Part 53
Semalaman Clara ngambek pada
suaminya yang gampang sekali keceplosan, selain itu Sofia jadi mendiamkan Clara
karena suaminya yang ember. Tentu saja Sofia juga mendiamkan Bara juga.
"Cla udah dong yang
ngambek. Masa dari semalem aku gak ngelus perutmu. Aku kan ayahnya," ucap
Bara yang sudah bingung cara membujuk istrinya.
"Tau ah, Kakak kan dah
janji gak ember. Eh malah nyeplos gitu aja. Mana kesenggol pancingannya Lisa
dikit doang langsung ember," Omel Clara yang akhirnya mau bicara pada
suaminya.
"Abis rahasianya
mendadak," jawab Bara beralasan.
"Tau ah. Kesel sama Kakak!"
sahut Clara ketus lalu pergi ke kamar mandi untuk cuci muka dan buang air.
Bara hanya diam, duduk di
tempat tidur dengan wajahnya yang terlihat sangat susah dan lesu dari semalam
sampai pagi masih saja kena semprot dari Istrinya.
"Kak tapi yang waktu
kita. Em waktu kamu perkosa aku itu," ucap Clara yang keluar dari kamar
mandi dan segera duduk di depan suaminya.
"Enggak! Kalo itu gak
ember," jawab Bara cepat.
Kayaknya sih. Sambung Bara
dalam hati.
Clara langsung menghela napas
lega mendengar jawaban dari suaminya. Clara juga sudah tidak terlalu khawatir
lagi masalah mulut suaminya yang ember.
"Beneran loh kak. Jangan
ember nanti aku diambil Ayah lagi kalo Kakak keceplosan," ucap Clara
sambil menggenggam tangan suaminya.
"Jangan dong. Aku kan
cinta sama Clara," jawab Bara dengan wajah cemberutnya.
Clara yang mendengar jawaban
suaminya langsung tersenyum lalu mengecup bibir manyun Bara.
"Kak, kalo rahasianya
kita Kakak harus benar-benar jaga ya. Jangan cerita ke siapasiapa. Tapi kalo Kakak
punya rahasia aku harus dikasih tau ya," ucap Clara yang langsung di
angguki Bara dengan cepat "Semuanya loh kak. Kalo gak aku nanti em,"
sambung Clara lalu memikirkan ancaman yang cocok untuk suaminya "Aku gak
mau sama Kakak lagi selamanya," ucap Clara.
"Ya jangan dong Cla. Aku
kan gak ada rahasia dari Clara. Tapi kalaupun ada yang belum aku ceritain Clara
tanya aja," ucap Bara serius.
"Ya udah iya turun
yuk," ajak Clara yang sudah kembali manja pada suaminya.
"Kamu kangen kan sama
aku," ucap Bara lalu memeluk Clara dan menggendongnya di depan, Clara juga
langsung memeluk erat tubuh Bara dengan kaki tangannya yang terkait layaknya
koala. "Enggak," jawab Clara malu-malu.
"Adek juga gak kangen
aku emangnya?" tanya Bara tak terima bila Clara tidak merindukannya.
"Dikit," jawab
Clara malu-malu.
Bara hanya tertawa mendengar
jawaban Istrinya. Lalu mendudukkannya di ruang makan.
“Berhubung ini hari pertamamu
kuliah, makan harus banyak ya," ucap Bara yang semangat menyiapkan makanan
untuk istrinya.
Tak berselang lama Sofia
datang, disusul Lisa dan Adam. Sementara Anna masih tertinggal karena tengah
packing.
"KaKak, aku nanti mau
operasi mata. Kata Bunda ada yang donor buat aku. Aku jadi gak sabar. Habis itu
nanti aku bisa lihat KaKak, ayah, Bunda, semuanya," ucap Lisa antusias
pada Bara dan semua yang dipanggilnya Kakak.
"Iya nanti kita belajar
renang juga ya dek," ajak Bara yang langsung diangguki Lisa.
Semuanya langsung heboh
menyemangati Lisa dengan menawarkan ini itu untuk di lihat Lisa. Meskipun
mereka tau Lisa akan sangat sedih saat tau siapa yang mendonorkan mata
untuknya.
"Nanti aku mau ngajak
Jalu jalan-jalan juga. Biar dia ikut seneng waktu aku bisa liat," ucap
Lisa lalu salah tingkah sendiri.
"Lisa ih," cibir
Clara lalu menyenggol bahu Lisa.
"Oh iya nanti Ayah sama Bunda
kan nemenin Lisa. Jadi kalian tolong doain semoga semuanya lancar ya,"
ucap Adam sambil mengoleskan selai kacang di roti tawarnya.
