Part 52
Bara dan Fajar langsung
memeluk istri masing-masing begitu tau ada lemparan benda asing dari orang
iseng ke rumahnya.
"Orang iseng, Clara sama
Bunda masuk sana," perintah Fajar yang tak mau ambil resiko.
Clara dan Caca langsung
mengangguk dan masuk ke rumah. Sementara Fajar langsung mengecek barang yang
dilempar tadi. Tentu saja Fajar tidak menyentuhnya langsung melainkan memakai
sapu lidi.
"Ayah cucok amat sih
pakek sapu segala," komentar Bara yang langsung akan memegang pipa
tersebut dan langsung didorong Fajar hingga terjatuh.
"Jangan di pegang!"
perintah Fajar tegas.
Bara hanya menyeringit
bingung lalu bangun dan menjaga jarak. Begitu pula dengan Fajar yang langsung
menelfon penjinak bom, dari tim Gegana.
"Itu bom, rakitan,"
ucap Fajar lalu menjauhkan ponselnya juga ponsel milik Bara agar tidak memicu
ledakan.
"Bom? Kok bisa?"
pekik Bara kaget.
"Ayah juga gak tau. Tapi
yang jelas itu masih amatiran banget yang bikin. Kabelnya liat kan, yang merah,
biru," ucap Fajar menjelaskan.
"Kayaknya CCTV rumah ini
harus ditambah deh yah. Apa mau pakek security?" tawar Bara pada Ayah mertuanya
karena sudah khawatir.
"Iya mungkin CCTV aja,
Ayah tau harus gimana. Kamu jangan khawatir. Kamu jagain Clara aja yang
bener," jawab Fajar dengan tenang.
***
Tak lama anggota Gegana
datang juga para penjinak bom. Tak hanya itu. Penyisiran dadakan juga dilakukan
di rumah warga. Tanpa terkecuali. Bara langsung mengamankan Clara juga Sofia.
Sementara Caca dan Fajar tetap tinggal. Dengan para security yang di kirim
Bara.
Bara benar-benar khawatir,
begitu pula Clara dan Sofia. Tapi selang seminggu, si pelempar bom tak
tertangkap dan hanya dinyatakan kalau itu hanya ulah orang iseng yang membuat
prank.
Clara yang hampir selalu
menangis dengan ceMasdan khawatir, akhirnya bisa sedikit bernapas lega. Begitu
pula dengan Sofia, meskipun Fajar masih menyarankan agar Sofia tetap tinggal
bersama Bara dan Clara di rumah orang tua Bara untuk sementara waktu.
Tentu saja Sofia mau, apalagi
ia diterima dengan sangat baik. Baik Lisa maupun yang lain. Clara juga jadi ada
teman bila Bara pergi. Anna, Bundanya Bara juga senang saat ada Sofia dan Clara
di rumah karena merasa tinggal di asrama putri dan bisa bereksperimen di dapur
bersama-sama.
"Enak ya Cla mertuamu,
iparmu, semuanya baik," puji Sofia yang tengah membantu Clara menyiapkan
bawaannya untuk masuk kuliah pertamanya.
"Alhamdulillah semuanya
menyenangkan. Tapi ya gitu sama Kak Bara harus strong. Kadang galak, kasar,
tegas gak ketulungan. Tapi em ya Kak Bara baik, menyenangkan. Hahaha kamu kapan
mau nyusul?" ucap Clara yang mengalihkan pembicaraan.
"Aku masih mau
pendidikan dulu, baru nikah," jawab Sofia malu-malu, apalagi ia juga sudah
menerima lamaran dari Angga.
"Emm gitu. Apa kamu gak
bosen baca novel Wild Life itu?" goda Clara pada Sofia yang langsung
membuat Sofia salah tingkah.
"Kok kamu tau?"
tanya Sofia.
"Ya tau lah. Orang kamu
suka baca terus taruh di mana-mana," jawab Clara apa adanya.
"Ya ampun," ucap
Sofia malu sambil menutupi wajahnya dengan tangannya.
Clara hanya tertawa melihat
reaksi Sofia yang malu sisi lainnya ketahuan Clara.
"Tenang saja. Aku gak
ember kok," ucap Clara.
"Jadi Sofia suka baca
novel dewasa?" tanya Bara yang sudah berdiri di ambang pintu dan menyimak
pembicaraan Clara dan Sofia dari tadi.
"Ya Allah!" pekik
Clara dan Sofia bersamaan karena terkejut akan kehadiran Bara yang sangat
tiba-tiba.
"Apa?" tanya Bara
yang ikut terkejut dan langsung menoleh ke belakang dan menatap sekeliling
mencari hal yang mengejutkan Clara dan Sofia.
