Part 15
Usai obrolan dan rumpian
Clara dan Ninda, Bara dan Clara akhirnya bisa pergi ke toko buku. Bara
memilihkan banyak buku bank soal SBMPTN SOSHUm, juga beberapa materi SBMPTN.
"Kak kamu beliin aku
selusin?" tanya Clara yang terkejut melihat apa yang dibawa Bara setelah
ia memilih buku cerita bertema unicorn.
"Biar pinter,"
jawab Bara.
"Ogah! Kebanyakan! Itu
ku baca selesai dua biji aja dah bagus! Ogah ah balikin sana!" perintah
Clara lalu memilih novel.
"Tapi ini penting semua
loh Cla," jawab Bara sambil membawakan buku yang dipilih Clara.
Heran deh. Biasanya kalo ku
tolak bakal marah. Ini gak marah. Kak Bara ini gimana sih sebenarnya. Batin
Clara sambil menatap sampul belakang novelnya.
"Ya udah terserah,"
ucap Clara lalu berjalan ke arah kasir.
Clara meletakkan novelnya,
lalu disusul Bara
yang meletakkan buku
bawaannya yang setumpuk. "Kak aku laper," keluh Clara.
"Lah kan tadi abis
jajan, sama temenmu juga," ucap Bara yang selesai membayar semua barang
belanjaannya "Ini bawa ke mobilku," perintah Bara pada salah seorang
satpam.
"Siap mas,"
jawabnya dengan sigap.
"Yaudah kalo gitu kita
pulang aja yuk," ajak Clara.
"Gak jadi makan?"
tanya Bara.
"Enggak aku dah banyak
buang uangmu hari ini," jawab Clara "Lagian kalo aku ngajak makan
Ayah belum transfer duit jajan," sambung Clara lalu berjalan keluar dari
toko buku.
Biasanya aku bakal buang
lebih banyak duitku buat cewek lain. Duh Clara ini. Ternyata gak seburuk yang
kukira. Batin Bara.
"Clara!" panggil
Nita yang baru saja keluar dari baby shop.
"Hai!" jawab Clara
lalu menghampiri Nita dengan ceria.
Deg…deg…deg…
Bara kembali memegang dada
kirinya yang berdebar karena melihat betapa cerianya Clara.
Gila temennya banyak bener.
Batin Bara.
"Gimana kapan
ngelairin?" tanya Clara.
"Tiga bulan lagi. Nih
tadi abis USG" jawab Nita lalu menunjukkan foto hasil USGnya.
"Duh sorry banget
loh ya. Aku gak bisa nemenin. Tapi sehat kan?" tanya Clara dengan ceMassambil
membantu Nita membawa belanjaannya.
"Sehat, tapi aku masih
bingung ni anak bapaknya siapa," ucap Nita miris yang malah mengundang
tawa dari Clara.
Deg…deg…deg…
Lagi-lagi Bara berdebar-debar
saat melihat Clara tersenyum bahkan tertawa.
Ngapain aku malah deg-degan
gini? Batin Bara.
"Kak, aku mau nemenin
Nita. Nanti aku
bilang ayah. Kamu kalo mau
pulang-pulang aja," usir Clara pada Bara yang dari tadi diam di
belakangnya.
"Gak! Kamu yang ikut
aku! Enak aja ngusirngusir!" ketus Bara yang kesal.
"Itu abang lu? Leh
uga," bisik Nita pada Clara.
Clara langsung menarik Nita
menjauh setelah memberikan tatapan tajam pada Bara.
"Ya itu yang mau
dinikahin ama gue. Galak bener. Bokap aja gak segalak dia. Kejem pula,"
bisik Clara.
"Tapi keliatannya cakep,
baik gitu," ucap Nita yang masih berbisik.
"Elu aja yang belum
kenal. Nih lihat rambut gue di potong sama dia gara-gara gak sesuai sama baju
gue kemarin. Sepatu boots gue yang biasanya juga dibuang," adu Clara pada
Nita sambil menunjukkan rambut dan alas kakinya "Dah gitu suka nampar
lagi," sambung Clara mengadu pada Nita.
"Elu ditampar?"
tanya Nita sedikit berteriak.
Clara cepat-cepat membungkam
mulutnya lalu mengangguk dan menarik Nita lebih jauh lagi dari Bara yang
menatap mereka dengan kesal.
Please jangan ngerumpi lagi.
Batin Bara sambil mengawasi Clara.
Bruk!
"Duh maaf mas. Maaf gak
sengaja," ucap seorang SPG yang sengaja menabrak Bara untuk memulai
modusnya.
"Haduh jadi kotor,"
kesal Bara saat melihat sepatunya yang ketumpahan kopi "Lah Clara mana? Lo
ya! Bikin bini gue ilang!" bentak Bara begitu menyadari Clara dan Nita
yang sudah tidak ada di tempatnya.
Si SPG langsung pucat,
awalnya ia berniat agar bisa merasakan cinta satu malam pada salah satu big
bosnya dan ia malah kena marah sejadijadinya.
***
"Makan apa nih?"
tanya Nita pada Clara.
"Babymu mau makan apa
aku ngikut. Kan kamu yang bayar hahaha," jawab Clara sambil tertawa riang.
"Heleh kamu ini,"
ucap Nita lalu memesankan ramen untuknya dan Clara.
"Eh Nit tadi gue ketemu
Ninda loh," ucap Clara saat Nita kembali duduk untuk menunggu pesanannya
datang.
