0
Home  ›  Chapter  ›  My Perfect Husband 1

Part 41

Part 41-1

"Kak, Kak Bara cinta aku gak?" tanya Clara pada suaminya yang mendorong kursi rodanya.

"Cinta, cinta banget. Ada apa kok tanya kayak gitu?" tanya Bara setelah menjawab pertanyaan Istrinya.

"Gapapa cuma memastikan saja," jawab Clara lalu masuk ke dalam mobil dibantu Bara.

Semua tatapan para suster dan dokter koas begitu tajam dan iri pada Clara yang ternyata merupakan pasangan Bara dan bertambah iri saat menguping pembicaraan singkat Clara dan Bara sebelum akhirnya berlalu.

Sepanjang perjalanan Clara hanya menatap jalanan, enggan mengajak bicara Bara. Bahkan ketika Bara menyalakan radio yang memutar musik campursari, Clara enggan berkomentar hingga Bara akhirnya mematikan sendiri.

"Pulang ke mana ini Cla?" tanya Bara basabasi pada istrinya.

"KaKak, aku pulang ke rumah orangtuaku

aja ya," pinta Clara sambil menggenggam tangan Bara.

"Em boleh tapi aku ambil baju ganti ya?" tanya Bara pada Clara.

"Gak usah. Kakak gak usah ikut nginep lagian aku mau sama Sofia, sama tante, sama Bunda. Kakak ni ngintilin mulu," tolak Clara dengan cepat.

"Yahh Clara. Ikut ya please" ucap Bara memohon dengan manjanya.

"Kakak kan ada acara makan-makan juga. Lagian besok siang kan bisa dijemput KaKak," ucap Clara yang bersikeras tidak mau ditemani suaminya.

"Ck! Sebel! Tapi nanti janji ya jangan main keluar rumah. Sama sekali gak boleh! Apa lagi kalo kamu deketin Farid sama Aji. Sama Bob juga! Pokoknya cuma di rumah," ucap Bara mewantiwanti istrinya.

Lagian aku cuma perlu curhat sama Bunda kok kak. Batin Clara sambil mendengarkan ucapan suaminya.

"Iye bawel bener lu! Aku kan nginep cuma semalem, heran deh," ucap Clara menanggapi suaminya yang cerewet bukan main bila sedang menasehati dirinya.

"Nanti kucariin jamu ya?" ucap Bara menawarkan diri sekaligus mencari kesempatan untuk menginap di rumah mertuanya.

"Bunda Caca dah nyetok kok Kak," jawab Clara santai.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

"Aku bawain makan ya," ucap Bara ngotot.

"Nanti mau bikin gurame bakar, jadi gak perlu," tolak Clara lembut.

"Kalo gitu."

"Sayang, aku mau curhat sama Bunda. Itu aja. Bisa kasih waktu sebentar? Semalam saja ya," potong Clara karena kewalahan menolak usaha suaminya yang ngotot ingin ikut.

"Curhat kenapa?" tanya Bara penasaran.

"Masalah ini tadi. Masalah kuliahku nanti juga. Masalah Sofia juga belum kelar. Katanya dia mau ada yang ngelamar. Duh kapan ya aku ada yang lamar," jawab Clara sekenanya.

"Heh! Bocah! Lu dah gue nikahin ya! Jangan coba-coba cari cowok buat lamar-lamaran lagi!" ucap Bara mengingatkan Clara langsung.

Heran deh. Apa Clara merasa ada yang kurang ya dari aku? Apa aku kurang romantis? Batin Bara bimbang dan jadi introspeksi diri.

Semoga Kak Bara gak curiga. Batin Clara.

"Iya Kak Bara sayang," ucap Clara lalu tersenyum geli dengan sikap suaminya.

"Clara aku ikut nginep ya. Makan-makannya diundur aja bisa kok," renggek Bara saat sampai di depan rumah Clara.

"Enggak! Kakak pulang aja sana aku mau curhat sama Bunda. Kalo Kakak ikutan sama aja boong," ucap Clara lalu turun bersama Bara yang terus mengikutinya.

Bara hanya bisa cemberut karena Clara terus menolaknya. Meskipun Bara sebenarnya tidak masalah bila Clara mau menginap semalam di rumah mertuanya. Toh Bara juga jarang tidur seranjang dengan istrinya.

Baca juga 28. Vol.3 : Chapter 11

"Yaudah tapi aku jemputnya pagi ya gak siang," renggek Bara sambil mengikuti Clara yang masuk rumah dan langsung disambut Bundanya.

"Ini kenapa kok dateng-dateng dah rame gini?" tanya Caca saat Bara dan Clara menyalaminya.

"Ini Bunda, Clara pelit aku gak boleh nginep sini juga!" adu Bara mendahului Clara.

"Aku mau curhat Bunda, Kak Baranya aja ni yang ngikutin mulu. Tau kamarku sempit dah dipakek Sofia sama aku, tante juga gede, kamu mau bobo mana coba?" tanya Clara.

Bara langsung menunjuk sofa depan TV di ruang tengah.

"Gak boleh!" tolak Clara tegas dan sedikit membentak.

Bara langsung berkaca-kaca karena pertama kalinya Clara menolaknya bahkan memarahinya. Dengan kesal Bara langsung keluar dari rumah mertuanya. Sadar apa yang dilakukan sudah berlebihan dan keterlaluan Clara langsung menahan Bara meskipun perutnya masih sangat sakit.

"KaKak," tahan Clara lalu memeluk Bara dari belakang.

"Apa?" sahut Bara singkat.

"Maaf," cicit Clara sambil mengeratkan pelukannya "Jangan marah. Besok pagi kan bisa dijemput," sambung Clara.

"Iya Cla gapapa," ucap Bara setelah mengatur napas agar emosinya reda.

"Aku sayang Kakak. Nanti hp on terus ya Kak," pinta Clara sambil menatap wajah tampan suaminya.

"Iya Cla," jawab Bara lalu mengecup kening clara.

"I love you," bisik Clara.

"I know," jawab Bara lalu memeluk Clara "Dah dulu ya Cla. Aku pulang dulu," ucap Bara lalu mengecup kening, bibir dan kedua pipi Clara.

"Hati-hati ya sayang," ucap Clara lembut sambil mengantar suaminya ke depan.

"Iya kamu juga. Dah sana masuk!" perintah Bara yang sudah keluar lalu menutup gerbang rumah Clara.

Aku perlu intropeksi diri nih, jangan-jangan Clara punya tipe cowok idaman lainnya.

Jangan sampe! Aku harus jadi nomor satu buat Clara! Batin Bara sambil menyetir.

***

"Pembunuh itu," gumam Farid yang menyaksikan kemesraan Bara dan Clara.

Kemarahan dan kesedihannya yang sudah ia coba lupakan muncul kembali. Ingin rasanya Farid membalas perbuatan Clara dan keluarganya juga Bara yang membuat ibunya terkena serangan jantung hingga meregang nyawa.

Niat awal yang ingin pergi memesan tiket pesawat ia urungkan setelah melihat Bara dan Clara. Dengan tangan yang bergetar ia akhirnya mengambil ponselnya, lalu menelfon entah pada siapa.

"Aku setuju," ucap Farid singkat lalu memasukkan ponselnya kembali dan pergi menjauh dari rumah Clara.

53
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share