0
Home  ›  Chapter  ›  My Perfect Husband 1

Part 12 🔞

Beli Karya

 Part 12 🔞-1

Banyak pertanyaan yang diajukan Bara selama bercinta dengan Clara, seolah sedang mewawancarai calon mahasiswanya. Bara benarbenar santai saat menyetubuhi calon istrinya yang masih sangat belia ini. Bahkan Bara sengaja ingin memastikan Omongan Clara dengan kejantanannya langsung.

"Aghhh Kak Barahh shhh sakit akghh," rintih Clara kesakitan bukan main ketika kejantanan calon suaminya mulai merobek selaput daranya.

Bara melihat langsung ke arah kewanitaan Clara saat memasukan kejantanannya yang mulai robek dan berdarah. Bara membelalakkan matanya melihat kewanitaan Clara yang baru saja dinodainya.

Dia jujur. Aku yang rusak dia. Aku nodain anaknya Om Fajar. Batin Bara yang tercekat menyaksikan bagaimana kesakitannya Clara bahkan sampai Clara menggigit bibir bawahnya kuat-kuat menahan sakitnya keperawanan yang direnggut.

"Sakit? Perih?" tanya Bara yang mendiamkan kejantanannya bersarang di dalam Clara.

Clara mengangguk pelan.

Bara melepaskan ikatan di tangan Clara sambil melumat bibirnya yang mulai luka karena gigitan Clara sendiri.

"Peluk aku, tancapkan kukumu sekuat yang kamu bisa selama masih sakit," bisik Bara dengan lembut sambil menahan berat tubuhnya dengan bahunya agar tidak menimpa Clara.

Bukannya Clara menancapkan kuku panjangnya Clara malah menggenggamnya dan memberikan pelukan yang erat pada Bara.

"Sakit Kak perih, penuh," adu Clara pada Bara di sela napasnya yang tersengal.

"Maaf Clara," ucap Bara lalu mengecup kening Clara dengan lembut "Ku cabut ya?" tanya Bara.

Clara menggeleng pelan. "Sakit Kak," pekik Clara saat perlahan Bara menarik kejantanannya.

Dengan gerak cepat Bara mengubah posisinya hingga Clara yang menindihnya. Berharap rasa sakit yang dialami Clara sedikit berkurang. "Maaf Clara. Maaf Clara," ucap Bara sambil menyeka keringat di pelipis dan kening Clara, Bara sengaja enggan membuka dasinya yang menutupi mata Clara agar Clara tidak dapat melihat ekspresi menyesalnya saat ini.

Clara mulai mengatur napasnya berusaha tenang agar tidak sesakit dan seperih tadi. Clara sama sekali tidak ingin melukai tubuh Bara yang bahkan masih dipujanya meskipun sudah menodainya dan merenggut keperawanannya.

"Masih sakit Clara?" tanya Bara yang masih bergairah meskipun menyesal dan merasa bersalah.

"Dah mendingan," jawab Clara.

Bara mulai bergerak perlahan mengaduk Clara, Clara mendesir menahan ngilu.

"Jangan ditahan Clara. Keluarkan," ucap Bara lembut lalu mengecup daun telinga Clara.

Clara mulai mengeluarkan desah yang begitu erotis dan penuh rasa sakit.

Ughh bagai simponi Clara. Kamu harus tau bagaimana suaramu sayangku. Batin Bara sambil mengelus rambut Clara.

***

Pagi menjelang, Bara masih terlelap. Selalu bangun kesiangan bila semalaman ia bergulat. Entah sudah berapa banyak kondom yang di pakainya semalam.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

Tapi sangat disayangkan, karena pagi ini Bara akan sangat kekurangan tidur. Bagaimana tidak setelah semalaman yang ia lakukan dengan Clara. Pagi ini ia jadi terbangun karena suara Clara yang muntah-muntah di kamar mandi.

Gak mungkin kondomku bocor! Batin Bara saat melihat Clara yang duduk di lantai depan kamar mandi dengan lemasnya.

"Pagi Clara," sapa Bara sambil memakai kimuno dari bahan sejenis handuk berwarna putih yang di sediakan hotelnya.

Clara hanya meliriknya jengah.

Gak mungkin bayi jadi dalam waktu semalam! Masak iya gue pencetak bibit unggulan cepat panen! Batin Bara lalu mengambilkan air hangat untuk Clara.

"Minum," ucap Bara.

Clara meminumnya, tapi tak berselang lama Clara langsung masuk kamar mandi lagi dan muntah untuk kesekian kalinya.

Biasanya gue ML sama yang lain gak ginigini amat. Batin Bara yang jadi was-was dan degdegan.

