0
Home  ›  Chapter  ›  My Perfect Husband 1

Part 35

Part 35-1

Bara makin panik begitu duduk di kursi ijabnya ternyata Clara baru datang setelah prosesi selesai dan dinyatakan sah. Acara yang berlangsung sebentar terasa sangat lama dan panik bagi Bara. Apa lagi ia sempat salah ucap, juga sempat telat saat mengucapkan ijab kabulnya hingga harus mengulang sebanyak tiga kali. Sebelum akhirnya sah mempersunting Clara.

Perlahan Clara ditemani Bundanya masuk ke dalam masjid untuk menemui Bara yang sudah sah menjadi suaminya. Bukannya Bara menyalami Clara dan mengecup keningnya. Bara malah memeluknya erat dan menciun bibir Clara. Suasana yang tadinya haru jadi terasa sedikit lucu karena Bara yang langsung nyosor ke Clara.

"Clara aku panik tau gak sih kamu gak nemenin aku," ucap Bara mengadu pada Clara yang sudah jadi istrinya.

"Iya tau. Ini dingin banget tangannya," ucap Clara lalu mengecup punggung tangan Bara.

"Kamu cantik hari ini," puji Bara tanpa memperhatikan para tamu undangan. "Ehm," deham Rey membuyarkan kemesraan dari adiknya yang selalu menganggap tiap tempat sepi bila sudah menempel dengan pasangannya.

***

Acara terus berlangsung dan Bara sudah tidak tahan untuk memamerkan tubuh Clara yang terlihat begitu indah, anggun dan sexy meskipun ia menggunakan gaun putih yang cukup besar dan tertutup.

"Bunda ini kapan sih udahnya?" tanya Bara pada Ibu mertuanya.

"Kan masih seminggu acaranya," jawab Caca lembut.

Bara langsung leMasdan cemberut begitu mendengar jawaban ibu mertuanya.

"Bercanda cuma lima hari kok," ucap Caca sambil tertawa kecil.

"Bunda ih iseng," ucap Clara yang ikut tertawa.

"Aku dah capek nih," adu Bara yang sudah lelah duduk di pelaminan.

"Kemarin ada yang minta pesta seminggu full siapa ya?" tanya Rey yang sengaja menyindir Bara sambil mengikuti Aya yang minta jalan-jalan ke sana dan ke mari.

Para orang tua hanya tertawa dengan sindiran Rey, sementara Bara sudah cemberut duluan dan makin cemberut begitu Clara ikut tertawa. Akhirnya karena melihat Bara yang sudah ilfil dan uring-uringan Clara meminta izin untuk pergi duluan dari ruang resepsi sesi pertama untuk pergi ke kamar lebih awal.

Baca juga Bab 39 – Positiv

"Ayo Kak," ajak Clara pada Bara yang sudah menjadi suaminya.

Bara langsung bangun dan menggandeng Clara ke kamar yang sudah ia pesan.

"Kakak pelan-pelan. Bajuku sempit tau!" ucap Clara yang kesulitan berjalan.

"Clara, istriku," ucap Bara dengan bangga lalu menggendong Clara ala brydal ke kamar.

Clara hanya tersenyum manis mendengar ucapan Bara, lalu mengkalungkan tangannya pada leher Bara. Sesekali Clara mengecup pipi Bara dengan manja.

"Kak Bara, suamiku," ucap Clara begitu Bara membuka pintu kamar lalu menidurkan Clara di atas tempat tidurnya dengan lembut.

"Iya Claraku," jawab Bara dengan suaranya yang serak dan terdengar begitu berat sambil melepaskan sepatu yang dikenakan Clara lalu melemparkannya begitu saja.

Clara yang tau bagaimana panasnya Bara saat bercinta langsung menggigit bibir bawahnya.

"Em jangan di gigit! Bibir Clara punyaku sekarang. Cuma boleh gigit kalo aku yang gigit," ucap Bara lalu melumat bibir Clara dengan lembut "Emh masih sama seperti dulu," ucap Bara saat lumatannya terlepas lalu kembali lagi ia melumat bibir Clara dengan lembut dan penuh penekanan.

