0
Home  ›  Chapter  ›  My Perfect Husband 1

Part 25

Part 25-1

Bara langsung berlari ke kamar mandi begitu tidak tahan.

"Kak," panggil Clara pelan.

"Diem! Kerjakan soal selanjutnya!" bentak Bara dari dalam.

Argh tenang Bara. Tenang. Bayangkan saja Clara itu Aya. Sabar. Tenang. Tenang. Batin Bara sambil mengatur napas di depan cermin.

Kenapa Kak Bara selalu marah sama aku? Aku gak fokus kan gara-gara dia. Aku juga yang disalahin. Jahat. Batin Clara sedih sambil mengerjakan soal selanjutnya yang tak kunjung selesai dikerjakannya dari tadi.

Kring kring

Dering ponsel Clara terdengar nyaring dengan nama Bob Stres di layarnya.

"Halo Bob. Apa?" jawab Clara.

"Gue pakek baju apa nih buat ketemu bokap lo?" tanya Bob.

"Lah lu nanya kayak punya baju aja Bob," jawab Clara lalu tertawa setelah mengejek Bob.

"Serius gue," jawab Bob santai.

"Ya lu pakek kayak biasanya aja gapapa," ucap Clara sambil mencorat-coret kertas .

"Ya gak sopan lah Cla," jawab Bob yang jadi galau.

"Pakek hem aja," saran Clara.

"Siapa Cla?" tanya Bara mengejutkan Clara.

"Hah? Kak Bara!" pekik Clara kaget lalu reflek mematikan sambungan telfonnya.

Clara beneran serius gak sih sama aku. Kenapa telfon pakek sembunyi-sembunyi. Batin Bara curiga.

"Tadi siapa?" tanya Bara lalu duduk di samping Clara.

"Temen," jawab Clara singkat lalu menutupi layar ponselnya.

Bara hanya mengangkat sebelah alisnya, penasaran dengan apa yang di sembunyikan Clara.

"Udah dikerjakan?" tanya Bara mengecek buku Clara.

Aduh! Bakal di Omelin gue. Batin Clara panik lalu menutup bukunya dan merapikan semuanya.

"Udah aja. Aku lanjut besok sama Kak Fauzi," jawab Clara lalu membawa semua barangbarangnya ke kamar tanpa terkecuali ponselnya.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

Kenapa lagi ni bocah. Bisa-bisanya main rahasia sama calon suami. Jangan bilang mau selingkuh sebelum nikah! Batin Bara kesal.

Tak berselang lama Clara turun lagi dengan pakaian yang lebih formal. Dengan rok mini yang di padukan dengan sweter, Clara juga menenteng tas jinjing yang membuatnya makin feminin.

"Kak Bara, aku mau pergi. Tadi dah pesen ojol. Kak Bara mau sama Bunda apa pulang?" tanya Clara sambil mengikat rambutnya ke belakang.

"Mau ke mana?" tanya Bara dengan tatapan tajamnya.

"Mau pergi ke kantor ayah. Sama temen," jawab Clara lalu mengambil minum.

"Cancel aja! Aku yang anter!" ucap Bara tegas.

"Gak usah Kak Bara kan sibuk. Nanti malah ngerepotin. Kakak gak nengokin Kak Tina?" tanya Clara sedikit menyindir.

"Gak!" jawab Bara ketus.

"Gojek," ucap si driver yang sudah datang.

"Aku pergi dulu ya Kak," ucap Clara lalu menyalimi Bara "Bunda pergi dulu," teriak Clara lalu berjalan keluar.

"Clara cancel sekarang!" bentak Bara .

"Loh kenapa sih kak?" tanya Clara heran.

Kemarin aja kamu sok baik sama aku. Aku malah ditinggal. Tidak! Aku gak boleh tertipu! Batin Clara lalu mengambil helm yang diberikan si driver ojek.

"Kamu berani pakek. Kupastikan besok kamu jadi nyonya Bara," bisik Bara lalu mengambil helm dari tangan Clara.

Mau apa Kak Bara ini? Batin Clara panik.

"Berapa ongkosnya? Saya bayar. Tapi cancel orderan," ucap Bara pada si driver lalu mengeluarkan uang lima puluh ribuan lalu memberikan selembar uang dan helm pada si driver.

Si driver hanya terheran-heran dengan apa yang baru ia terima. Sementara Bara langsung menggiring Clara masuk ke dalam mobilnya. Bara segera melajukan mobilnya menjauh dari rumah

Clara.

