Part 39 🔞
"Payudara," jawab
Clara.
"Hah? Ngapain? Aku gak
izinin! Aku dah terlanjur suka sama yang ini! Gak bolah! Gak usah!" ucap
Bara terkejut dan langsung melarang istrinya melakukan hal aneh-aneh.
"Abisnya aku merasa
jelek kak. Liat mantanmantanmu sexy gitu. Semok semua. Masa aku cuma kayak
gini," keluh Clara menyampaikan alasannya sambil mengelus dada bidang
suaminya dengan lembut.
"Kamu minder?"
tanya Bara yang mulai tenang.
"Enggak gitu," elak
Clara.
"Aku cinta kamu Cla. Gak
usah ubah-ubah badanmu. Jangan, jangan pernah ya Istriku. Gak boleh ada yang
diganggu ya. Paham?" tanya Bara sambil menarik dagu Clara agar menatapnya
"Clara kamu istriku, jadi badanmu juga punyaku. Aku mau badanmu gini aja,
gak usah di tambah-tambah lagi. Aku gak minta ada yang diubah jangan diubah.
Paham?" sambung Bara
memberi perintah.
"Iya sayang," jawab
Clara dengan matanya yang berkaca-kaca.
"Jangan minder lagi.
Bagiku Clara sempurna. Jangan berpikiran jelek kayak gitu lagi ya
istriku," hibur Bara lalu mengecup lembut bibir Clara dan perlahan
melumatnya dengan lembut pula agar Clara bisa mengendalikan emosinya.
Bara terus melumat bibir
istrinya dengan lembut sambil mengelus pipinya. Clara hanya memejamkan mata
menikmati tiap lumatan dari suaminya sambil beberapa kali mengelus dadanya dan
leher Bara dengan lembut.
Aku gak suka Clara kepikiran
pakek implan segala! Ini anak keracunan informasi dari mana lagi. Batin Bara
lalu melepaskan lumatannya.
Clara masih murung dan
memilih memeluk suaminya.
"Tadi aku pasang tato
loh," ucap Bara yang akhirnya memamerkan tato di tangannya.
"Ya Allah Kakak! Sampai
bikin kayak gini," ucap Clara lalu menciumi tangan Bara yang kini bertato.
"Cuma mantan pacar aja
bisa nandain aku dalem-dalem sampe susah hilang. Jadi kalo istri ya ku tandain
aja yang lebih permanen," ucap Bara yang senang dengan reaksi Clara yang
begitu menyukai hasil tatonya.
"Sakit gak tadi?"
tanya Clara sambil mengelus tangan Bara.
"Sakit, ini juga masih
agak luka. Tapi gapapa, istriku suka kan?" tanya Bara pada Clara sambil
mengecup pipi dan keningnya.
"Suka tapi jangan tambah
lagi ya," jawab Clara lalu mengecup bibir suaminya.
"Kenapa gak boleh?"
tanya Bara lalu bangun dan melepaskan kaosnya memamerkan pinggang hingga
perutnya yang juga ditatonya.
"Ya ampun Kakak!"
pekik Clara saat melihat dua buah tato baru yang menghiasi tubuh bersih
suaminya.
"Suka?" tanya Bara
lembut yang membiarkan istrinya mengelus perutnya yang kini bertato.
Clara hanya mengangguk pelan.
"Kak aku gak mau bikin Kakak
sakit. Ditato
pasti perih, sakit. Aku gak
suka Kakak sampai kayak gitu," ucap Clara lalu mendorong suaminya hingga
tertidur.
Bara hanya pasrah menerima
perlakuan Istrinya.
"Woman on top?"
bisik Bara pada istrinya "Buat hadiah em hukuman buat suamimu ini yang
pasang tato kebanyakan," sambung Bara yang tengah ditindih Clara sambil
mengecup leher dan telinga Clara berusaha merangsangnya.
"Cumbu aku,"
perintah Clara pada Suaminya.
Dengan semangat dan senang
hati Bara langsung mencumbu istrinya. Melumat bibirnya dengan lembut, berusaha
membiarkan Clara yang mendominasi. Puas dengan bibir Clara, Bara mulai
menurunkan cumbuannya pada dagu, daun telinga, leher hingga dada Clara sembari
meninggalkan bekas kepemilikannya yang begitu posesif pada Istrinya.
