0
Home  ›  Chapter  ›  My Perfect Husband 1

Part 43

Part 43-1

Beberapa hari setelah menginap dan acara makan malam. Clara juga selesai haid dan mulai mengurus keperluan rumah tangga dan persiapan ujiannya yang tinggal menghitung hari. Sejak kejadian beberapa hari itu pula Clara jadi lebih sering membuatkan masakan untuk suaminya. Meskipun ia memerlukan kerja ekstra.

***

Selang beberapa hari Clara mulai mengikuti ujian masuk perguruan tinggi negeri tempat Bara mengajar. Clara terlihat sangat gugup bahkan setelah ia hampir tiap hari belajar.

"Gimana gampang?" tanya Bara yang menemani Istrinya mengikuti tes.

"Gampang sih gampang. Tapi masalah nilai sama hasilnya kan gak tau Kak," jawab Clara lalu berjalan bersama Bara ke kantin.

"Insyaallah lolos kok kan kamu dah belajar. Hasil tidak akan menghianati usaha," ucap Bara menyemangati istrinya.

"Tapi hasil juga bisa nyelingkuhin usaha Kak," jawab Clara yang menulis pesanan makan siangnya "Mau makan juga gak kak?" tanya Clara pada Suaminya.

"Kamu makan apa? Samain aja," jawab Bara sambil mengambil ponsel Clara dan mulai mengecek tiap pesan yang masuk.

"Minumnya juga?" tanya Clara.

"Iya Cla," jawab Bara singkat sementara Clara memesan makan siang.

Selama menunggu Clara hanya memperhatikan wajah tampan Suaminya sambil ngemil kripik singkong entah yang keberapa bungkus sambil sesekali menyuapi Bara .

"Pak Bara sama adiknya ya pak?" tanya bu kantin sambil menyajikan siomay dan es teh manis pesanan Clara.

"Ah bukan bu ini istriku," jawab Bara sambil meletakkan ponsel Clara yang dari tadi di cek nya.

Dug!

Clara langsung menendang kaki suaminya .

"Kok muda banget?" tanya bu kjantin tak percaya.

"Hahaha iya," jawab Clara sambil tertawa canggung.

"Iya dong," jawab Bara sambil menggenggam tangan Clara "Bu saos dong," pinta Bara.

Clara hanya menunduk menghindari tatapan semua orang yang langsung tertuju padanya.

"Kenapa?" tanya Bara lembut lalu mengambilkan sendok dan garpu untuk Clara

"Malu?" tanya Bara lagi.

Clara hanya mengangguk sambil mengaduk siomaynya.

"Malu kenapa? Kita nikahnya kan bener," ucap Bara tak terima dengan reaksi istrinya.

Baca juga Bab 39 – Positiv

"Hai Clara. Masih inget gak?" tanya seorang pria yang menghampiri Clara lalu duduk bergabung dengan Clara dan Bara.

Clara dan Bara hanya saling pandang dengan tatapan bingung dan heran.

"Kamu siapa?" tanya Bara yang langsung menatap tajam pada pria SKSD (sok kenal sok dekat) tersebut.

"Oh iya Cla, aku Jefri yang waktu itu ketemu di hotel. Inget gak kamu nabrak aku?" tanya Jefri setelah memperkenalkan diri tanpa memperdulikan Bara.

"Oh yang cupu waktu itu," jawab Clara sambil menganggukkan kepalanya.

Jefri langsung mengajukan tangan kanannya untuk menyalami Clara tanda perkenalan mereka, tapi dengan cepat Bara menyahut tangan Jefri dan menjabatnya.

"Aku Bara salam kenal ya," ucap Bara sambil menjabat tangan Jefri kuat-kuat.

"Oh oke lu abangnya ya?" tanya Jefri sambil tersenyum canggung karena sempat mengabaikan Bara.

"Gue su."

"Kakak inget surat waktu kita marahan gak Kak?" tanya Clara sambil menyuapi suaminya sebelum suaminya gembar-gembor masalah pernikahan lagi.

"Inget," jawab Bara sambil mengunyah makanannya.

"Nah waktu itu aku ketemu dia. Bentuknya masih cupu banget gila sekarang jadi kayak gini," ucap Clara yang makin membakar cemburu Bara.

