0
Home  ›  Chapter  ›  My Perfect Husband 1

Part 10

 Part 10-1

Usai menemani Clara makan ice cream, Bara langsung mengajaknya untuk menemui Via yang tengah berada di ruang mempelai wanita ditemani periasnya.

"Hai," sapa Bara yang berdiri di ambang pintu.

"H-Ha-Hai," jawab Via tergagap karena kehadiran Bara.

"Bisa keluar dari sini?" tanya Bara pada si Perias yang tau diri dan langsung keluar meninggalkan Bara dan Via.

"Ku kira kau tidak akan datang Bara," ucap Via pelan sambil menundukkan kepalanya.

"Dan melewatkan kesempatan melihatmu menikahi pria kere?" tanya Bara cukup menyinggung.

"Oh ayolah Bara. Kau bahkan lebih kere darinya. Kau hanya dosen. Dan masih golongan 3 pula," jawab Via yang membalas singgungan Bara.

"Kau tau siapa namaku? Nama panjangku?" tanya Bara lembut.

"Kenapa memangnya?" tanya Via balik.

"Hotel ini milik Pangestu Group, aku anak kedua dari pemiliknya. Ini hotelku," jawab Bara lembut.

"Pembohong!" ketus Via tak percaya dan seolah menyingkirkan penyesalannya karena meninggalkan Bara lagi.

"Kak Bara," panggil Clara yang masuk ke dalam menemui Bara dan Via.

"Ini Clara, calon istriku," ucap Bara memperkenalkan Clara pada Via dengan napasnya yang sesak.

"Hai, aku Clara. Bulan depan kami akan menikah. Ku harap undangannya cepat datang agar kamu bisa cepat dapat mempersiapkan diri. Bukan begitu ka_emm, sayang" ucap Clara memperkenalkan diri sambil mengaitkan tangannya di bahu Bara.

Via cukup terkejut melihat Clara dan Bara. Penampilan Clara dan wajahnya benar-benar terlihat jauh lebih muda dari Bara. Clara jelas bukan selera Bara, Via tau betul bagaimana Bara.

"Hahaha lucu sekali," ucap via sambil tertawa kecil dan mulai terbahak-bahak.

Bara langsung menyingkirkan tangan Clara yang bertengger dengan manisnya di tangannya.

"Aku tau ini sangat menyakitkan. Tapi sungguh Bara aku sangat menyesal," ucap Via saat melihat Bara yang menyingkirkan tangan Clara.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

Clara hanya menatap Bara yang terlihat sedih.

"Kak Bara," lirih Clara lalu menyentuh bahu Bara dan mengelusnya lembut.

"Ini menggelikan," ucap Via penuh kemenangan.

"Tapi aku memang berhubungan dengannya. Ini buktinya," ucap Clara membela Bara yang dipermalukan Via habis-habisan dengan menunjukkan cincinnya dan Bara.

"Cuma dapet cincin kayak gitu? Aku juga pernah," ucap Via "Hai Tina!" panggil Via yang melihat Tina.

"Oh hai selamat ya," ucap Tina lalu menghampiri Via.

"Setidaknya kalo kamu mau pamer atau bales aku, kamu pakek Tina," ucap Via menyindir

Clara.

"Apa maksudmu?" tanya Tina heran lalu menatap Bara dan Clara "Oh em mereka serius," ucap Tina.

"Apa yang bikin kamu gak percaya?" tanya Bara.

"Pertama ini hotelmu, kedua dia serius sama cewek! Bocah pula! Ah yang benar saja!" jawab Via sambil menahan tawa.

"Dia beneran calonku. Terserah percaya apa enggak," ucap Bara lalu menarik Clara ke pelukannya dan melumat bibir Clara di hadapan para wanita yang pernah singgah di hatinya.

Gak mungkin! Pekik Via dalam hati.

Tina tersenyum sumringah melihat Bara yang langsung memberikan bukti nyata pada Via.

Bara terus melumat bibir Clara dengan lembut sambil memojokkannya ke tembok, mengabaikan tolakan Clara yang mendorongnya. Bara terus melumat bibir Clara dengan lembut dan makin liar karena tolakan dari Clara.

