Part 58
Sampai di apartemen, Clara
tidak langsung makan. Tapi memilih untuk mandi dulu dan istirahat sambil
menonton televisi. Bara juga langsung mengurus pekerjaannya yang terbengkalai
karena mengurus istrinya. Mulai dari urusan resto, hotel, sampai kampus. Bara
juga memberikan banyak informasi pada Clara yang bolos.
"Kak, mau mie goreng apa
kuah?" tanya Clara sambil memeluk Bara dari belakang.
"Mie goreng dong kayak
biasanya kalo main ke rumahmu dulu," jawab Bara lalu mengecup tangan Clara
yang melingkar di lehernya.
"Ya udah bentar ya
sayang," ucap Clara lalu mengecup pipi Bara dan mulai sibuk memasak di
dapur.
Clara memang hanya memasak
mie instan tapi Clara berusaha membuatnya semirip mungkin dengan gambar
kemasannya dan tentu saja Clara tidak sendiri, melainkan di bantu salah satu
pelayannya.
"KaKak," panggil
Clara.
"Iya sayang
sebentar," jawab Bara lalu mematikan laptopnya.
"Dah jadi nih,"
ucap Clara lalu meminta bantuan pelayannya untuk membawakan semua masakannya
tadi ke ruang tengah.
Bara tak bisa berkata-kata
saat melihat hasil masakan istrinya meskipun dibantu pelayannya. Bara langsung
memfoto masakan istrinya, juga dengan istrinya yang tersenyum manis.
"Aku gak tega
makannya," ucap Bara yang menggenggam sendok dan garpunya dari tadi,
sementara Clara sudah mulai makan.
"Kak Kakak kenapa em
lupakan," ucap Clara bimbang ingin menanyakan banyak hal pada suaminya
"Dimakan ya Kak," ucap Clara lalu melanjutkan makannya.
"Ada apa? Clara mau
tanya apa?" tanya Bara lembut.
"Bukan apa-apa. Lupakan
nanti saja bahasnya," jawab Clara sambil tersenyum lembut.
Bara dan Clara kembali makan
dalam diam dan tenang. Meskipun sesekali Bara melemparkan lelucon atau pujian
pada Istrinya, sementara Clara hanya diam dan menanggapi seperlunya atau hanya
tersenyum.
"Kak aku kan dah gak
hamil. Bisa gak kita main rahasia-rahasiaan selama di kampus soal hubungan
kita?" tanya Clara sambil mengelus tangan Bara.
"Kenapa?" tanya
Bara yang terlihat tidak suka dengan permintaan Clara.
"Aku mau menikmati masa
sekolahku dengan baik dan benar, seperti wanita lain di usiaku," jawab
Clara dengan tatapan memelasnya.
"Huft iya boleh,"
ucap Bara mengizinkan "Terus sama temenmu yang waktu itu gimana? Kan dah
terlanjur tau," tanya Bara.
"Insyaallah aku bisa
atur Kak. Kakak tapi bantu ya," ucap Clara lalu menggenggam tangan Bara.
"Iya Kakak bantu, tapi
kamu harus benarbenar jaga jarak sama semua cowok oke?" ucap Bara
menyanggupi permintaan Clara dengan syarat.
Clara langsung mengangguk
lalu bangun dan berjalan ke kamar.
"Sayang," panggil
Bara sambil mengikuti
Clara.
"Aku mau bobo siang Kak,"
ucap Clara lembut lalu bersiap tidur.
"Nanti malem mau pergi
gak? Berdua?" tawar Bara sambil memijit kaki Clara.
"Ke mana? Kan kita
berdua terus. Apa masih kurang?" ucap Clara heran.
"Aku mau ngajak makan
malam," jawab
Bara.
"Aku mau istirahat dulu
aja kak. Maaf ya," tolak Clara dengan lembut.
Yang harusnya banyak minta
maaf itu aku Cla. Bukan kamu. Batin Bara sambil menatap istrinya yang mulai
terlelap.
***
Bara kembali melanjutkan
aktivitasnya sambil sesekali menatap istrinya yang terlelap.
Istriku gimana bisa dia
bertahan. Maafin aku pula. Batin Bara lalu melanjutkan pekerjaannya setelah
puas memandangi istrinya.
Perlahan suara isakan
terdengar dari mulut Clara dan makin makin terdengar jelas dan keras. Bara
segera berlari ke arah istrinya dan segera memeluknya erat.
"Clara, Sayang. Sst
Clara," panggil Bara sambil menggoyangkan tubuh Clara.
Perlahan Clara membuka
matanya lalu memeluk erat tubuh Bara sambil menangis tersedu-sedu.
"Clara, kenapa Sayang?"
tanya Bara sambil menyeka air mata Clara.
"Kakak jahat sama
aku!" ucap Clara lalu memukuli suaminya sambil menangis.
