0
Home  ›  Chapter  ›  My Perfect Husband 1

Part 53

Part 53-1

Semalaman Clara ngambek pada suaminya yang gampang sekali keceplosan, selain itu Sofia jadi mendiamkan Clara karena suaminya yang ember. Tentu saja Sofia juga mendiamkan Bara juga.

"Cla udah dong yang ngambek. Masa dari semalem aku gak ngelus perutmu. Aku kan ayahnya," ucap Bara yang sudah bingung cara membujuk istrinya.

"Tau ah, Kakak kan dah janji gak ember. Eh malah nyeplos gitu aja. Mana kesenggol pancingannya Lisa dikit doang langsung ember," Omel Clara yang akhirnya mau bicara pada suaminya.

"Abis rahasianya mendadak," jawab Bara beralasan.

"Tau ah. Kesel sama Kakak!" sahut Clara ketus lalu pergi ke kamar mandi untuk cuci muka dan buang air.

Bara hanya diam, duduk di tempat tidur dengan wajahnya yang terlihat sangat susah dan lesu dari semalam sampai pagi masih saja kena semprot dari Istrinya.

"Kak tapi yang waktu kita. Em waktu kamu perkosa aku itu," ucap Clara yang keluar dari kamar mandi dan segera duduk di depan suaminya.

"Enggak! Kalo itu gak ember," jawab Bara cepat.

Kayaknya sih. Sambung Bara dalam hati.

Clara langsung menghela napas lega mendengar jawaban dari suaminya. Clara juga sudah tidak terlalu khawatir lagi masalah mulut suaminya yang ember.

"Beneran loh kak. Jangan ember nanti aku diambil Ayah lagi kalo Kakak keceplosan," ucap Clara sambil menggenggam tangan suaminya.

"Jangan dong. Aku kan cinta sama Clara," jawab Bara dengan wajah cemberutnya.

Clara yang mendengar jawaban suaminya langsung tersenyum lalu mengecup bibir manyun Bara.

"Kak, kalo rahasianya kita Kakak harus benar-benar jaga ya. Jangan cerita ke siapasiapa. Tapi kalo Kakak punya rahasia aku harus dikasih tau ya," ucap Clara yang langsung di angguki Bara dengan cepat "Semuanya loh kak. Kalo gak aku nanti em," sambung Clara lalu memikirkan ancaman yang cocok untuk suaminya "Aku gak mau sama Kakak lagi selamanya," ucap Clara.

"Ya jangan dong Cla. Aku kan gak ada rahasia dari Clara. Tapi kalaupun ada yang belum aku ceritain Clara tanya aja," ucap Bara serius.

"Ya udah iya turun yuk," ajak Clara yang sudah kembali manja pada suaminya.

"Kamu kangen kan sama aku," ucap Bara lalu memeluk Clara dan menggendongnya di depan, Clara juga langsung memeluk erat tubuh Bara dengan kaki tangannya yang terkait layaknya koala. "Enggak," jawab Clara malu-malu.

"Adek juga gak kangen aku emangnya?" tanya Bara tak terima bila Clara tidak merindukannya.

Baca juga Bab 39 – Positiv

"Dikit," jawab Clara malu-malu.

Bara hanya tertawa mendengar jawaban Istrinya. Lalu mendudukkannya di ruang makan.

“Berhubung ini hari pertamamu kuliah, makan harus banyak ya," ucap Bara yang semangat menyiapkan makanan untuk istrinya.

Tak berselang lama Sofia datang, disusul Lisa dan Adam. Sementara Anna masih tertinggal karena tengah packing.

"KaKak, aku nanti mau operasi mata. Kata Bunda ada yang donor buat aku. Aku jadi gak sabar. Habis itu nanti aku bisa lihat KaKak, ayah, Bunda, semuanya," ucap Lisa antusias pada Bara dan semua yang dipanggilnya Kakak.

"Iya nanti kita belajar renang juga ya dek," ajak Bara yang langsung diangguki Lisa.

Semuanya langsung heboh menyemangati Lisa dengan menawarkan ini itu untuk di lihat Lisa. Meskipun mereka tau Lisa akan sangat sedih saat tau siapa yang mendonorkan mata untuknya.

"Nanti aku mau ngajak Jalu jalan-jalan juga. Biar dia ikut seneng waktu aku bisa liat," ucap Lisa lalu salah tingkah sendiri.

"Lisa ih," cibir Clara lalu menyenggol bahu Lisa.

