0
Home  ›  Chapter  ›  My Perfect Husband 1

Part 32

Part 32-1

Sampai di rumah Clara langsung mengabari Bundanya, begitu pula dengan Bara yang langsung mengabari orang tuanya. Hingga Anna dan Adam terkejut bukan main dengan apa yang dikabarkan Bara, apalagi Bara ingin pernikahannya dilangsungkan dalam waktu dekat.

"Ayahmu dah ngizinin, Bunda juga. Tapi kamu jangan main dadakan kayak Kakakmu dong dek!" ucap Anna sambil memijit keningnya.

"Iya kamu ini, sama Kakakmu sama aja suka dadakan semua!" sahut Adam mengimbuhi.

"Kayak kamu enggak aja!" sahut Anna yang sukses membuat Adam dan putra keduanya menundukkan kepala karena malu dan cari aman.

"Terus gimana Bunda?" tanya Bara.

"Tempat kan dah ada, sekarang baju sama undangan, belum lagi foto pra nikah, hantaran juga belum cari" jawab Anna sedikit kesal.

"Gampang nanti Robi suruh bantu ngurus," ucap Bara santai.

"Eh dek, kamu mau pestanya berapa lama?" tanya Adam.

"Kalo bisa seminggu full!" jawab Bara semangat.

"Alah paling habis ijab juga dah males pesta," sindir Anna.

"Tahan lah," jawab Bara lalu ngeloyor keluar "Aku mau ngabarin Kak Rey dulu," sambung Bara.

***

"Kamu dah mantep sama Clara? Dia masih anak-anak loh. Umurnya juga jarak jauh sama kamu, kamu yakin bisa?" tanya Rey pada Bara setelah Bara menceritakan semuanya.

"Yakin, badannya Clara juga enak banget," jawab Bara lalu cepat-cepat membungkam mulutnya.

Aduh! Keceplosan! Batin Bara panik.

"Badannya enak?" tanya Rey syok.

"Aku gak ML sama Clara kok. Waktu resepsinya Via aku gak bobo sama Clara. Gak ngapa-ngapain juga," ucap Bara membela diri dengan polosnya.

Rey langsung melongo mendengar ucapan adiknya yang malah mengucapkan semua yang ia lakukan dengan Clara secara tidak langsung.

"Kayak gitu yakin kamu mau seminggu pestanya?" tanya Rey pada adiknya.

Bara langsung mengangguk dengan cepat.

"Aku sama Hana aja cuma tiga hari acara aja bawaannya pengen nubruk Hana mulu," ucap Rey memberikan pertimbangan pada adiknya.

"Yaudah gak usah pakek kalo gitu. Sehari jadi aja!" ucap Bara yakin setelah mendengar masukan dari Kakaknya "Tapi Kak temenku kan banyak," sambung Bara yang kembali mempertimbangkan masukan Kakaknya.

"Bayangin tubuhnya Clara, bayangin kalo dia pakek piyama sexy terus nunggu kamu di atas ranjang. Bayangin apalagi dia dah halal. Dah jadi punyamu. Terus kamu harus nahan diri selama seminggu buat gak bulan madu. Kalo saranku sih banyakin bulan madu aja dari pada pestanya," ucap Rey memanas-manasi adiknya.

Glek!

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

Bara hanya mampu menelan ludah saat membayangkan tiap ucapan Kakaknya, lalu menganggukkan kepalanya perlahan.

***

"Ini Mama dah bikin hantaran, kita kan dah kenal sama Clara, keluarganya juga jadi tinggal kita khitbah (lamar) aja. Biar gak keduluan yang lain," ucap mama Indah, orangtua Farid sambil menyiapkan hantaran lain untuk mengkhitbah Clara.

"Tapi ma, aku kok gak yakin ya kalo diterima. Tadi loh aku lihat Clara sama cowok berpelukan, keliatan akrab banget," ucap Farid lesu dan kehilangan rasa percaya dirinya.

"Kamu kenal gak sama cowok itu?" tanya mama Indah.

Farid perlahan mengangguk.

"Siapa?" tanya mama Indah.

"Dosenku, Pak Bara," jawab Farid pelan.

"Loh! Ya malah bagus! Dapet Clara, dapet dosenmu pula. Sudah lah nak kita berdoa aja berkhusnuzhan sama Pak Bara itu. Siapa tau dia sodaranya Clara," ucap mama Indah menyemangati.

Farid langsung mengganggu dengan senyumnya yang mulai mengembang di wajahnya yang tirus dan berjerawat itu.

"Ciee yang punya Kakak ipar dosen. Dosen kampus sendiri lagi," goda mama Indah agar anaknya kembali bangkit dan percaya diri.

"Tapi mama gak masalah kan?" tanya Farid.

"Masalah apa?" jawab mama Indah yang malah balik tanya, maklum bingung.

"Ya si Clara masa lalunya," jawab Farid.

"Ya gapapa lah. Kita kan sama-sama tau. Tapi Mama yakin kalo Clara itu anak baik. Jadi langsung mama setujui. Feeling seorang ibu itu kuat," ucap mama Indah optimis.

"Iya ma amin. Duh jadi deg-degan nanti mau khitbah Clara," ucap Farid sambil mengusap kedua tangannya yang dingin.