Sementara Nita dan Clara
ngobrol dengan santai dan penuh Canda, di sisi lain Bara tengah panik mencari
Clara. Hingga akhirnya Bara memerintahkan seluruh bagian keamanan untuk mencari
Clara.
"Bara!" pekik Rey
begitu datang ke departemen storenya setelah dapat laporan orang hilang.
"Kata pak Muji kamu
pekek semua bagian keamanan, kamu bikin masalah apa lagi?" Omel Rey yang
datang sambil menggandeng putri kecilnya dan Leo yang baru pulang sekolah.
"Clara ilang kak!"
jawab Bara panik bukan main.
"Kok bisa ilang?"
tanya Rey yang jadi ikut panik.
"Tadi aku liat lagi sama
temennya. Ada SPG iseng mau modus. Sepatuku jadi kotor. Aku marah, Clara dah
ilang Kak," ucap Bara sambil menunjuk SPG tadi.
"Kamu dipecat!"
ucap Rey yang langsung memecat SPG baru tersebut.
"Papi, ayo pulang,"
rengek Aya yang sudah masuk jam tidur siangnya sambil memukul dada Rey beberapa
kali.
"Bentar dong Ay. Om Bara
ini loh lagi hilang temannya," ucap Rey menenangkan putri kecilnya.
"Papi ayo aku dah laper
juga," ajak Leo yang juga baru pulang sekolah.
"Sabar dong nak. Bentar
ini loh Om Bara banyak masalah," ucap Rey lalu mengajak anakanaknya menepi
dan duduk terlebih dahulu.
Semua kepala bagian langsung
berdatangan dengan paniknya begitu tau ada Rey dan Bara yang berkunjung.
"Om Bara tidak punya
teman kak. Jadi kita cariin teman dulu buat Om Bara. Baru pulang. Iya kan Papi?"
ucap Aya berusaha memberikan pengertian sekenanya pada Leo yang malah membuat
Rey tertawa karenanya, begitu pula dengan asistennya yang mendengar ucapan
polos Aya.
"Oke aku temenin
dulu," ucap Leo lalu mengecup pipi adiknya dengan gemas.
"Kak, mau makan
gak?" tanya Rey.
"Enggak tapi aku mau
jajan takoyaki," jawab Leo.
"Yaudah sana jajan. Aya
mau makan apa nak? Mau ikut jajan Kakak juga gak?" tanya Rey yang tengah
memangku Aya.
"Aku maunya eek
aja," jawab Aya yang langsung membuat panik Rey.
"Lah terus Clara gimana
kak?" tanya Bara yang seolah dilupakan.
"Kan kamu dah gede.
Kenapa gak ditelfon?" tanya Rey kesal sambil menggendong Aya ke kamar
mandi "Mbak Iis! Ini Aya dibantu dulu," perintah Rey pada pengasuhnya
Aya.
Gokil Kak Rey ngurus anak,
ngurus aku juga, masih ngantor pula. Duh hot Papi bener. Batin Bara yang
otomatis menjaga Leo.
"Om ayo kita cari
temen," ajak Leo yang sudah dapat takoyaki.
"Bentar nunggu Papi
selesai nemenin Aya pup ya," ucap Bara.
Bara menunggu Rey cukup lama.
Sebenarnya hanya lima menit tapi berhubung Bara terburu-buru dan masih harus
mencari Clara. Jadilah ia tak sabaran.
Tapi rasanya penantian Bara
tak sia-sia. Begitu Kakaknya datang bersama Aya dan pengasuhnya dengan balon
yang dibawa Aya. Salah satu bagian keamanan mengabarkan kalau Clara tengah
berada di salah satu restoran masakan jepang dan tengah menikmati ramen.
"Ini buat Om Bara,"
ucap Aya sambil memberikan balonnya pada Bara.
"Makasih Sayang. Coba Om
lebih muda 25 tahun. Pasti Om lamar kamu," ucap Bara lalu mencium pipi
Aya.
Bletak!
Rey langsung memukul Bara.
"Gak bakal kuizinin Aya
sama kamu!" ucap Rey yang langsung mengambil lagi balon yang diberikan Aya
pada Bara lalu menjauhkan putrinya dari Bara.
"Ck…ck…ck… kasihan Om
Bara," komentar Leo.
"Oh, Papi mau
juga?" tanya Aya pada Papinya sambil menguap.
"Aduh unicornnya Papi
dah ngantuk. Dah minum susu. Dah eek. Tinggal bobo ya nak?" ucap Rey yang
diangguki Aya yang berpegangan pada leher Papinya dengan manja "Si Clara
gimana?" tanya Rey pada Bara.
"Dah ketemu. Ini mau ke
sana sebelum kabur lagi," jawab Bara.
"Yaudah sana. Aku pulang
dulu," ucap Rey lalu menggandeng tangan Leo.
"Eh Kak, istrimu emang
kemana?" tanya Bara yang heran melihat Rey yang mengurus anakanaknya
sendirian.
"Hana lagi ke salon.
Katanya mau keramas, mau maskeran, mau apa lah dia bodo amat selama seneng aja
aku bolehin," jawab Rey lalu berjalan keluar karena Aya sudah menguap
beberapa kali dan makanan Leo juga sudah habis, jadi jelas anakanaknya Rey ini
bakal rewel lagi kalau tidak cepat dibawa pulang.
Setelah Rey pergi, Bara
langsung berlari menuju Clara. Clara yang kabur dan dengan santainya malah
makan siang sementara Bara tengah panik.
Awas aja nanti kalo ketemu
ya! Batin Bara kesal.
