0
Home  ›  Chapter  ›  My Perfect Husband 1

Part 11 🔞

Beli Karya

 Part 11 🔞-1

Via membelalakkan matanya melihat Bara yang begitu santai dan jelas ia penyebab semua ini. Tim keamanan dan pemadam datang untuk mengevakuasi dan melakukan tindakan.

"Kenapa kamu begitu kekanak-kanakan?" tanya Via kehabisan kata-kata.

"Pak Bara semuanya baik-baik saja," ucap seorang pria yang merupakan sekretarisnya tak lain adalah Robi.

"All clear?" tanya Bara pada Robi.

"Robi Mahesa?" pekik Via begitu melihat Robi yang merupakan model majalah dewasa dan salah satu runner up di salah satu ajang modeling.

"Bisa kita keluar sekarang pak?" tanya Robi pada Bara dan mengabaikan Via.

"Lepas dasimu!" perintah Bara.

Robi langsung melepasnya meskipun ia bingung apa yang akan dilakukan Bara pada dasinya.

"Bilang ini karena kesalahan teknis. Atau apalah," perintah Bara lalu kembali ke kamarnya meninggalkan Via yang terpesona pada Robi dan akhirnya percaya pada apa yang diucapkan Bara.

"Robi," panggil Tina yang dengan santainya datang dan memeluk Robi.

"Hai sayang," sapa Robi sementara Via sudah pergi meninggalkan Robi dan Tina, sedangkan Bara sudah pergi dari tadi.

"Kamu pasti tau siapa yang bikin masalah," ucap Robi lalu mengecup kening Tina dengan lembut.

"The boss, right?" tebak Tina lalu berjalan bersama Robi ke depan untuk menyelesaikan masalah yang ditimbulkan Bara.

***

Bara masuk ke kamarnya dengan Clara yang berada di dalamnya dan terlihat panik karena suara sirine kebakaran yang berdering nyaring. Bahkan Clara sudah menanggalkan sepatunya dan siap berlari menyelamatkan diri.

"Sstt aku yang nyalain sirinenya," ucap Bara lalu menangkap Clara dan memeluknya erat.

"Gila kamu kak!" pekik Clara panik sambil memukuli dada Bara yang bidang lalu duduk meluruh ke lantai dengan lemasnya "Kamu bikin takut aja kak! Nyebelin!" sambung Clara lalu menangis entah senang atau sedih di lantai.

Clara nangis? Ughh dia lebih mempesona dari pada tadi. Batin Bara.

"Hey kenapa nangis?" tanya Bara lembut lalu ikut duduk di depan Clara.

"Aku takut kak!" pekik Clara menjawab pertanyaan Bara.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

"Takut kenapa?" tanya Bara heran sambil menatap Clara menangis dengan lucu.

"Ya kamu kunciin aku! Nanti aku kepanggang di sini gimana? Sendirian pula! Aku gak mau dikremasi kak!" pekik Clara ketakutan sambil menyeka air matanya sendiri.

Aku tau ini salah tapi mendengarnya bicara, perlawanannya, emosinya, membuatku makin bergairah! Terserah dia mau ngomong apa! Batin Bara yang terus memperhatikan Clara, bukan pada pembicaraannya tapi pada tingkahnya.

Bara langsung menggendong Clara ke tempat tidur lagi. Clara terus meronta bahkan menggigit tangan Bara.

"Sakit tau!" pekik Bara lalu mengikat tangan Clara ke atas dengan dasi milik Robi yang di bawanya.

Clara terlihat makin takut pada Bara karena tangannya yang diikat. Ingatannya tentang ciuman yang baru saja dialaminya terputar lagi di kepalanya. Bara tidak sesabar dan sebaik yang dikiranya.

Bara mengecup tangan nakal Clara yang kerap memukulnya. Lalu turun ke pergelangan tangannya, terus turun hingga ke bahunya. Clara tak mampu berkata-kata lagi, badannya gemetar dan memucat. Takut Bara akan melakukan tindakan lebih jauh padanya.

"No, please. Don't do it," lirih Clara memelas saat melihat Bara melepas jasnya juga dasinya.

"Ssttt," ucap Bara memberikan isyarat pada Clara untuk diam lalu menutup mata Clara dengan dasinya.

Bara mengecup kening Clara, dengan lembut. Lalu kedua matanya yang sudah di tutupi dengan dasi, lanjut ke pipinya juga hidung mancungnya dan berakhir pada kecupan lembut di bibir Clara.