Baca juga 28. Vol.3 : Chapter 11

"Pakek sabuk pengamanmu," perintah Bara.

"Kak Bara mau bawa aku kemana?" pekik Clara takut.

Bara hanya diam dan terus melaju dengan kencang. Clara benar-benar ketakutan karena Bara yang menyetir dengan sangat cepat, ugal-ugalan dan penuh emosi.

"Kak stop. Please," ucap Clara yang akhirnya menangis sambil memberanikan diri menggenggam lengan Bara.

Bukan berhenti Bara malah melaju makin cepat hingga Clara hanya bisa memejamkan mata sambil menangis memohon untuk berhenti atau mengemudi lebih lambat.

"Kak please Kakak bilang ada apa. Jangan gini. Aku takut Kak," ucap Clara memohon sambil menangis.

Bara langsung menepikan mobilnya di bahu jalan, lalu melepas sabuk pengamannya.

"Kakak kenapa?" tanya Clara sambil berusaha tenang dan berhenti menangis.

"Udah cup jangan nangis," ucap Bara lalu memeluk Clara meskipun terhalang.

"Aku takut tau kak!" ucap Clara lalu memukuli dada Bara pelan lalu mencubitnya.

Bara hanya diam menerima perlakuan Clara.

Aku. Kenapa dengan diriku ini? Batin Bara bingung.

"KaKak, Kak Bara kenapa?" tanya Clara setelah cukup tenang untuk bertanya.

Bara hanya diam sambil menatap Clara. Alisnya bertaut memikirkan harus menjawab bagaimana pada Clara, terlalu bingung pada perasaan dan pikirannya sendiri.

"Kak Bara marah waktu aku gak sengaja masuk kamar mandi? " tanya Clara.

Bara menggeleng pelan.

"Kak Bara, marah aku gak langsung pulang kemarin?" tanya Clara.

Bara diam. Tidak mengangguk, tidak juga menggeleng.

"Kak Bara marah aku gak bisa diajari?" tanya Clara.

Bara menggeleng pelan lagi.

"Kalo kira-kira Kak Bara gak suka aku. Gak bisa memulai semuanya sama aku. Hatimu gak siap buat nerima aku. Kak Bara kembali sama Kak Tina saja gapapa. Kak Bara gak usah memaksakan diri. Nanti aku bilang ayah. Biar Kak Bara bisa sama Kak Tina lagi," ucap Clara lalu menyeka air matanya yang mengalir begitu saja.

Bara sama sekali tidak menyangkal bila Clara akan mengucapkan ucapan yang bahkan tak pernah terlintas di kepalanya saat ini.

"Enggak Cla," ucap Bara pelan dan nyaris berbisik, lalu menggenggam tangan Clara.

"Gapapa kak. Ini wajar. Aku. Cuma aku yang cinta Kak Bara. Kak Bara dah biasa dapet yang lebih baik jelas bakal sulit buat terima aku. Aku cuma mau Kak Bara gak menyesal sama aku," ucap Clara lalu melepas genggaman tangannya.

Bara hanya menggeleng pelan.

"Aku ini rusak. Sekarang jadi kotor juga. Tapi gapapa. Setidaknya itu sama Kak Bara. Kak Bara mari kita memulai semuanya dari awal lagi. Aku dengan hidupku, dan Kak Bara dengan kehidupanmu Kak," ucap Clara memutuskan hubungan untuk yang pertama kalinya.

"Aku."

"Aku pergi dulu. Makasih tumpangannya," potong Clara lalu keluar dari dalam mobil Bara dan masuk ke dalam taxi yang baru saja menurunkan penumpangnya.

Kejar Bara! Kejar! Clara bakal hilang Bara! Bisikan itu terus berngiang di kepala Bara, tapi sekuat apapun bisikan itu, Bara tetap tak mampu mengejar Clara.

"Aku gak mau kamu pergi Cla. Tina bukan siapa-siapa lagi. Kamu salah paham," gumam Bara yang hanya diam menatap taxi yang ditumpangi Clara yang makin menjauh.

"Clara, kenapa ada yang hilang waktu kamu bilang tadi? Clara, apa yang salah dengan diriku? Clara, aku ini Bara. Kenapa aku kehilangan api dalam diriku?" gumam Bara yang akhirnya meneteskan air mata saat Clara jauh pergi.

Part 25-2

53
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share