mengambilkan setengah mangkuk supnya. Karena memang hanya itu yang tersisa.

Dave menyeringitkan keningnya karena sup di mangkuknya tidak penuh.

Allen tersenyum canggung. "Aku hanya memasak sedikit... " ucap Allen lalu kembali duduk berhadapan dengan Dave.

Dave mengangguk. "B-baiklah akan ku makan, tapi ini karena kau yang paksa!" ucap Dave kaku.

Allen mengangguk sambil tersenyum lalu menikmati supnya. Dave tak bisa menyembunyikan lagi rasa laparnya, apa lagi sup telur yang di buat Allen terasa benar-benar enak hingga tanpa sadar Dave menghabiskannya dengan cepat.

"Tadi hanya ada tofu satu, jadi hasilnya cuma sedikit. Besok aku akan belanja, jadi bisa makan sup telur lagi... " ucap Allen yang menatap mangkuk kosong milik Dave.

Dave menatap mangkuknya lalu mangkuk milik Allen yang masih setengah. "Supku hanya sedikit jadi wajar cepat habis. Kau tidak perlu memasak untukku."

"Yasudah aku memasak untuk diriku sendiri saja... " jawab Allen santai lalu melanjutkan makannya.

Dave menyesal dengan ucapannya barusan. Ia suka masakan Allen. Melihat saat Allen memasak tadi juga begitu indah bagi Dave. Bodoh! Bukan itu yang ingin ia katakan.

"Setelah dari salon kita akan membeli cincin," ucap Dave melanjutkan obrolan awalnya dengan Allen.

Allen mengangguk paham. "Oh iya Tuan Dave, kurasa kita perlu mengerti latar belakang satu sama lain agar kita bisa terlihat lebih meyakinkan... " saran Allen.

Dave mengangguk setuju. "Yasudah perkenalkan dirimu! " perintah Dave.

"Lily Allen, 24 tahun, lulusan SMA, tidak suka makanan basi, suka semua makanan, aku tidak mau mabuk lagi. Aku yatim piatu sejak lahir," seketika Allen dan Dave langsung canggung ketika Allen bilang bila ia seorang yatim piatu. "Ehehe, sebenarnya aku tidak yakin yatim piatu atau tidak. Aku di buang orang tuaku ke panti sejak bayi. Namaku juga pemberian dari seorang biara wati yang mengasuhku dari kecil," Allen tersenyum miris.

Dave tanpa sadar menggenggam tangan Allen.

"Aku hanya ingin punya uang cukup untuk memiliki rumah dan membuat restoranku sendiri... " ucap Allen melanjutkan ceritanya. "Aku tidak pernah di inginkan, jadi tidak apa-apa bila Tuan ingin bersikap ketus padaku. Aku sudah biasa... " Allen memelankan suaranya sambil menundukkan pandangannya.

Dave langsung bangkit dari duduknya untuk memeluk Allen. Allen membalas pelukan Dave sambil tersenyum.

"Kau mau aku mencari orang tuamu?" tanya Dave sambil mendekap Allen.

Allen menggeleng. "Tidak usah, aku senang dengan hidupku yang sekarang. Lagi pula dari awal mereka tidak menginginkanku, untuk apa di cari?"

Dave mengangguk paham lalu mengecup bibir Allen lalu keningnya. Allen hanya diam terkejut saat Dave menciumnya. "I-ini... Yang tadi... I-itu latihan saja. Pasangan memang seharusnya berciuman kan? He.. He.. He... " ucap Dave beralibi dengan canggung.

Allen tersenyum lalu mengangguk. Allen tau Dave orang baik, ia akan baik-baik saja bersama Dave. "Tuan Dave... " Allen mengurungkan niatnya untuk bertanya pada Dave.

