Part 57
Clara mulai membaik sejak ada
suaminya yang menemaninya. Bara juga selalu mengurusi Clara dengan sangat
sabar, dari makan, mandi, buang air, semuanya hingga Clara benar-benar membaik
dan boleh pulang.
"Sayang mau pulang ke
mana?" tanya Bara pada Clara saat sudah duduk di mobil Range Rovernya.
"Rumah yang buat aku
kapan jadinya kak?" tanya Clara sambil bersandar di bahu Bara.
"Ini lagi pasang
wallpaper sama nata barang-barang aja. Lusa mungkin baru bisa kita pakek,"
jawab Bara lalu merangkul Clara.
"Ck!" decak Clara
lalu cemberut.
Bara langsung mengeluarkan
ponselnya dan menghubungi pihak arsitek dan interior.
"Saya mau semuanya jadi
besok. Gak peduli gimana caranya!" perintah Bara tegas lalu memasukkan
ponselnya ke dalam tas jinjing milik
Clara lagi. "Kakak."
"Kamu ratunya. Kamu
bilang apa bakal ku wujudkan," potong Bara lalu mengecup bibir Clara yang
melongo.
"Kita pulang ke
apartemen aja Kak," ucap Clara lalu menggenggam tangan Bara.
"Ke apartemen ya
pak," perintah Bara pada supirnya.
Sepanjang perjalanan Clara
hanya mengelus tangan suaminya yang luka-luka lalu memperhatikan wajahnya yang
memar-memar meskipun sudah mulai sembuh.
"Kakak ini kena apa sih?
Kok banyak bener memarnya?" tanya Clara heran lalu mengelus pipi Bara
dengan lembut.
"Jatoh," jawab Bara
yang sudah panik dan langsung mengalihkan pandangannya.
"Kakak! Ih kalo boong
aku pulang sama ayahku loh!" bentak Clara memarahi Bara.
"Ya jangan dong Cla.
Masa iya pisah lagi. Susah payah bisa sama kamu lagi masa kamu mau pisah sama
aku lagi," ucap Bara dengan cepat.
"Yaudah bilang,"
ketus Clara.
"Ayah marahin aku,
lagian kemarin juga abis. Alah udah lah Cla gapapa. Intinya aku gapapa. Cowok
wajar dong memar dikit, luka dikit," ucap Bara menutupi penyebab luka dan
memar di tubuhnya .
Clara yang mendengar ucapan
suaminya yang terputus-putus cukup paham bila suaminya habis dihajar ayahnya.
Clara juga hanya menundukkan pandangannya lalu memeluk suaminya lagi.
Coba aja kamu gak maksa buat
nikah sama aku kak. Kamu gak bakal kayak sekarang. Mungkin juga kamu dah punya
anak. Batin Clara sedih.
"Lisa gimana kak?"
tanya Clara mengalihkan pembicaraan.
"Baik nanti ya kalo kamu
dah bener-bener sehat ketemu Lisa ya," jawab Bara lembut "Cla aku
sayang Clara," sambung Bara lalu mengecup bibir Clara.
Clara hanya memanyakan
hal-hal sederhana dan berusaha tidak membahas soal keguguran atau luka di tubuh
suaminya. Karena Clara yakin itu pasti akan menyakitkan perasaannya. Sebelum ke
apartemennya juga Clara mengajak suaminya pergi ke mini market terlebih dahulu.
Clara bukan ingin belanja
bulanan, melainkan hanya membeli mie instan, telur, dan beberapa sayur, tak
lupa ice cream dan yoghurt. Bara juga tidak melarang Istrinya sama sekali untuk
memilih ciki dan makanan ringan lainnya, padahal Bara sudah berencana mengajak
Clara untuk makan malam romantis. Tapi sepertinya makan malam romantisnya akan
berpindah tempat juga menu untuk saat ini.
"Udah?" tanya Bara
yang melihat belanjaan Clara yang cukup banyak.
"Kakak mau tambah
gak?" tanya Clara lalu mengeluarkan dompet suaminya.
"Enggak tadinya aku mau
ajak kamu makan malem romantis loh," jawab Bara lalu menambahkan pasta
gigi ke belanjaannya.
"Oh gitu," ucap
Clara lalu menahan kasir yang menghitung belanjaannya.
"Gapapa nanti aku makan
malamnya sama Clara pakek mie instan aja. Aku suka kok," ucap Bara lalu
mengecup pipi Clara.
"Pak Man, mau sekalian
gak?" tanya Bara menawari supirnya.
"Iya pak, mau jajanan
apa? Ciki apa permen?" tawar Clara yang mengundang tawa Bara dan pak Man.
"Sampo boleh mbak?"
tanya pak Man meminta izin pada Clara.
"Boleh, sabun sama
pomade sekalian juga boleh," jawab Clara yang membiarkan pak Man memilih
belanjaannya sendiri.
Pak Man yang dari tadi hanya
melihat-lihat langsung mengambil kebutuhannya. Clara yang melihat pak Man yang
burket langsung menambahkan deodorant untuk pak Man.
"Aku gak pernah dikasih
deodorant," komplain Bara pada Istrinya.
"Kalo Kakak pakek
deodorant aku gak mau bobo sama KaKak," jawab Clara lalu membayar semua
belanjaannya.
Pak Man langsung membawakan
belanjaan dan memasukkan ke dalam mobil sementara Clara tengah duduk di depan
mini market dan tengah sibuk memakan ice cream vanila oreonya. Setelah mobil
siap Clara yang baru akan melangkah masuk ke dalam mobil tiba-tiba kembali
turun dan memberikan selembar uang seratus ribuannya pada anak yang dari tadi
memilih ice cream dan kembali mengembalikan icenya saat melihat uang di
kantongnya yang tidak cukup.
"Cla," panggil Bara
pada Clara.
"Kamu mau ice cream
kan?" tanya Clara lalu menahan anak kecil tadi.
"Mau, tapi sudah tidak
lagi," jawabnya polos.
"Aku jajanin yuk,"
ucap Clara lalu mengajaknya masuk ke mini market.
Bara hanya memperhatikan
istrinya dan anak kecil tadi. Clara menemani anak tadi dan membiarkannya
memilih ice cream, ciki, dan mie instan. Clara menuruti semua yang di ambil
anak kecil yang baru ditemuinya.
"Sudah ini aja?"
tanya Clara.
"Iya kalo banyak aku gak
kuat bawanya Kak," jawab anak itu sambil terus tersenyum manis.
Clara yang hanya membawa uang
seratus
ribu akhirnya mengambil
uangnya lagi dan memberikan kembaliannya pada anak itu.
"Makasih ya kak. Semoga Kakak
sehat terus. Panjang umur, baik, cantik," ucap anak itu sambil berjalan
keluar minimarket bersama Clara.
"Amin," jawab Clara
"Eh dek doain aku biar bisa punya anak dong," pinta Clara.
"Semoga Kakak punya
anak," ucapnya.
"Amin," ucap Clara
dan anak itu bersamaan.
"Aku pulang dulu ya Kak,"
ucap anak itu lalu berlari masuk ke sebuah gang.
"Ayo pulang," ajak
Bara lalu membukakan pintu untuk Clara yang terlihat lebih sumringah setelah
sedikit berbagi.
"Makasih ya mbak,"
ucap pak Man pada Clara.
"Iya pak," jawab
Clara.
"Nanti mau bikin apa
kamu? " tanya Bara pada istrinya.
"Mie instan aja. Aku dah
lama gak makan mie instan," jawab Clara lalu melanjutkan makan ice
creamnya.