"Tenang pasti diterima. Anak mama kan cakep, pinter, dewasa. Mertua mana yang bisa nolak?" ucap mama Indah yang Kembali menyemangati anaknya.

Tapi kalo ternyata Pak Bara bukan sodaranya Clara gimana? Ah tapi gak mungkin lah Pak Bara doyan sama Clara. Dia kan tipenya yang sexy. Batin Farid mengusir rasa bimbangnya.

Baca juga 28. Vol.3 : Chapter 11

"Dah sana siap-siap bapak juga dikasih tau suruh siap-siap. Batiknya dah mama siapin, adekmu juga. Om sama tantemu gimana dah sampai mana?" tanya mama Indah sambil mondar-mandir menyiapkan ini dan itu sembari menunggu tukang riasnya datang.

***

"Bunda mau kasih ini buat Clara, kemarin kan kasih juga yang biru buat Hana," ucap Anna sambil menyiapkan kalung dengan bandul batu mulia untuk tiap menantunya.

"Sayang, mau bawain hantaran gak?" tanya Adam sambil memeluk pinggang Istrinya.

"Enggak dulu. Eh princess gimana?" tanya Anna lalu keluar dari kamarnya untuk mengecek persiapan putrinya yang tengah menata rambutnya.

"Bunda?" panggil Lisa.

"Adek, kamu setuju gak kalo Kak Bara nikah sama Kak Clara?" tanya Anna pada putrinya.

"Aku sih mau Bunda. Nanti di rumah pasti rame," ucap Lisa senang "Kak Clara juga kan gak setua Kak Hana pasti nanti asik diajak main," sambung Lisa senang.

"Lisa nanti mau pakek baju apa nak?" tanya Adam yang ikut masuk ke kamar putrinya.

"Aku mau pakek gaun dong," jawab Lisa dengan ceria "Bunda nanti Kak Rey ikut gak?" tanya Lisa.

"Enggak, Kak Bara mendadak banget soalnya acaranya ini nak. Jadi nanti serba mendadak," ucap Anna lalu mengecup pipi Lisa "Bunda bantuin Ayah siap-siap bentar ya," sambung Anna lalu keluar dari kamar Lisa.

Lisa hanya mengangguk paham karena sebelumnya Kakak pertamanya juga menikah cukup mendadak.

"Kayaknya cowok-cowok itu pada suka yang mendadak ya mbak," ucap Lisa pada periasnya.

Lain keluarga Bara, lain pula dengan keluarga Clara yang mendadak kacau karena mempersiapkan rumah untuk menyambut kedatangan keluarga Bara. Meskipun sebenarnya

Adam sudah mengabari Fajar dan mengenyampingkan masalahnya dengan Fajar yang plin-plan.

Caca langsung meminta bantuan tetangganya untuk menyiapkan makan malam nanti. Belum lagi nanti ia harus mendandani putrinya yang belum pulang belanja cemilan dan minuman ringan.

"Aku pulang. Bunda, ini taruh mana?" tanya Clara dengan cemilan dan minuman ringannya.

"Minumnya didinginin ya nak. Eh kamu mandi dulu sana! Dandan yang cantik!" perintah Caca pada putrinya "Tindiknya juga di lepas semua!" sambung Caca.

Tapi belum berselang lama bel rumahnya berbunyi. Dengan sigap Clara melihat siapa yang menekannya. Tapi Clara terkejut bukan main begitu melihat rombongan keluarga besar tetangganya yang siap dengan hantarannya.

"Maaf, ini rumah saya, em rumah pak Fajar. Ada perlu apa ya?" tanya Clara sopan.

"Wah cantik ya calonnya masmu, tante cocok kalo kayak gini. Dah gitu sopan lagi," ucap salah seorang wanita.

Ini rombongan dari mana? Masa iya dari Kak Bara? Kok sebanyak ini? Mana gak pernah lihat lagi. Batin Clara bingung lalu cepat berlari masuk ke dalam rumahnya.

Tapi belum Clara melangkah masuk mobil mini bus keluarga Bara datang. Baru Bara akan meminta sopirnya berhenti di depan rumah Clara, Clara langsung berlari ke mobil Bara.

"Kakak itu siapa?" tanya Clara setelah mengetuk kaca mobil Bara.

"Lah itu tetanggamu nyasar?" ucap Bara balik tanya.

"Assalamualaikum," ucap mama Indah yang datang dengan rombongan keluarganya "Ini keluarga Clara ya?" tanya mama Indah lalu menyalimi rombongan keluarga yang ada di depan rumah Clara.

"Ya Allah! Ini rombongan siapa?" pekik Caca bingung begitu melihat banyak orang berkerumun di depan rumahnya.

Clara dan Bara hanya diam di depan samping mobil Bara. Sementara Anna dan Adam hanya bisa terheran-heran melihat apa yang terjadi di depan matanya.

"Clara bikin masalah apa kamu?" pekik Caca yang siap memarahi Clara.

Refleks Clara dan Bara langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Gini Bunda Caca. Saya mau khitbah anaknya Bunda Caca," ucap mama Indah pada Caca.

"Hah?" sahut Caca, Bara, dan Clara bersamaan.

53
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share