"Lisa gak makan?"
tanya Sofia.
"Tidak, aku puasa biar
lancar. Sama buat terima kasih sama Allah soalnya mau kasih aku mata
lagi," jawab Lisa dengan senyumnya yang lepas dari wajahnya.
"Bisnis Ayah dihandle Kakakmu,
nanti ada acara makan siang kolega kayak biasa. Kamu sama Clara bisa kan
gantiin. Sama nanti Bunda kan ada acara promosi produk kesehatan jadi kamu yang
handle. Paham?" ucap Adam yang membagi tugas.
"Siap," jawab Bara
patuh.
"Ayah, pagi ini tapi
masih bisa ditemenin Kak Bara kuliah kan?" tanya Clara.
"Bisa dong," jawab
Adam "Lagi hamil cucunya Ayah masak gak di temenin," sambung Adam
sambil melirik Bara.
***
Bara benar-benar menemani
istrinya selama ospek. Hingga tak ada satupun Kakak tingkat yang berani
mendekati Clara atau memberikan perintah pada Clara.
"Hai! Aku
Patricia," sapa seorang wanita dengan rambut pendek pada Clara dan Bara.
"Oh hai," jawab
Bara.
"Sorry aku
ngomong sama dia bukan Om-om kayak kamu," ucap Patricia cuek lalu
menyalami Clara.
"Hai! Aku Clara,"
ucap Clara lalu menyalami Patricia "Ini Kak Bara," sambung Clara
mengenalkan suaminya.
"Haha bodo amat,"
jawab Patricia sambil tertawa terbahak-bahak "Yaya," panggil Patricia
pada temannya.
"Dah dapet?" tanya
teman Patricia itu dengan angkuh.
"Dia Clara," ucap
Patricia memperkenalkan Clara pada wanita angkuh yang baru dipanggilnya.
"Claudia, gue anaknya
direktur di hotel PST, Pangestu Grup. Lo?" ucap Claudia memperkenalkan
diri.
Clara cukup jijik saat
melihat cara Claudia memperkenalkan diri.
"Oh iya kalo aku anak
dari hahaha apa kita gak terlalu sombong?" ucap Patricia memperkenalkan
diri dan mulai ikut menyombongkan diri seperti Claudia.
"Cuma direktur?"
ucap Clara merendahkan Claudia dan Patricia "Suamiku dosen di sini, selain
itu suamiku juga owner hotel tempat bokap lu kerja," sambung Clara lalu
mengemasi barangbarangnya.
"Bullshit," ucap
Claudia tak percaya.
Clara hanya diam lalu
melemparkan kartu namanya, juga kartu nama suaminya dan pergi begitu saja
dengan kesal sambil menggandeng suaminya.
Claudia dan Patricia terlihat
sangat terkejut melihat apa yang dilihat di depannya. Claudia dibuat malu bukan
main sudah menyombongkan diri di depan istri dari owner hotel tempat ayahnya
bekerja. Tak hanya itu, harusnya Claudia lebih bisa mengingat wajah Bara atau
Clara. Terlebih ia datang di acara pernikahannya.
"Mati gue!" gumam
Claudia sambil menepuk jidatnya.
***
"Ngeselin banget,"
gumam Clara sambil duduk di kantin bersama suaminya.
"Kenapa? Kukira tadi dah
puas yang marah," ucap Bara menanggapi istrinya yang uring-uringan.
"Aku gak suka hidup
kayak gini. Semua dilihat karena materi. Kamu anak siapa, brand dari mana yang
melekat, apa kendaraanmu. Aku jijik. Emangnya kenapa kalo aku bukan
siapa-siapa? Kalo aku bukan istrimu pasti aku cuma jadi kacung di sini,"
ucap Clara kesal sambil mengaduk-aduk es tehnya.
"Ssstt udah ah dari tadi
marah mulu. Hidup emang gitu sayang. Orang dilihat dari tahtanya, hartanya,
baru pendidikannya. Ya meskipun di mata Allah dilihat dari amal ibadahnya ya.
Tapi mau gimana lagi ini hidup," ucap Bara lembut lalu mengecup pipi
Clara.
Clara hanya mengangguk dan
menghela napas, berusaha meredam emosinya lalu mengelus perutnya berharap
janinnya tak terpengaruh dengan emosinya tadi.
Kalau kemarin rakitannya
Abdul gagal, kali ini terpaksa aku pakek rencana B. Batin Farid yang terus
mengamati Clara dan Bara dari kejauhan