0
Home  ›  Chapter  ›  My Perfect Husband 1

Part 26

Part 26-1

Clara benar-benar menjauh dari Bara. Meskipun tiap malam air matanya selalu di kuras karena harus menahan dirinya agar tidak mengangkat telepon dari Bara atau berlari ke dalam pelukannya tiap kali bertemu Bara. Bahkan sekarang Clara mulai tidak menyalami dan menatap Bara lagi meskipun itu lebih menyiksanya lagi.

"Ayah Bunda, aku masuk ya?" ucap Clara yang minta izin masuk kamar orang tuanya.

"Iya," jawab Fajar yang tengah menemani Caca menonton Bollywood.

"Ada apa nak? " tanya Caca begitu Clara masuk.

"Ayah Bunda aku gak usah nikah sama Kak Bara aja. Aku mau kuliah. Aku janji gak ngulangi yang dulu lagi. Kalau perlu aku bikin perjanjian," ucap Clara serius sambil berdiri di depan TV.

"Loh kenapa?" tanya Caca kaget.

"Kayaknya kamu akur-akur aja sama Bara. Kenapa? Ada masalah apa?" tanya Fajar berusaha tenang.

"Aku sama Kak Bara gak cocok yah bun," jawab Clara.

"Iya, kenapa?" tanya Caca tak terima dengan permintaan Clara.

Fajar langsung mematikan TV agar lebih fokus pada masalah putrinya.

"Kak Bara itu terlalu dewasa buat aku. Kak Bara butuh cewek yang bisa buat jadi istri dan ibu buat anaknya. Tapi kalo sama aku dia mungkin cuma dapet istri dan aku gak siap buat jadi ibu. Kak Bara juga playboy. Aku takut di sakiti," jelas Clara berusaha mencari alasan agar bisa melepaskan diri dari Bara.

Caca dan Fajar hanya saling tukar pandang sebelum menjawab ucapan Clara.

"Besok Ayah bilang sama Bara, sama Om Adam juga," ucap Fajar mengambil keputusan.

"Mau curhat sama Bunda?" tanya Caca lalu memeluk tubuh Clara yang kurus.

Clara hanya tersenyum lalu menggeleng dan pergi ke kamarnya lagi.

"Aku nemenin Clara bentar ya mas," ucap Caca khawatir lalu mengecup pipi Fajar dan pergi ke kamar Clara di lantai dua.

***

"Clara. Angkat Clara," gumam Bara sambil menelefon Clara berulang kali, meskipun tiap panggilannya jelas ada pemberitahuan kalau nomor yang di tuju sedang tidak aktif.

Mau sampai kapan kamu marah? Ini dah lewat seminggu. Apa kamu lebih bahagia sekarang? Sampai bisa dengan mudahnya putus hubungan gini. Batin Bara lalu meletakkan ponselnya di atas nakas.

Baca juga Bab 39 – Positiv

"Gimana dah jawab?" tanya Rey yang masuk sambil membawa susu dalam dot untuk putri kecilnya.

"Belum," jawab Bara lesu sambil mengusap wajahnya dengan gusarnya.

"Papi! Susu Aya mana pi?" tanya Aya yang berjalan mencari Papinya.

"Ini sayang," jawab Rey lalu memberikan dot milik Aya "Bobo yuk," ajak Rey lalu menggendong putrinya.

"Om Bara kenapa pi?" tanya Aya saat melihat Bara yang galau.

"Lagi sedih. Gak di jawab tante Clara," jawab Rey lalu masuk ke kamar Bara.

"Ho kenapa gak di jawab? " tanya Aya.

"Tante Claranya marah," jawab Rey lalu menurunkan Aya dari gendongannya.

"Coba aku telfon," pinta Aya pada Papinya.

"Bentar," jawab Rey lalu mengeluarkan ponselnya dan mencari kontak dari keluarganya Clara "Dah itu. Itu opa. Jadi baik-baik ya. Jangan aneh-aneh oke? " ucap Rey lalu memberikan ponselnya pada Aya.

