0
Home  ›  Chapter  ›  My Perfect Husband 1

Part 57

Part 57-1

Clara mulai membaik sejak ada suaminya yang menemaninya. Bara juga selalu mengurusi Clara dengan sangat sabar, dari makan, mandi, buang air, semuanya hingga Clara benar-benar membaik dan boleh pulang.

"Sayang mau pulang ke mana?" tanya Bara pada Clara saat sudah duduk di mobil Range Rovernya.

"Rumah yang buat aku kapan jadinya kak?" tanya Clara sambil bersandar di bahu Bara.

"Ini lagi pasang wallpaper sama nata barang-barang aja. Lusa mungkin baru bisa kita pakek," jawab Bara lalu merangkul Clara.

"Ck!" decak Clara lalu cemberut.

Bara langsung mengeluarkan ponselnya dan menghubungi pihak arsitek dan interior.

"Saya mau semuanya jadi besok. Gak peduli gimana caranya!" perintah Bara tegas lalu memasukkan ponselnya ke dalam tas jinjing milik

Clara lagi. "Kakak."

"Kamu ratunya. Kamu bilang apa bakal ku wujudkan," potong Bara lalu mengecup bibir Clara yang melongo.

"Kita pulang ke apartemen aja Kak," ucap Clara lalu menggenggam tangan Bara.

"Ke apartemen ya pak," perintah Bara pada supirnya.

Sepanjang perjalanan Clara hanya mengelus tangan suaminya yang luka-luka lalu memperhatikan wajahnya yang memar-memar meskipun sudah mulai sembuh.

"Kakak ini kena apa sih? Kok banyak bener memarnya?" tanya Clara heran lalu mengelus pipi Bara dengan lembut.

"Jatoh," jawab Bara yang sudah panik dan langsung mengalihkan pandangannya.

"Kakak! Ih kalo boong aku pulang sama ayahku loh!" bentak Clara memarahi Bara.

"Ya jangan dong Cla. Masa iya pisah lagi. Susah payah bisa sama kamu lagi masa kamu mau pisah sama aku lagi," ucap Bara dengan cepat.

"Yaudah bilang," ketus Clara.

"Ayah marahin aku, lagian kemarin juga abis. Alah udah lah Cla gapapa. Intinya aku gapapa. Cowok wajar dong memar dikit, luka dikit," ucap Bara menutupi penyebab luka dan memar di tubuhnya .

Baca juga Bab 39 – Positiv

Clara yang mendengar ucapan suaminya yang terputus-putus cukup paham bila suaminya habis dihajar ayahnya. Clara juga hanya menundukkan pandangannya lalu memeluk suaminya lagi.

Coba aja kamu gak maksa buat nikah sama aku kak. Kamu gak bakal kayak sekarang. Mungkin juga kamu dah punya anak. Batin Clara sedih.

"Lisa gimana kak?" tanya Clara mengalihkan pembicaraan.

"Baik nanti ya kalo kamu dah bener-bener sehat ketemu Lisa ya," jawab Bara lembut "Cla aku sayang Clara," sambung Bara lalu mengecup bibir Clara.

Clara hanya memanyakan hal-hal sederhana dan berusaha tidak membahas soal keguguran atau luka di tubuh suaminya. Karena Clara yakin itu pasti akan menyakitkan perasaannya. Sebelum ke apartemennya juga Clara mengajak suaminya pergi ke mini market terlebih dahulu.

Clara bukan ingin belanja bulanan, melainkan hanya membeli mie instan, telur, dan beberapa sayur, tak lupa ice cream dan yoghurt. Bara juga tidak melarang Istrinya sama sekali untuk memilih ciki dan makanan ringan lainnya, padahal Bara sudah berencana mengajak Clara untuk makan malam romantis. Tapi sepertinya makan malam romantisnya akan berpindah tempat juga menu untuk saat ini.

"Udah?" tanya Bara yang melihat belanjaan Clara yang cukup banyak.

"Kakak mau tambah gak?" tanya Clara lalu mengeluarkan dompet suaminya.

"Enggak tadinya aku mau ajak kamu makan malem romantis loh," jawab Bara lalu menambahkan pasta gigi ke belanjaannya.

"Oh gitu," ucap Clara lalu menahan kasir yang menghitung belanjaannya.

"Gapapa nanti aku makan malamnya sama Clara pakek mie instan aja. Aku suka kok," ucap Bara lalu mengecup pipi Clara.

"Pak Man, mau sekalian gak?" tanya Bara menawari supirnya.

"Iya pak, mau jajanan apa? Ciki apa permen?" tawar Clara yang mengundang tawa Bara dan pak Man.

"Sampo boleh mbak?" tanya pak Man meminta izin pada Clara.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

"Boleh, sabun sama pomade sekalian juga boleh," jawab Clara yang membiarkan pak Man memilih belanjaannya sendiri.

Pak Man yang dari tadi hanya melihat-lihat langsung mengambil kebutuhannya. Clara yang melihat pak Man yang burket langsung menambahkan deodorant untuk pak Man.

"Aku gak pernah dikasih deodorant," komplain Bara pada Istrinya.

"Kalo Kakak pakek deodorant aku gak mau bobo sama KaKak," jawab Clara lalu membayar semua belanjaannya.

Pak Man langsung membawakan belanjaan dan memasukkan ke dalam mobil sementara Clara tengah duduk di depan mini market dan tengah sibuk memakan ice cream vanila oreonya. Setelah mobil siap Clara yang baru akan melangkah masuk ke dalam mobil tiba-tiba kembali turun dan memberikan selembar uang seratus ribuannya pada anak yang dari tadi memilih ice cream dan kembali mengembalikan icenya saat melihat uang di kantongnya yang tidak cukup.

"Cla," panggil Bara pada Clara.

"Kamu mau ice cream kan?" tanya Clara lalu menahan anak kecil tadi.

"Mau, tapi sudah tidak lagi," jawabnya polos.

"Aku jajanin yuk," ucap Clara lalu mengajaknya masuk ke mini market.

Bara hanya memperhatikan istrinya dan anak kecil tadi. Clara menemani anak tadi dan membiarkannya memilih ice cream, ciki, dan mie instan. Clara menuruti semua yang di ambil anak kecil yang baru ditemuinya.

"Sudah ini aja?" tanya Clara.

"Iya kalo banyak aku gak kuat bawanya Kak," jawab anak itu sambil terus tersenyum manis.

Clara yang hanya membawa uang seratus

ribu akhirnya mengambil uangnya lagi dan memberikan kembaliannya pada anak itu.

"Makasih ya kak. Semoga Kakak sehat terus. Panjang umur, baik, cantik," ucap anak itu sambil berjalan keluar minimarket bersama Clara.

"Amin," jawab Clara "Eh dek doain aku biar bisa punya anak dong," pinta Clara.

"Semoga Kakak punya anak," ucapnya.

"Amin," ucap Clara dan anak itu bersamaan.

"Aku pulang dulu ya Kak," ucap anak itu lalu berlari masuk ke sebuah gang.

"Ayo pulang," ajak Bara lalu membukakan pintu untuk Clara yang terlihat lebih sumringah setelah sedikit berbagi.

"Makasih ya mbak," ucap pak Man pada Clara.

"Iya pak," jawab Clara.

"Nanti mau bikin apa kamu? " tanya Bara pada istrinya.

"Mie instan aja. Aku dah lama gak makan mie instan," jawab Clara lalu melanjutkan makan ice creamnya.

53
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share