0
Home  ›  Chapter  ›  My Perfect Husband 1

Part 14 🔞

Beli Karya

 Part 14 🔞-1

Tapi betapa terkejutnya Bara begitu melihat Clara yang ada di dalam bathtub dalam keadaan menenggelamkan dirinya di bathtub, rambutnya mengambang semua ke atas sementara airnya masih menyala memenuhi bathtub yang sudah penuh. Tak hanya itu tangannya juga berpegang di sudut-sudut bathtub agar tubuhnya tetap terendam air.

Jangan bunuh diri Clara. Jangan, jangan mati. Batin Bara saat melihat kondisi Clara, dengan cepat Bara melepas kimunonya lalu masuk ke dalam bathtub dan menarik Clara keluar dari dasar bathtub.

"Clara! Kamu gapapa?" tanya Bara panik setelah menarik Clara keluar bathtub.

Tapi di luar dugaan Clara malah menutupi dadanya dan menekuk lututnya menutupi tubuhnya yag telanjang bulat, lalu menatap kesal ke arah Bara dengan wajahnya yang memerah.

"Kak Bara apa-apaan sih?" ketus Clara.

Bara langsung menghela nafas begitu Clara memarahinya.

"Ku kira kamu bunuh diri," ucap Bara lalu melepaskan pegangannya pada bahu Clara "Aku panik tau gak sih!" Omel Bara lalu meneluk bahu Clara.

"Dih aneh! Ya gak mungkin lah gue bunuh diri!" ketus Clara yang masih menutupi tubuhnya.

Ni bocah dikhawatirin malah kayak gini balesannya. Batin Bara kesal lalu mengecup kening Clara dan keluar dari bathtub.

Clara sangat tercengang dengan apa yang dilakukan Bara padanya. Clara mengira Bara akan melakukan tamparan atau apalah pada tubuhnya seperti yang semalam di lakukan Bara pada tubuhnya.

Tak berselang lama dan Clara yang masih melongo dibuatnya. Bara melepaskan seluruh pakaiannya lalu mematikan kran air yang mengisi bathtubnya.

Clara melihat apa yang di lakukan Bara langsung membalikkan badannya agar tidak melihat tubuh indah Bara juga mengamankan tubuhnya sendiri.

"Kenapa?" tanya Bara sambil mencelupkan dirinya ke dalam bathtub. "Kan semalem kamu dah tau rasanya," sambung Bara.

Clara yang mendengar ucapan Bara benarbenar merasa terhina, bahkan Clara tak pernah merasa sehina ini sebelumnya. "Apa kamu puas?" tanya Clara tanpa menoleh pada Bara.

"Apa maksudmu?" ucap Bara yang balik tanya.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

"Aku berusaha lupakan yang semalam. Kamu perkosa aku. Bagaimana menurutmu? Enak? Puas? Iya?" tanya Clara sinis.

Bara menghentikan aktivitasnya, sadar apa yang diucapkannya tadi salah dan merupakan kesalahan terbesarnya.

"Kayaknya kamu mahir sekali ya melakukannya. Berapa kali kamu melakukannya sampai sepaham itu?" tanya Clara dengan sadisnya.

"Clara aku ga..."

"Gak apa? Gak sengaja gitu?" potong Clara cepat "Gak seharusnya kamu giniin aku kak. Kalo emang kamu benci ya benci aja. Gak suka ya gak suka aja. Kenapa kamu jahat banget gini ke aku? Aku salah apa sampai kamu berhak ngambil apa yang selama ini jadi satu-satunya hal yang bisa kubanggakan. Kenapa kamu setega ini sama aku?" ucap Clara yang mulai menangis.

"Cla," panggil Bara lalu menyentuh bahu Clara berusaha memeluknya.

"Aku tau Kakak benci aku. Dijodohin sama aku pasti rasanya kayak kutukan bagimu. Tapi sumpah Kak aku gak pernah minta Ayah buat paksa kamu, pengaruhi Om Adam juga. Atau minta Ayah buat jodoh-jodohan begini! Apa menurutmu aku senang? Aku badgirl. Tapi aku bukan pelacur kak. Kakak batalkan aja gapapa. Aku gak mau jadi istri tapi merasa jadi pelacur kayak gini," ucap Clara lalu bangun dan keluar dengan handuk yang melilit tubuhnya meninggalkan bara sendirian.

Dengan cepat Clara mengeringkan tubuhnya lalu memakai pakaiannya yang ada bahkan Clara memakai pakaian dalamnya lagi. Clara tentu tak mau sakitnya kambuh lagi. Jadi ia tetap meminum obatnya setelah setelah menghabiskan sepotong roti bakar.

"Cla aku minta maaf," ucap Bara yang keluar dari kamar mandi meskipun belum selesai mandi.