Baca juga 28. Vol.3 : Chapter 11

Plak!

Clara menampar pipi Bara dengan kuat karena malu dan kesal dicium dan di lumat di sembarang tempat. Bara membelalakkan matanya dan melepas lumatannya, terkejut karena tamparan Clara.

Tanpa membuang waktu Bara langsung memegang kedua tangan Clara, menariknya ke atas dan menahannya dengan tangannya yang besar dan kuat. Lalu tanpa membuang waktu Bara kembali melumat bibir Clara dengan kasar sambil memasukkan lidahnya ke dalam mulut Clara berusaha menjelajahi isi mulut Clara yang tertata rapi dan berasa manis bekas ice cream tadi.

Clara merasa malu dan takut, bahkan ia tak pernah merasakan ini sebelumnya. Tapi tubuhnya dan mulutnya yang sialan itu malah membalas tiap perlakuan Bara, bahkan Clara juga sudah kehabisan tenaga dan gairah untuk melawan Bara juga menolak tiap kelakuannya.

Perlahan Bara melepaskan lumatannya. Lalu menatap mata Clara yang mulai terbuka secara perlahan.

"Terlalu suka? Atau kau yang punya bakat hmm?" bisik Bara di depan mulut Clara dengan kening yang bertatapan lalu melumat bibir Clara lagi.

Via menitihkan air mata setelah melihat apa yang ditunjukkan Bara di depannya.

"Jangan, cukup. Kita di depan umum," ucap Clara menahan dada Bara yang makin merapat hingga payudaranya yang tidak terlalu besar itu dapat merasakan detak jantung Bara dan hembus napasnya yang memburu.

Bara langsung menarik Clara keluar dari ruangan Via, meninggalkan Via dan Tina di sana. Sambil menggenggam tangan Clara keluar dari ruang resepsi Bara memasuki lift tanpa memperhatikan tiap pandangan yang tertuju padanya dan Clara.

Penampilan menawan dan anggun Clara dirusak begitu saja oleh Bara. Riasannya yang indah juga jadi tak secantik tadi karena lipstiknya yang belepotan dan beberapa lipstik juga menodai wajah Bara.

"Pasangan mesum!"

Mungkin begitu pandangan orang-orang yang melihat Bara dan Clara yang terus berjalan.

Hingga Bara berhenti di depan meja resepsionis.

"Kunci kamar! Yang mana saja! Cepat!" bentak Bara meminta kunci kamar pada resepsionisnya.

Bara langsung menyahut kunci yang berbentuk kartu pada resepsionisnya dan menggendong Clara di bahunya ke kamar yang ditujunya.

"Kak Bara! Turunin aku sekarang!" pekik Clara sambil meronta.

Plak!

Bara langsung menampar pantat Clara dengan cukup kuat hingga Clara memekik kesakitan.

Ohh please Clara jangan keluarkan suara jalangmu yang indah itu! Maki Bara dalam hati sekaligus memuji Clara yang mulai membuatnya tidak tahan.

Dengan tanpa membuang waktu Bara langsung memasukkan Clara ke dalam kamarnya lalu membantingnya di tempat tidur.

"Diam di sini!" perintah Bara dengan sangat tegas lalu keluar dan meninggalkan Clara sendirian terkunci di kamar.

Clara yang sudah siap melawan seolah tersihir pada perintah Bara yang membuatnya langsung patuh dan diam tanpa mengubah posisinya sama sekali.

Bara langsung keluar kamar dan kembali turun ke bawah. Menunggu acara berjalan dengan mempelai yang sudah dipajang di depan. Napasnya mulai menderu, pandangannya tajam penuh emosi dan amarah menatap kebahagiaan Via dan DiMaspasangannya di singgasananya.

Bara memukul kuat-kuat sirine kebakaran dengan bet baseballnya yang terbuat dari kayu hingga patah dalam sekali pukul.

Deru sirine kebakaran nyaring ke seluruh penjuru hotel, membuat semua orang panik bukan main dan langsung berlari menyelamatkan diri. Tanpa terkecuali Via dan pasangannya.

"Pembohong huh?" sindir Bara dengan keras saat melihat Via keluar lalu melempar patahan betnya di depan Via.

Part 10-2

53
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share