Dave melepaskan pelukannya lalu kembali duduk di kursinya tadi. "Oke, aku Dave Mcclain, gedung besar di sana dan apartemen ini adalah milikku, ayahku Antonio Mcclain, ibuku Penelope Culkin yang kemarin kau lihat dan Helga Colier ibu sambungku, adikku Kevin Mcclain dia suka sesuatu yang berbau Jepang seperti Anime dan vidio Jav... " Dave bersemu saat mengatakan vidio Jav, ia sendiri juga suka. "Perusahaan manufaktur sub sektor industri pangan dan rumah tangga. Jadi semua makanan instan yang ada di supermarket kebanyakan dari perusahaanku. Furnitur juga ada. Ada yang ingin di tanyakan?"

"Kau kaya sekali. Aku jadi merasa tidak layak bersandiwara denganmu," ucap Allen minder sambil mengelus tengkuknya.

Dave menghela nafas. "Ya maka dari itu aku memilihmu!" jawab Dave yang kembali meninggikan suaranya karena menutupi gengsinya.

Allen tersenyum sambil mengangguk paham. "Baiklah aku akan berusaha menjadi pasangan yang baik selama setahun ini!" ucap Allen semangat lalu merapikan ruang makan dan dapur sebelum melanjutkan aktivitasnya.

Dave membawa Allen ke salon yang sengaja ia boking khusus untuk merombak penampilan Allen. Allen hanya pasrah mengikuti setiap apa yang Dave mau dan pegawai salon itu kerjakan pada dirinya. Rambut Allen di rapikan, lalu jemarinya mendapat perawatan juga. Semua yang di lakukan sesuai keinginan Dave, Dave juga ikut menunggu sampai semuanya selesai.

Usai perawatan di salon, Dave mangajak Allen mencoba gaunnya. Juga membeli beberapa pasang sepatu. Dave suka melihat wanita menggunakan sepatu high heels, sementara Allen tidak biasa dan tidak bisa menggunakannya. Jadi Dave membeli beberapa pasang sepatu dari yang high heels hingga flatshoes.

Karena selesai mengerjakan semuanya dengan cepat, Dave mengajak Allen untuk makan terlebih dahulu. Karena dari siang memang belum makan, baru setelah itu Dave mengajak Allen pulang.

"Tuan Dave, bisa kita ke supermarket?" tanya Allen pada Dave yang sedang menyetir.

Dave mengangguk menuruti Allen. "Berhentilah memanggilku Tuan, aku bukan pelangganmu. Belajarlah memanggilku Dave atau panggilan lain yang lebih meyakinkan bila kita pasangan."

Allen mengangguk lalu mulai berpikir panggilan apa kira-kira yang pantas untuk Dave setelah mereka resmi menjadi pasangan nanti.

Allen memasukkan beberapa bungkus snacks untuk mengisi toples yang kosong. Lalu sayuran, buah dan olahan daging. Dave hanya mengikutinya sambil mendorong troli. Dave senang bisa menemani Allen berbelanja seperti ini. Sejenak Dave merasa ia dan Allen sudah menjadi pasangan sungguhan sekarang.

"Aku akan sering memasak untuk suamiku... " ucap Allen sambil tersenyum menatap Dave lalu mengambil susu dan keju.

Dave senang sekali mendengar ucapan Allen hingga wajahnya merona. Tapi Dave langsung memalingkan wajahnya sambil buru-buru memasang wajah dinginnya kembali. "A-aku tidak suka masakanmu! " cibir Dave.

Senyum Allen langsung hilang. "Untuk suamiku nantinya kalau begitu. Suamiku yang sebenarnya. Bukan Tuan Dave... " Allen meralat ucapannya.

Perasaan Dave yang baru saja senang dan berbunga-bunga langsung hancur dan patah seketika. Allen membuatnya sadar bila mereka hanya berpura-pura. Dave tak mau membagi Allen dengan pria lain kelak, Dave ingin Allen terus di sisinya. [Next]


 


Author

dasp world

Agensi kepenulisan dan penerbitan cerita fiksi online.