"Gapapa kak. Lupakan saja. Kita anggap ini gak pernah terjadi," ucap Clara lalu mengambil ponsel dan PBnya juga beberapa baju yang ia pack sekenanya dan sejadinya.

"Kamu mau kemana?" tanya Bara dengan bodohnya.

Gak seharusnya aku di sini, gak seharusnya aku suka sama Kak Bara. Kagum pun gak boleh! Batin Clara merutuki kesalahannya, kebodohannya, dan kepolosan serta ketulusan di tiap doa dan mimpinya yang meminta Bara sebagai jodohnya.

"Aku mau pulang Kak," jawab Clara sambil terisak.

Baca juga 28. Vol.3 : Chapter 11

"Gak! Jangan! Gak boleh!" larang Bara yang langsung menyeret Clara ke tempat tidur lalu membantingnya hingga Clara terkapar tak berdaya dalam isak tangisnya.

Clara benar-benar takut dan benci pada Bara. Sangat membencinya. Perlakuan Bara, ucapannya, belum lagi sifatnya yang flamboyan dan jelas hobi gonta-ganti pasangan.

Dengan cepat Bara kembali lagi dengan membawa kursi dari balkon kamar hotel yang digunakan untuk melihat pemandangan kota.

Bara langsung menarik Clara kembali untuk bangun dan mendudukkannya di kursi, tak henti sampai di situ Bara juga langsung menali kaki dan tangan Clara. Clara menangis sejadi-jadinya dan semakin menjadi ketika Bara menurunkan celana dan celana dalamnya hingga kewanitaannya terpampang nyata.

"Jangan please. Jangan," ucap Clara memohon sambil menangis ketakutan, keputusasaan terlihat jelas dalam tangis Clara yang memohon.

Clara,aku tau ini salah. Tapi aku tak bisa menahannya lagi Clara. Batin Bara yang mendengar rintihan memelas Clara yang malah mendekatkan wajahnya ke kemaluan Clara.

Tanpa menunda lagi Bara langsung mengecup, menjilat dan melumat kemaluan Clara layaknya sedang bercumbu. Sementara Clara yang mendesah erotis dalam tangisnya, benar-benar bagaikan simponi yang mengalun indah bagi Bara.

Bara terus mencumbu dan menjilati kemaluan Clara dengan lembut dan beberapa kali memberikan tekanan hingga Clara memekik, antara nikmat dan marah. Apalah itu pekikan yang keluar, bagi Bara semuanya tidak penting.

"Apa itu?" tanya Clara begitu Bara mengeluarkan sebuah salep dari kantung kimononya.

"Tahan Clara," perintah Bara yang malah memberikan perintah pada Clara yang mulai menutup kakinya agar kemaluannya tidak dicumbu dan diperkosa Bara lagi.

Plak!

Sebuah tamparan keras melayang ke paha mulus Clara. Clara masih menutup kakinya.

Plak!

Sebuah tamparan yang lebih kuat dan keras dari yang pertama dilayangkan pada paha mulus Clara. Clara langsung membuka kakinya, sementara Bara yang sudah siap menampar pahanya lagi bila ngeyel langsung tersenyum senang.

Dengan penuh kehati-hatian Bara mulai mengoleskan salep ke dalam lubang kewanitaan Clara yang disobeknya semalam. Lenguhan dan jeritan penuh kesakitan keluar dari bibir tipis Clara yang sexy. Bara tak memperdulikannya dan terus saja mengoleskannya hingga rata.

"Sudah, tahan dulu begitu sebentar," ucap Bara lalu mengecup kewanitaan Clara dengan lembut.

Suara tangis Clara yang penuh rasa sedih, sesal, marah, dan kebencian terus keluar dari mulutnya.

"Sudah dua kali. Dua kali aku diperlakukan seperti ini," gumam Clara "Aku menyesal. Mengenalmu, mengagumimu, memujamu, berharap kau adalah jodohku bila begini jadinya. Kamu bejat! Tak punya hati," maki Clara lalu meludahi Bara.

Bara yang mendengar makian Clara ditambah Clara yang meludahinya jadi tersadar. Betapa mengerikan perlakuan yang ia berikan pada Clara, dengan apa yang dilakukannya pada Clara.

Ini bukan pertama kalinya aku ambil keperawanan cewek. Clara bukan yang pertama. Tapi kenapa, kenapa Clara bikin aku merasa sebersalah ini. Kenapa Clara? Apa karena aku merasa bersalah pada orang tuanya? Atau karna Clara yang sudah ku anggap adikku? Apa yang salah? Batin Bara bingung sambil menatap Clara dan terus menyeka air mata Clara dengan tangannya.


53
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share