"Sejak waktu itu bang. Aku naksir Clara. Aku susah payah buat mengubah penampilanku, biar cocok gitu sama Clara. Kayaknya emang jodoh deh ini juga ketemu lagi. Wah dah tanda jodoh nih. Amin," ucap Jefri penuh percaya diri "Amin-in dong bang!" pinta Jefri pada Bara.

Clara dan Bara saling tukar pandang.

Waduh mampus gue nanti malem. Batin Clara.

Bajingan! Jodoh? Jodoh sama istriku? Jodoh sama Claraku? Minta diamin-in lagi! Gue bakar lu! Batin Bara yang sudah kehabisan rasa sabar.

"Ah iya aku duluan ya. Dah dicari temenku. Bye," ucap Jefri lalu pergi sambil melambaikan tangannya pada Clara dan Bara.

"Selamet ya lu bocah! Awas aja masuk ke kelasku!" gumam Bara penuh emosi sambil mereMassendok di tangannya hingga bengkok.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

Glek!

Bakal repot ini. Batin Clara sambil melanjutkan makannya.

***

Bara sengaja mengajak Clara ke hotelnya. Bara juga langsung mengunci Clara di kamarnya dengan tangan dan kakinya yang diikat pada tempat tidurnya. Lalu meninggalkan Clara dalam kondisi terikat dan busana minim. Clara tidak berani bicara atau menahan suaminya yang terlihat begitu marah.

"Argh!" raung Bara penuh amarah, emosi, dan cemburu yang memenuhi hatinya.

Bara terus menghantam samsak besar di hadapannya hingga ia kelelahan memukulinya dan peluh yang bercucuran di kening dan tubuhnya.

"Bara!" bentak Anna pada putranya yang tengah mengamuk.

Bara hanya melirik Bundanya lalu melepaskan sarung tinjunya dan beralih menendangi samsaknya. Kesal diabaikan putranya, Anna langsung memukul kepala Bara dengan tas jinjingnya.

"Tega-teganya kamu jahatin mantunya Bunda!" bentak Anna memarahi Bara.

"Clara yang mulai. Aku mau ke istriku," jawab Bara lalu meninggalkan Bundanya.

"Istri apa? Dah Bunda amanin!" bentak Anna yang benar-benar marah pada putranya.

"KaKak," panggil Clara pelan dengan suaranya yang bergetar dan tubuh yang ditutupi selimut.

"Kamu ngapain kesini Cla? Kan Bunda dah bilang mau marahin suamimu," ucap Anna melembut pada Clara.

"Yang kasih izin keluar kamar siapa?" bentak Bara pada Clara.

Clara hanya menunduk dengan air matanya yang berlinangan. Sementara Anna hanya diam, karena merasa tidak seharusnya ia ikut campur dengan masalah rumah tangga Bara yang masih baru.

"Suamimu ini tadi bilang apa? Kasih perintah apa?" bentak Bara lagi hingga Clara tersentak begitu pula yang lain yang melihat kemarahan Bara.

"Bara," panggil Anna yang berniat mengingatkan Bara "Yang maksa Clara Bunda. Clara gak salah," ucap Anna membela menantunya.

"Bunda, ini masalah aku sama Clara. Aku sama Clara dah nikah bun. Ini dah masuk masalah rumah tanggaku. Harusnya Bunda jangan ikut campur. Masalah ini Clara yang salah! Ini caraku didik dia. Jangan diganggu!" kesal Bara dengan mata yang berkaca-kaca menahan seluruh emosinya lalu berjalan melewati Clara dengan tatapan tajamnya.

"Kakak," panggil Clara sambil menangis.

"Dah lah Cla. Terserah kamu mau apa. Kamu susah diatur," ucap Bara pelan tapi cukup menusuk bagi Clara.

"Kakak Kakak aku mau diatur. Aku gak mau dimarahin terus. Kakak! Kak Bara!" teriak Clara sambil mengejar Bara dengan tangisnya yang tak tertahan lagi.

Adam yang datang bersama Lisa juga hanya dilewati Bara dan Clara begitu saja.

"Anak-anak kenapa bun?" tanya Adam pada

Istrinya.

Anna langsung memeluk suaminya dengan air mata yang berlinang.

"Ayah bener, harusnya aku gak ikut campur sama masalah Bara. Gak usah bikin surprise hari ini," ucap Anna.

"Udah ga papa dah terlanjur. Besok kan bisa minta maaf," ucap Adam menyemangati istrinya.

"Iya Bunda dah gapapa," ucap Lisa yang ikut menyemangati Bundanya.


53
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share