Lenguh dan desah erotis dan
manja terus keluar dari mulut Clara yang makin membuat Bara semangat
mencumbunya. Dengan tergesa-gesa Bara yang sudah tidak tahan langsung
melepaskan piyama berbahan satin yang dikenakan Clara lalu melanjutkan
cumbuannya pada dada Clara.
"Claraku, punyaku,
istriku," racau Bara sambil memainkan puting susu Clara yang sudah tegang
dan sangat keras.
Clara hanya mendesah pelan
dan pasrah pada cumbuan Bara yang sudah membuatnya basah, Clara dan Bara juga
sudah tak peduli lagi dengan Sofia yang menginap di apartemennya malam ini.
***
Pagi menjelang, Clara sudah
di dapur berkutat dengan bumbu-bumbu untuk membuat sarapan. Tidak sulit dan
cukup sederhana, hanya nasi goreng dan telur ceplok.
"Pagi istriku,"
sapa Bara sambil memeluk Clara dari belakang dengan manja.
"Pagi Kak," jawab
Clara lalu mengecup pipi Suaminya.
"Gak capek kamu?"
tanya Bara yang hanya bangun untuk mandi besar dan solat subuh lalu berencana
untuk tidur lagi setelah sarapan. "Enggak," jawab Clara singkat lalu
menyajikan menu simpelnya "Aku gak jago masak. Kak Bara makan yang ada aja
ya. Gapapa kan?" tanya Clara lalu mengecup bibir Bara.
"Ini juga dah bagus. Aku
suka," puji Bara.
"Cla_" panggil
Sofia tertahan saat melihat momen romantis Clara dan Bara.
Clara langsung menjaga jarak
dengan Bara. Begitu pula dengan Bara yang langsung salah tingkah.
"Sorry,"
cicit Clara yang tidak enak hati pada Sofia.
"Em nanti aku nginep di
rumahmu aja deh. Gak enak dari kemarin ganggu," ucap Sofia to the point.
"Gapapa kamu kan dah
jauh-jauh ke sini. Saya emang suaminya Clara, tapi saya gak mau bikin Clara
jauh dari apa yang disukai. Nanti aku aja yang nginep di rumah mertuaku,"
ucap Bara menyela.
"Gak usah pak. Nanti
mama juga dateng kok, transit di tempat pakde Fajar dulu," jelas Sofia
yang hanya diangguki Clara dan Bara.
Meskipun Bara dan Clara
bingung siapa yang dipanggil Sofia Pak, padahal Clara sudah memberi tahu untuk
memanggil Bara "Kak atau mas".
"Kak aku mau les. Aku
siap-siap dulu ya," ucap Clara setelah selesai makan lebih awal.
Sofia langsung panik saat tau
akan ditinggal Clara sendirian dan malah ditemani Bara.
"Aku mau kerja kok.
Nanti ada pelayan juga. Santai aja," ucap Bara sambil menghabiskan
makanannya saat sadar Sofia tidak nyaman.
"Iya pak. Maksudku Om.
Eh maksudku mas. Eh Kak," ucap Sofia salah tingkah.
Bara hanya menaikkan sebelah
alisnya lalu menyusul Clara ke kamarnya.
"Cla," panggil
Bara.
"Apa kak?" tanya
Clara sambil mengancingkan kemejanya dan sudah tampil rapi hanya dengan
berganti baju saja.
"Nanti Sofia gimana?
Jadi nginep di rumah ayahmu?" tanya Bara yang memperhatikan Clara yang
menyiapkan peralatan lesnya.
"Iya nanti habis les aku
pergi sama Sofia rencananya," ucap Clara lalu menguap dan memijit bahunya
yang pegal.
"Kamu gak mau bolos aja?
Istirahat dulu gitu. Baru aktifitas sama Sofia," ucap Bara memberi saran
pada Clara.
"Enggak ah. Aku
gapapa," jawab Clara lalu mengecup pipi suaminya.
"Mau dianter gak?"
tanya Bara sambil mengikuti Clara yang keluar dari kamarnya.
"Enggak kan dah ada
supir," tolak Clara lalu masuk ke kamar Bara "Kakak kerja aja,
siap-siap sana!" sambung Clara lalu mengambil dompet Bara.
"Jangan jajan di pinggir
jalan loh," pesan Bara saat melihat istrinya mengambil semua uang cashnya.
"Iya nanti jajannya yang
di tengah jalan," jawab Clara menggoda Bara lalu tertawa bersama.