Usai muntah Clara langsung terhuyung lemas, badannya juga jadi hangat. Bara khawatir sekali dengan kondisi Clara, dengan sigap Bara langsung menggendong Clara ke tempat tidur layaknya pengantin baru, tak seperti biasanya yang selalu diperlakukan layaknya karung beras.

"Kamu kenapa?" tanya Bara lembut lalu ikut tidur di samping Clara.

Clara mendengus kesal mendengar pertanyaan bodoh dari Bara.

Jelas-jelas dari kemarin aku gak di kasih makan! Masih juga tanya kenapa! Batin Clara kesal.

"Kalo hamil kita sembunyikan dulu ya. Aku tanggung jawab Clara. Tapi aku takut kalo jujur kamu malah dinikahin sama yang lain," ucap Bara menjelaskan.

Hamil? Gue? Perasaan semalem pakek kondom. Masa iya gue bunting? Batin Clara tercekat.

"Aku?" tanya Clara lalu terlonjak dan langsung bangun dari tidurannya.

"Iya," jawab Bara apa adanya "Dah dah jangan ngajak berantem. Bobo lagi sini," sambung Bara lalu menarik Clara agar mau tiduran lagi.

"Wait!" pekik Clara lalu menggaruk kepalanya yang tak gatal, bingung harus berkata apa "Semalem oke. Kita ML, aku gak masalah. Toh kita bakal nikah kan?" ucap Clara.

"Iya nikah, gak pakek acara yang semalem juga bakal tetep nikah," jawab Bara.

Baca juga 28. Vol.3 : Chapter 11

"Kamu pakek kondom kan kak?" tanya Clara panik.

"Aku selalu pakek Clara, cuma waktu bobol aja enggak," aku Bara dengan jujur.

"Gini, gini lupakan soal itu," ucap Clara yang jadi panik lalu memegangi perutnya.

"Aku panggil dokter mau?" tanya Bara memotong ucapan Clara yang akan membuatnya makin panik.

Clara langsung mengangguk cepat. Tapi tak berselang lama rasa mual melandanya lagi. Clara muntah lagi, meskipun sudah tak ada bahan untuk di keluarkan dari perutnya lagi.

"Kamu tiduran aja. Aku panggil dokter bentar," ucap Bara setelah menggendong Clara ke tempat tidur lagi.

Jangan-jangan yang di sinetron bener lagi! Batin Clara yang makin kacau dan panik sembari menunggu dokter yang ditelfon Bara datang.

"Kak, Kak Bara," panggil Clara pada Bara yang tak kalah paniknya dengan Clara saat ini.

"Iya apa?" sahut Bara lalu duduk di samping Clara.

"Tapi gak mungkin kan kalo aku hamil," ucap Clara.

"Kok gak mungkin?" tanya Bara heran.

"Kan pakek kondom, ML juga baru sekali, kita belum kawin lagi," jawab Clara.

"Kalo yang kamu maksud kawin itu nikah, emang kita belum nikah, tapi kalo kawin itu ML semalem kita baru aja ML atau k-a-w-i-n" ucap bara.

Gila polos banget nih bocah masalah ginian. Batin Bara lalu mengacak rambut Clara dan tersenyum.

"Kalo ternyata aku kayak yang di sinetron gimana kak?" tanya Clara dengan panik.

"Sinetron gimana," ucap Bara yang balik tanya dengan heran.

"Ya baru hubungan sekali langsung bunting," jawab Clara yang makin lirih.

Ini lucu sangat lucu, tapi meskipun begitu Bara tak dapat tertawa sedikitpun. Ia jadi teringat tiap adegan sinetron kehamilan dan pergaulan bebas yang pernah ditontonnya.

Waduh kalo iya gimana dong nih? Panik Bara dalam hati.

"E-Eng-Enggak lah hehe," sangkal Bara.

Perasaan Kak Bara tadi deh yang panik pertama gara-gara hamil. Haduh bikin stres aja Kak Bara ini. Batin Clara lalu memijit keningnya sendiri.

Ting tong

Suara bel kamar Bara yang ditekan.

"Sebentar," ucap Bara lalu membukakan pintu.

"Ini dokter Indarto pak," ucap Robi mengantar dokter sampai ke depan kamar Bara.

"Masuk," ucap Bara mempersilakan sang dokter "Kamu balik kerja sana Bi. Hus hus," usir Bara pada Robi.

"Jadi yang mana Masyang sakit?" tanya sang Dokter yang sudah stand by dengan tas dokternya.

"Si bandel itu yang sakit," ucap Bara lalu mengantar sang dokter menemui Clara yang berbaring di tempat tidur.


53
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share