0
Home  ›  Chapter  ›  My Perfect Husband 1

Part 9

 Part 9-1

Setelah bersolek cukup lama di salon. Akhirnya Clara selesai. Rambutnya yang lurus dan sedikit bergelombang di bagian bawahnya membuatnya terlihat sangat anggun dan cantik. Bahkan meskipun ia belum dapat make up apapun di wajahnya.

"Kak nanti ganti bajunya habis makan aja ya. Sama dandannya aku sendiri aja," ucap Clara pada Bara yang masih asyik memandangi Tina yang dirias.

"I-Iy-Iya em b-bo-boleh," ucap Bara tergagap dan sangat gugup karena melihat perubahan drastis dari Clara.

Bangsat! Cantik banget. Beneran itu Clara? Batin bara yang terpana pada kecantikan Clara.

"Kamu dah selesai?" tanya Bara.

"Hmm laper gue Kak," keluh Clara kesal lalu menghentakkan kakinya.

Fix dia masih Clara yang tadi. Batin Bara lalu senyum tersungging di bibirnya.

"Kan bentar lagi acaranya, kamu gak mau pakek gaun dulu? Make up dulu? Kita makan di hotel aja. Makan dikawinan biar gratis," ucap Bara memberi saran lalu nyengir.

"Ck kak!" decak Clara kesal lalu duduk lagi ke meja rias.

"Cantik ya calonmu," puji Tina setelah Clara pergi.

"Iya," jawab Bara tanpa ia sadari.

Lebih baik begitu. Makin cepat dia move on makin baik. Batin Tina.

"Em maksudku, cantik. Semua cewek kan cantik! Hehehe ya gak?" ralat Bara dengan gugup begitu sadar apa yang diucapkannya lalu mengalihkan pandangannya pada ponselnya.

"Siapa?" tanya Tina.

"Tante Caca, Bundanya Clara," jawab Bara.

Sudah sejauh itu ya hubungannya sama Clara ternyata. Batin Tina.

"Aku ngurus Clara dulu ya," pamit Bara.

Krauk! Krauk! Krauk!

"Shhh pedes," ucap Clara yang ditata rambutnya sambil memakan kripik singkong pedas yang baru ia beli.

Dengan langkah cepat Bara mengambilnya dan menampar tangan Clara. Tak henti sampai di situ Bara juga membuang kripiknya dan memberikan susu kotak padanya.

"Kamu ada asam lambung! Gak boleh makan pedes!" Omel Bara "Dasar bandel!" tambahnya.

Clara hanya mendelik bingung pada sikap Bara padanya.

"Iye! Dasar lu bawel!" jawab Clara kesal.

Bara hanya mendengus menahan amarahnya dan nafsunya untuk menghukum Clara yang begitu bandel.

Kapan gue nikahin ni bocah. Batin Bara yang sudah tak sabar lagi dan ingin cepat menikmati kebebasannya pada Clara secepatnya.

***

Clara yang sudah selesai bersolek dan mengganti bajunya dengan gaun yang di berikan Bara terlihat sangat mempesona. Bara bahkan tak ingin melepas pandangannya pada Clara.

"Bagus gak?" tanya Clara pada Bara.

Kamu cantik! Cantik banget! Anjir! Jerit Bara dalam hati.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

"Ehmm," deham Bara serak "Jelek, tapi mendingan lah dari pada tadi," jawab Bara grogi.

Emang aku gak ada bandingannya sama Kak Tina. Batin Clara sedikit sedih.

"Yaudah gue pulang aja!" kesal Clara menutupi rasa sedihnya.

"Yuk jalan! Dah telat! Dah terlanjur can_ dah terlanjur dandan juga! Tadi itu mahal tau gak sih!" sahut Bara yang tanpa sadar malah meninggikan suaranya karena grogi dan salah tingkah berhadapan dengan Clara, lalu mendahuluinya.

"Tapi nanti makan ya kak" pinta Clara sambil mengikuti Bara dari belakang.

Mampus gue! Makan diliatin Clara , mana lagi cantik gini. Batin bara.

"Iye! Dasar bawel! " jawab Bara.

Brugh!

Clara terjatuh, tak sengaja tersandung kakinya sendiri. Selain karena tak biasa memakai sepatu dengan hak tinggi, belum lagi gaun selututnya yang ketat.

"Aw," lirih Clara lalu berusaha bangun sendiri.

"Ck! Ngerepotin aja kamu ini!" ucap Bara lalu menggendong Clara di bahu Bara layaknya karung beras.

"Kya! Kak Bara!" pekik Clara yang terkejut digendong Bara.

Plak!

Bara langsung menampar pantat Clara yang mulai meronta.

"Diem Clara!" bentak Bara yang langsung membuat Clara terdiam.

Ya ampun Kak Bara! Ini pasti memalukan sekali! Batin Clara yang deg-degan karena di gendong dan baru saja ia mempermalukan dirinya sendiri.

Tina yang melihat apa yang dilakukan Bara pada Clara sedikit merasa cemburu. Bahkan Tina yang selalu di nomor satukan Bara tidak pernah mendapat perlakuan seistimewa Clara. Mungkin memang Bara terlihat dingin, kasar dan sangat tegas pada Clara. Tapi mungkin Bara meletakkan Clara di tempat istimewa dalam hatinya, kurang lebih begitulah pandangan Tina pada Clara.