Perlahan Bara melepaskan lumatannya pada bibir Clara, lalu kembali melanjutkan aktivitasnya melepaskan pakaian Clara satu persatu juga pakaiannya sendiri.

"Clara, aku gak suka kamu jadi pusat perhatian kayak tadi. Kamu terlalu sexy istriku," racau Bara lalu menciumi kaki Clara, dari tumit, pergelangan kaki, betis, lutut, terus naik hingga ke paha dan pangkal paha sambil beberapa kali menggigitnya pelan.

Pekikan dan desiran erotis terus keluar dari bibir Clara yang masih merah meskipun lipstik yang ia pakai sudah mulai hilang dan belepotan karena lumatan Bara.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

"Akhh Kak Bara enghh," Clara terus memdesir dan memanggil Bara tiap Bara mencumbu kakinya mengecup tiap jengkalnya.

"Sudah siap?" tanya Bara lembut sambil merayap naik tapi cepat ditahan Clara.

"Cium aku Kak," pinta Clara yang masih menahan bahu suaminya sebelum Bara mencumbunya lebih jauh.

"Certo mio caro (dengan senang hati sayangku)," jawab Bara dengan bahasa Italianya yang lumayan fasih, maklum pernah berpacaran dengan pelukis asal Italia.

Bara kembali mundur lalu mulai mencumbu tempat yang akan dimanjakannya, memuaskan syahwatnya, surga dunianya. Bara menjilatinya dan memasukkan lidahnya kedalam lubang kewanitaan Clara. Bara juga melumat dan menyesap tonjolan mungil milik Clara dengan lembut hingga Clara mengerang dan mendesah tanpa henti, racauan Clara yang meneriakkan nama Bara juga terus menggema.

Puas dengan Clara yang sudah basah dan siap untuknya. Bara mulai naik ke atas melanjutkan cumbunya ke perut, pinggang, dada, payudara, bahu, hingga leher dan kembali ke mulut Clara dengan kejantanannya yang sudah mulai dimasukkan Bara secara perlahan.

"Aghh Kak Bara eumhh," lenguh Clara saat Bara melepaskan cumbuannya.

"Claraku, istriku, cantikku, sexyku" racau Bara lalu membalikkan badan Clara dan menggenjotnya dari belakang.

"Enghh," lenguh Clara dan Bara begitu Bara mulai memasukinya dari belakang dan mulai menggenjotnya.

"Istriku, Claraku aghh punyaku. Cintaku," ucap Bara meneriakkan kepemilikannya pada Clara.

Perlahan Bara mencondongkan tubuhnya ke depan lalu memberikan tanda kepemilikannya di bahu Clara, lalu berpindah ke lehernya yang jenjang. Clara hanya pasrah dengan apa yang dilakukan suaminya. Setidaknya proses bercintanya kali ini tidak sekasar dulu yang penuh ikatan dan kekerasan.

"Panggil aku istriku. Sebut namaku cintaku. Claraku. Sayangku," pinta Bara sambil terus menggenjot tubuh Claranya yang sudah sah jadi istrinya.

***

"Gimana Vera, dah lama ya gak ketemu butik masih jalan?" tanya Anna pada teman lamanya.

"Alhamdulillah masih jalan," jawab Vera temannya yang sempat mengajari bahasa Inggris pada putranya Bara saat SMA dulu.

Cewek mana yang dapet sisaku? Bajingan mana yang ambil Baraku, manfaatin harta atau gelap pada ketampanan saja dia? Batin Vera sambil celingukan mencari Bara maupun mempelai wanitanya dan terlihat tidak suka dengan pernikahan Bara.

"Bara sama istrinya dah ke kamar tadi. Kangen ya dah lama gak ketemu?" tanya Anna pada teman lamanya.

"Ah iya dong. Dulu kan Bara deket banget sama aku. Dah kayak anakku sendiri," jawab Vera dengan senyumnya yang tersungging.

Anak sendiri! Sampai aku tau semuanya. Sampai rasanya tubuh Bara. Saking dekatnya sampai aku tau rasanya dikencingi Bara. Sambung Vera dalam hati sambil mengelus perutnya yang tak pernah bisa lagi untuk hamil sejak kejadian beberapa tahun lalu.

Part 35-2

53
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share