Bara hanya diam dan pasrah
menerima tiap pukulan dari Clara. Hingga Clara lelah dan akhirnya kembali
memeluk Bara dan mengecup pipi dan bibirnya berkali-kali.
"Kakak jahat sama anakku
juga!" ucap Clara lalu menampar wajah Bara tanpa henti.
Bara hanya diam tak ingin
menghentikan atau menangkis tamparan dari istrinya yang akhirnya meluapkan
kesedihannya pada dirinya.
"Kakak gak sayang aku!
Gak sayang anakku!" ucap Clara sambil menangis.
"Kakak sayang Clara,
sayang sama anak kita juga," jawab Bara .
"Kalo sayang kenapa Kakak
bikin anakku mati? Kakak jahat. Jahat Kakak gak pernah sayang aku. Kakak gak
cinta aku!" ucap Clara sambil menangis.
"Kakak cinta
Clara," ucap Bara yang akhirnya tak kuat menahan air matanya saat melihat
istrinya yang menangis dan menyalahkannya.
"Kakak kasar sama aku! Kakak
gak pernah sayang aku!" ucap Clara sambil menangis tersedusedu.
"Kakak minta maaf Clara,
sayang. Aku gak pernah ada niatan buat jahat. Aku gak mau sakitin kamu. Tapi
kamu, aku. Aku bakal jelasin semua. Tapi kita belum stabil sayang. Oke aku
memang salah. Tapi ini aku, aku benar-benar menyesal Clara, sayangku,
cintaku," ucap Bara sambil mempererat pelukannya pada Clara agar Clara tak
bisa melihat air matanya yang berlinangan.
Clara masih terisak dalam
pelukan Bara.
"Aku janji. Akan
jelaskan semuanya. Semuanya sayang," ucap Bara lalu menyeka air matanya
dan menatap Clara yang berangsur mulai tenang.
Apa lagi yang di sembunyikan Kakak?
Apalagi kejutan untukku. Batin Clara sambil mereMaskaos yang dipakai Bara
sambil terus memeluknya erat.
***
Selama tiga hari Clara hanya menanyai
pertanyaan-pertanyaan basa-basi pada suaminya. Seperti sudah makan, kerja apa
enggak, atau Kakak mau uang jajan berapa, itupun hanya saat pagi dan Clara
kembali mendiamkan suaminya bahkan tak mengizinkannya untuk tidur bersama. Bara
jelas sedih dan ingin untuk bisa tidur bersama istrinya kembali, bahkan Bara
selalu bilang "asal diizinin bobo sama Clara, aku jadi samsak tiap Clara
marah gapapa". Tapi Clara selalu menolaknya karena masih belum stabil
emosinya.
"Sayang," panggil
Bara saat memasuki kamarnya yang dipakai Clara sementara ia sendiri tidur di
sofa depan tv.
Masih tidur ya. Batin Bara
lalu mendekati Clara yang tengah terlelap dan memeluknya dari belakang.
"Aku gak suka bobo
sendiri. Di luar Cla, aku kangen kamu. Tapi aku tau aku salah. Aku gak berani
minta bobo bareng," ucap Bara pelan dan lembut sambil memeluk pinggang
Clara dan beberapa kali mengecup leher dan bahu Istrinya.
"Kakak ngapain?"
tanya Clara lalu bangun dan duduk bersandar di tempat tidur.
"Aku kangen kamu
Cla," jawab Bara.
"Kan aku ada di sini.
Ngapain kangen coba?" jawab Clara sedikit heran.
"Kamu marah dah tiga
hari loh."
"Aku kan gak marah."
"Tapi kamu gak izinin
aku bobo di sini."
"Aku masih sedih kak.
Menurutmu kalau kamu tau aku keguguran karena orang lain misalnya bukan karena
kamu, pasti kamu marah besar kan. Aku belum stabil kak. Rasanya kayak aku bisa
maafin kamu tapi tidak bisa kembali buat kamu seperti dulu," jelas Clara
sedih.
Bara langsung tertunduk
menyesal dan sedih sambil menggenggam tangan Clara.
"Aku ikut Kakak karena,
karena ingin mencoba seberapa tahannya aku buat bertahan sama suamiku yang
kasar ini. Tapi rasanya aku mulai sampai batasku. Aku mau sama Kakak terus tapi
hatiku makin sakit tiap lihat Kakak. Lihat bagaimana Kakak yang bersikap seolah
tidak ada apa-apa yang terjadi," ucap Clara panjang lebar "Menurutmu
apa aku bahagia?" tanya Clara sambil mengelus rambut suaminya.
"Aku tau, tapi aku gak
bisa lepas dari kamu, kamu yang obati aku Cla," ucap Bara lalu mengecup
tangan Clara yang mengelus rambutnya.
Clara hanya menunduk lalu
menarik tangannya dari genggaman suaminya.
"Mandi, sarapan. Habis
ini ku ceritakan semua. Semuanya. Semua yang harus kamu tau dari aku,"
perintah Bara tegas.