***

"Yang mana yang sakit?" tanya Bara ketika sudah masuk ke dalam mobilnya dan tengah mencari kotak P3K.

"Gak sakit Kak, cuma memar dikit kayaknya," jawab Clara sambil menutupi lututnya yang luka.

Bara langsung menampik tangan Clara yang menutupi lututnya yang luka. Tanpa bertanya dan mengabaikan rintihan Clara, Bara langsung membersihkan luka di lutut Clara lalu mengolesinya dengan obat merah dan menutupnya dengan plester luka.

"Jangan bohong, aku gak suka!" tegas Bara lalu merapikan kotak P3Knya lagi.

Baca juga 28. Vol.3 : Chapter 11

"Iya," jawab Clara "Em makasih ya Kak," sambung Clara pelan.

"Kamu bisa kalem juga ternyata," sindir Bara lalu melajukan mobilnya menuju tempat resepsi Via yang bertempat di hotelnya.

Clara hanya diam dan mengalihkan pandangannya karena tersipu dengan sindiran Bara padanya.

Dasar nyebelin. Batin Clara.

"Dasar nyebelin," gumam Bara.

"Emm apa?" tanya Clara terkejut mendengar gumaman Bara.

Apa aku mengucapkannya? Batin Clara waswas.

"Tidak. Hanya saja, ini sangat menyebalkan. Via, dia ninggalin aku, nikah sama orang lain waktu masih jadi pacarku. Terus nikah di hotel ku. Menurutmu gimana?" ucap Bara sambil menyetir.

"Nyebelin juga sih. Apa kamu sakit hati? Patah hati gitu?" tanya Clara hati-hati karena takut menyinggung.

"Aku punya banyak stok cewek. Tapi ya. Via itu salah satu yang aku suka. Matanya. Aku sangat berharap bisa melihat matanya pada Lisa," jawab Bara lalu tersenyum kecut.

Di mata Lisa. Secara harfiah maksudku. Batin Bara melanjutkan ucapannya.

"Sombong bener lu kak! Pantes ditinggal Via," sinis Clara.

"Kamu pengen kita nikah kapan?" tanya Bara mengalihkan pembicaraan.

"Nanti kalo dah dapet kampus," jawab Clara berusaha tenang.

"Kalo kamu gak pernah belajar berarti gak bakal kuliah dong?" tanya Bara apa adanya.

"Aku belajar, dikit," jawab Clara lirih.

Bara hanya menganggukkan kepalanya pelan, lalu hening tanpa ada percakapan lagi antara Clara dan Bara hingga sampai di hotel.

"Mau makan apa?" tanya Bara sambil berjalan ke cafe.

"Aku mau ice cream boleh?" tanya Clara.

"Ice cream? Tadi katanya laper," sindir Bara.

"Aku pengen banget kak. Dah lama gak makan ice cream," jawab Clara "Lagian sayang, kalo mau makan nanti lipstikku ilang," sambung Clara lalu menatap Bara dengan bibirnya yang dimanyunmanyunin.

Gue cipok juga nih mulut! Batin Bara saat melihat bibir Clara.

"Yaudah sana," ucap Bara mengizinkan Clara memesan apa yang ia mau, sementara Bara memilih tempat duduk.

Ya Allah selamet gue! Batin Bara yang senang tidak harus jaim saat makan di depan Clara.

"Kak Bara mau juga gak?" tawar Clara yang menoleh ke arah Bara saat memesan.

"Gak," jawab Bara sambil mengecek ponselnya.

Clara duduk berhadapan dengan Bara, sementara Bara tidak berani menatap Clara yang menatapnya dari tadi sembari menunggu ice creamnya datang. Tak lama menunggu ice cream vanila dengan toping buah beri datang.

"Kak kenapa kamu setuju?" tanya Clara memecah keheningan.

"Setuju apa? " tanya Bara heran.

"Dijodohin sama aku. Kan mending kamu sama Kak Tina, dah cantik, dewasa, kalem. Kayaknya dia tipemu," jawab Clara.

"Aku ditolak Tina," jawab Bara "Lagian aku sama Tina juga dah mantan sejak semester lalu," sambung Bara sambil menghela nafas.

Jadi aku cuma pelarian saja. Batin Clara.

"Ternyata kau gak selaku yang ku kira ya Kak," ucap Clara lalu tertawa pelan.

"Kamu sendiri kenapa setuju?" tanya Bara pada Clara.

Soalnya sama kamu Kak nikahnya. Batin Clara menjawab pertanyaan Bara.

"Yaudah gak usah dijawab. Dulu aku dah pernah denger kenapa kamu mau sana aku. Lupakan," ucap Bara menarik pertanyaannya lalu mengambil sendok yang di pegang Clara dan menyendok ice milik Clara.

Clara hanya menunduk dan mengangguk pelan.

"Kamu jangan mabuk sembarangan. Jangan lagi. Rahasiamu kebongkar semua nanti," ucap Bara setelah mencomot ice cream Clara.

Clara yang mendengar ucapan Bara langsung menatapnya dengan mata yang membelalak karena terkejut dan panik. Apa rahasianya yang sudah terbongkar?

53
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share