"Oh iya nanti Ayah sama Bunda kan nemenin Lisa. Jadi kalian tolong doain semoga semuanya lancar ya," ucap Adam sambil mengoleskan selai kacang di roti tawarnya.

"Lisa gak makan?" tanya Sofia.

"Tidak, aku puasa biar lancar. Sama buat terima kasih sama Allah soalnya mau kasih aku mata lagi," jawab Lisa dengan senyumnya yang lepas dari wajahnya.

"Bisnis Ayah dihandle Kakakmu, nanti ada acara makan siang kolega kayak biasa. Kamu sama Clara bisa kan gantiin. Sama nanti Bunda kan ada acara promosi produk kesehatan jadi kamu yang handle. Paham?" ucap Adam yang membagi tugas.

"Siap," jawab Bara patuh.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

"Ayah, pagi ini tapi masih bisa ditemenin Kak Bara kuliah kan?" tanya Clara.

"Bisa dong," jawab Adam "Lagi hamil cucunya Ayah masak gak di temenin," sambung Adam sambil melirik Bara.

***

Bara benar-benar menemani istrinya selama ospek. Hingga tak ada satupun Kakak tingkat yang berani mendekati Clara atau memberikan perintah pada Clara.

"Hai! Aku Patricia," sapa seorang wanita dengan rambut pendek pada Clara dan Bara.

"Oh hai," jawab Bara.

"Sorry aku ngomong sama dia bukan Om-om kayak kamu," ucap Patricia cuek lalu menyalami Clara.

"Hai! Aku Clara," ucap Clara lalu menyalami Patricia "Ini Kak Bara," sambung Clara mengenalkan suaminya.

"Haha bodo amat," jawab Patricia sambil tertawa terbahak-bahak "Yaya," panggil Patricia pada temannya.

"Dah dapet?" tanya teman Patricia itu dengan angkuh.

"Dia Clara," ucap Patricia memperkenalkan Clara pada wanita angkuh yang baru dipanggilnya.

"Claudia, gue anaknya direktur di hotel PST, Pangestu Grup. Lo?" ucap Claudia memperkenalkan diri.

Clara cukup jijik saat melihat cara Claudia memperkenalkan diri.

"Oh iya kalo aku anak dari hahaha apa kita gak terlalu sombong?" ucap Patricia memperkenalkan diri dan mulai ikut menyombongkan diri seperti Claudia.

"Cuma direktur?" ucap Clara merendahkan Claudia dan Patricia "Suamiku dosen di sini, selain itu suamiku juga owner hotel tempat bokap lu kerja," sambung Clara lalu mengemasi barangbarangnya.

"Bullshit," ucap Claudia tak percaya.

Clara hanya diam lalu melemparkan kartu namanya, juga kartu nama suaminya dan pergi begitu saja dengan kesal sambil menggandeng suaminya.

Claudia dan Patricia terlihat sangat terkejut melihat apa yang dilihat di depannya. Claudia dibuat malu bukan main sudah menyombongkan diri di depan istri dari owner hotel tempat ayahnya bekerja. Tak hanya itu, harusnya Claudia lebih bisa mengingat wajah Bara atau Clara. Terlebih ia datang di acara pernikahannya.

"Mati gue!" gumam Claudia sambil menepuk jidatnya.

***

"Ngeselin banget," gumam Clara sambil duduk di kantin bersama suaminya.

"Kenapa? Kukira tadi dah puas yang marah," ucap Bara menanggapi istrinya yang uring-uringan.

"Aku gak suka hidup kayak gini. Semua dilihat karena materi. Kamu anak siapa, brand dari mana yang melekat, apa kendaraanmu. Aku jijik. Emangnya kenapa kalo aku bukan siapa-siapa? Kalo aku bukan istrimu pasti aku cuma jadi kacung di sini," ucap Clara kesal sambil mengaduk-aduk es tehnya.

"Ssstt udah ah dari tadi marah mulu. Hidup emang gitu sayang. Orang dilihat dari tahtanya, hartanya, baru pendidikannya. Ya meskipun di mata Allah dilihat dari amal ibadahnya ya. Tapi mau gimana lagi ini hidup," ucap Bara lembut lalu mengecup pipi Clara.

Clara hanya mengangguk dan menghela napas, berusaha meredam emosinya lalu mengelus perutnya berharap janinnya tak terpengaruh dengan emosinya tadi.

Kalau kemarin rakitannya Abdul gagal, kali ini terpaksa aku pakek rencana B. Batin Farid yang terus mengamati Clara dan Bara dari kejauhan

53
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share