"Kamu anak nakal Clara. Kamu nakal sekali hari ini," ucap Bara sambil berbisik dan mulai melepaskan gaun yang dikenakan Clara.

"Maaf Kak. Maaf please. Jangan Kak," ucap Clara saat gaun yang dikenakannya sudah terlepas, hingga ia tinggal mengenakan bikininya.

Perlahan tangan Clara turun berharap mampu menutupi tubuhnya yang hampir bugil. Tapi dengan cepat Bara menarik tangannya ke atas lagi.

"Jangan sampai turun. Sampai tanganmu turun, ku pastikan kamu hamil sebelum kita nikah!" ucap Bara mengancam Clara.

Clara takut bukan main mendengar ancaman Bara. Clara pasrah, dalam pasrahnya ia teringat pada orang tuanya, kesalahannya, semua aibnya. Clara yang biasanya brutal dan begitu berani seolah kehilangan jiwa brutal dan semua keberaniannya. Clara benar-benar pasrah.

"Berapa kali kamu pakai pil?" tanya Bara

sambil mencumbu leher Clara dan memberikan tanda kepemilikan tipis terhadapnya.

Baca juga 28. Vol.3 : Chapter 11

"Kakhhh shhh," desir Clara yang tak mau menjawab pertanyaan Bara karena fokusnya yang hilang.

Plak!

Sebuah tamparan keras di layangkan Bara pada paha mulus Clara.

"Jawab Clara," perintah Bara setelah menampar paha Clara.

"Apa?" tanya Clara.

"Pil, sejak kapan?" tanya Bara mengulang pertanyaannya.

"Baru dua bulan," jawab Clara.

"Jujur!" gertak Bara lalu melepas bra yang di pakai Clara.

"Enam. Enam," ucap Clara cepat.

"Enam?" tanya Bara lalu mencubit puting

Clara.

"Enam bulan Kak akhhh," rintih Clara saat putingnya dicubit Bara.

"Aku gak suka dibohongi Clara," ucap Bara lalu mengecup puting Clara yang baru saja dicubitnya dengan lembut.

Clara mendesir penuh gairah ketika Bara mengecup pucuk dadanya dengan lembut. Bara juga memberikan bonus pada Clara karena mau jujur dengan menjilat dan menghisap putingnya dengan lembut, yang malah makin menyiksa Clara.

"Eghh Kak stop jangan," ucap Clara memohon dengan air matanya yang terus mengalir, mulutnya memohon tapi dadanya membusung meminta lebih lagi.

"Kamu bilang jangan, kamu bilang stop. Tubuhmu bilang lanjutkan, tubuhmu mau lebih. Aku harus menuruti yang mana Clara?" tanya Bara lalu menurunkan cumbuannya ke perut Clara dan pinggangnya hingga Clara menggelinjang kegelian.

"Berapa lama kamu masuk genk?" tanya Bara sambil membuka celana dalam Clara.

"Sejak mulai semester kedua. Sebelum UN,"jawab Clara cepat, air matanya makin deras mengalir.

"Jujur?" tanya Bara.

"Jujur Kak," jawab Clara lalu mengangguk cepat.

Tanpa disadari tangan Clara turun secara reflek menutupi kemaluannya.

"Jangan turun! Clara jangan turun!" bentak Bara sambil menarik tangan Clara ke atas lagi.

Clara tercekat lalu mengangguk pelan karena takut. Bara kembali menelusuri tubuh Clara dari atas sampai bawah. Lalu secara iseng menuangkan minyak zaitun yang selalu di sediakan untuk kamar VIP.

Bara mulai meratakan minyak zaitun tersebut ke perut, dada, bahu, paha, dan selangkangan Clara dengan lembut sambil memijatnya pelan.

"Apapun yang ku lakukan tahan tangan dan kakimu, paham?" perintah Bara pada Clara sambil melebarkan kakinya hingga mengangkang tanpa memperdulikan apa jawaban Clara.

Apa hari ini aku bakal kehilangan apa yang selama ini ku jaga? Apa aku harus kehilangan satusatunya yang bisa kubanggakan selama ini? Batin Clara saat Bara mulai menciumi tumitnya, dan terus menjalar ke atas hingga ke pangkal pahanya.

Kalaupun iya. Aku tak ingin diperkosa orang yang kukagumi. Batin Clara meratapi perbuatannya yang tak mungkin berubah hasilnya sekuat apapun ia berdoa dan meminta ampun.


53
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share