"Coba kamu curhat sama Bunda deh. Kata Ayah masalah cewek harus di selesaikan sama cewek. Apa kamu mau curhat sama istriku?" tanya Rey setelah Aya duduk manis menunggu jawaban telfonnya.

"Gak dulu lah kak. Aku mau usaha sendiri dulu. Lagian aku juga gak yakin cinta Clara," jawab Bara lalu menegakkan duduknya.

"Halo ini Aya loh. Pakek hp Papi," ucap Aya meskipun Fajar sudah mendengar suara cemprengnya.

"Oh Aya. Ada apa sayang? Kangen sama siapa nih? Sama opa apa Oma?" tanya Fajar.

"Aku mau cari tante Clara lah," jawab Aya ceria "Aku pakek piyama unicorn baru. Mau tunjukin ke tante Clara," sambung Aya dengan ceria.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

"Oh gitu. Yaudah dimatiin dulu ya nak. Opa video call aja ya?" ucap Fajar lalu mematikan sambungan telfonnya.

Tak berselang lama Aya langsung dapat panggilan video call dari Fajar yang langsung di bantu Rey.

"Hai tante Clara!" sapa Aya heboh lalu meletakkan ponsel Papinya dan langsung memamerkan piyamanya pada Clara "Bagus gak? " tanya Aya.

"Aduh centilnya Aya ini. Eh tante ada buku cerita loh Ay. Dulu beli bareng sama Om Bara," ucap Clara menanggapi Aya.

"Aku mau!" jawab Aya sambil minum susu lagi.

"Nanti ya. Besok deh tante titipin sama opa ya," ucap Clara.

"Oh iya, tante marah sama Om Bara ya?" tanya Aya polos.

"Kata siapa?" tanya Clara.

"Kata Papi tadi Om Bara juga sedih. Kasian jadi jelek," jawab Aya apa adanya yang membuat Clara tersenyum geli.

"Emang iya Om Bara sedih?" tanya Clara ragu meskipun masih sambil cekikikan.

"Iya wajahnya cemberut. Rambutnya berantakan. Jelek. Gak kayak Papiku. Tante kenapa marah sama Om sih?" ucap Aya yang masih penasaran.

"Om Bara gak sayang tante Clara. Sayangnya sama yang lain. Tante jadi gak mau sama Om Bara. Tapi Tante gak marah kok," jawab Clara "Eh dah dulu ya Ay. Tante di cari Bunda," pamit Clara lalu mematikan sambungan video callnya.

"Tuh gak marah," ucap Aya pada Papinya sambil mengembalikan ponsel dan dotnya yang sudah habis.

"Tante Clara gimana?" tanya Bara.

"Hidungnya merah. Ingusan. Jelek juga. Kayak Om Bara," jawab Aya lalu minta di gendong Papinya.

"Dah kamu curhat aja gapapa. Gak semua masalah bisa kita handle sendiri. Jangan gengsi," saran Rey lalu keluar dari kamar Bara.

Gimana caranya curhat kalo perasaan saja masih belum jelas. Batin Bara bimbang.

***

Gak mungkin Kak Bara separah itu. Apa Aya bilang gitu cuma buat hibur aku ya? Tapi masa iya bocah polos gitu. Batin Clara lalu tersenyum sendiri sambil berjalan ke arah Bundanya.

"Ini tetangga baru. Namanya Farid. Dia kuliah di kampusnya Kak Bara itu loh jadi asdos katanya," ucap Caca mengenalkan anak tetangganya pada Caca.

"Hai. Clara," ucap Clara memperkenalkan diri.

"Kamu cantik," puji Farid begitu bersalaman dengan Clara dengan gemetar.

Aku di puji cantik pun itu bohong. Nyatanya Kak Bara gak pernah bilang aku cantik. Batin Clara kesal.

Gila! Cantik banget. Tipeku banget. Batin Farid yang terpesona pada Clara.

Aish kenapa jadi kesel ndiri gue. Batin Clara yang malah kepikiran Bara lagi dan lagi.

"Pasti pangling. Si Farid ini lama tinggal di Jakarta. Jadi jarang ketemu. Duh semoga bisa akrab ya," ucap Caca memecahkan lamunan Clara dan Farid.

53
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share