"Kakak sejak kapan di
sini?" tanya Clara panik.
"Dari tadi kamu sama
Sofia ngomongin novel. Abis gak ditutup. Yaudah aku ke sini," jawab Bara
"Ayo ke kamar," ajak Bara pada istrinya.
"Tuh kan dah
nyebar!" Omel Sofia lalu meluruh ke lantai sambil menutupi wajahnya dengan
tangannya.
"Yah Sofia jangan marah
dong. Kak Bara gak ember kok," ucap Clara meyakinkan sepupunya yang
langsung diangguki Bara.
"Iya aku gak ember
kok," ucap Bara meyakinkan pernyataan Clara.
"Janji ya jangan
ember," ucap Sofia sambil menatap Bara dan Clara yang berjongkok di
depannya.
"Iya janji!" ucap
Bara dan Clara kompak.
"Eh kok pada belum turun
malah di sini semua. Main janji-janji segala lagi," ucap Anna yang
memanggil anak-anaknya agar berkumpul untuk makan malan.
"Gak ada rahasia kok Bunda,"
ucap Bara cepat.
"Kakak!" bentak
Clara mengingatkan suaminya.
"Hayo rahasia apa?"
desak Anna pada anaknya.
"Bukan apa-apa Bunda,"
jawab Bara sadar kalau ia akan keceplosan seperti biasanya.
"Bara!" bentak Anna
yang langsung memelototi Putranya.
Clara langsung bersembunyi di
balik tubuh gagah suaminya. Sementara Sofia sudah tak bisa lagi menahan malu
dan hanya bisa menutupi wajahnya.
"Ini rahasianya Sofia, Bunda.
Jadi gak boleh bilang Bunda," jawab Bara takut-takut.
"Bener gitu Clara?"
tanya Anna melembut pada menantunya.
"I-Iya Bunda,"
jawab Clara yang masih bersembunyi di balik suaminya.
"Yaudah buruan kumpul.
Ayah dah nunggu sama Lisa tuh," ucap Anna yang memilih tidak memaksa
anaknya untuk bicara meskipun Anna penasaran dan sangat gampang mengorek
informasi dari putranya yang super ember ini.
Duh rahasia apaan lagi ini.
Pasti penting banget, terus Bara nguping. Batin Anna yang makin penasaran pada
rahasia yang disimpan Bara, Clara dan Sofia.
"Kak Bara, kamu mau eek
ya?" tanya Adam yang melihat wajah panik dan hidung putranya yang
kembang-kempis.
Bara langsung menggeleng.
Sementara Clara sudah panik dan merasa bersalah pada Sofia. Sofia juga terlihat
panik ternyata suami dari sepupunya itu tak bisa menahan rahasia dadakan.
"Kakak sakit ya?"
tanya Adam khawatir.
"Bukan yah, udah Ayah jangan
tanya-tanya Bara mulu. Nanti bocor dia, dia lagi nyimpen rahasia itu yah,"
ucap Anna yang tau kalau suaminya sama keponya seperti dirinya, apa lagi
menyangkut anak-anak.
"Hayo! Rahasia
apa?" tanya Adam dengan tegas sambil menggebrak meja.
"Ini rahasianya Sofia
yah. Ayah jangan tau," jawab Bara.
"Wah Kak Sofia ini
gimana Kak Bara itu kan orangnya ember banget. Malah dikasih rahasia,"
ucap Lisa sambil geleng-geleng kepala.
"Aku gak ember kok. Ini
nyatanya dari tadi aku gak bilang kalo Sofia suka baca novel Wild Life.
Ups!" ucap Bara lalu membungkam mulutnya.
Clara dan Sofia langsung
menepuk jidat dan geleng-geleng kepala. Tidak menyangka kalau Bara bisa seember
itu.
"Aduh Clara, Sofia. Aku
keceplosan ini. Maaf ya," ucap Bara pada Clara dan Sofia.
Sofia hanya mengangguk pelan
dengan sangat pasrah.
"Ya ampun cuma itu to. Bunda
juga suka, koleksi malah. Gapapa dah karena Kak Bara dah gak simpan rahasia
lagi kita anggap semuanya kelar ya," ucap Anna mencairkan suasana.
Sofia kembali mengangguk
dengan lemas.
"Gapapa lagian Sofia kan
gak di bawah umur
lagi," ucap Adam maklum
lalu tertawa terbahakbahak mengingat betapa mudahnya putranya membocorkan
rahasia.
Gak lagi-lagi deh bikin
rahasia sana dua mahluk ajaib ini. Batin Sofia kesal.