0
Home  ›  Chapter  ›  My Perfect Husband 1

Part 42

Part 42-1

Bara yang mengganti acaranya dengan dinner bersama di hotelnya berusaha sebisa mungkin terlihat baik-baik saja dan tetap seruseruan bersama para mahasiswanya. Banyak yang menanyakan tentang istri Bara terutama para mahasiswi yang sudah bersiap patah hati. Tapi dengan senyum manisnya Bara menjawab bila ia ingin memberikan waktunya malam itu full untuk para mahasiswanya.

"Tuh kan lo liat Nur, Pak Bara emang ada hati sama aku," ucap Fifi penuh percaya diri.

"Kebetulan kali," jawab Nur sambil menikmati spaghetti yang disajikan secara apik dan hangat.

"Enggak! Aku yakin banget kok. Pak Bara pasti ada rasa sama aku!" ucap Fifi ngotot lalu bangun dari duduknya "Liat nih aku buktiin!" sambung Fifi penuh keberanian dan rasa percaya diri yang tinggi.

"Dah gila tu bocah," gumam Nur saat melihat Fifi melangkah menemui Bara.

"Gila tu, dah miskin cantik juga ngepres. Pede banget deketin Pak Bara, gue loh punya saham di sini masih jaga jarak. Situ kok pede banget," sindir Elfira terang-terangan.

"Heh lu! Bokong konde! Mending lo diem deh! Gak usah bawa-bawa kekayaan bokap lo itu.

Lagian lo cuma bisa habisin gak bisa cari," ucap Nur yang merasa tersindir.

"Halo? Ada temennya si kere nih yang kesindir," saut Elfira kesal.

"Ni cari duit nih. Cari duit!" ucap Ajeng membela Elfira sambil mengeluarkan dompetnya dan memamerkan semua uang cashnya.

***

"Ada apa Fi? " tanya Bara saat Fifi mendekatinya.

"Aku suka sama Pak Bara," ucap Fifi sambil memberikan surat cinta yang sudah lama ia siapkan.

Bara hanya menyeringit bingung dengan apa yang dilakukan mahasiswinya yang paling bisa diandalkan ini, lalu tersenyum paham.

"Anu aku tau kok Pak Bara gak bakal terima aku. Aku cuma mau ungkapin aja perasaanku itu aja," ucap Fifi cepat sambil menutupi wajahnya dengan kerudung yang dikenakannya.

Bara masih tersenyum melihat perilaku Fifi, ada rasa heran juga karena Fifi yang biasanya kalem dan bertanggung jawab kini malah menyatakan cinta padanya.

"Robi," panggil bara pada Robi lalu membisikkan sesuatu padanya.

"Yaudah Pak Bara, terima kasih makanannya. Semoga Pak Bara langgeng, sakinah mawadah warohmah sama istrinya Pak Bara," ucap Fifi yang sudah tidak kuat berlama-lama di depan pria yang tak mungkin menerima cintanya.

"Tunggu bentar," perintah Bara lalu pergi keluar.

Tak berselang lama Bara datang dengan setangkai bunga matahari yang terbungkus dengan plastik dan dihiasi pita.

"Terima kasih," ucap Bara lalu memberikan bunga yang dibawanya pada Fifi "Saya sudah punya istri. Maaf merusak perasaanmu. Tapi saya bukan pria terakhir di dunia ini. Saya harap kamu bisa move on," sambung Bara yang sudah kehabisan kata-kata.

Baca juga Bab 39 – Positiv

Kling!

Pesan masuk ke ponsel Bara.

"Oh iya besok kita kuis. Jadi saya harap nilainya gak jeblok ya," ucap Bara mengumumkan kuis secara mendadak yang langsung disoraki para mahasiswa.

Tak mau ambil pusing Bara langsung keluar ruangan diikuti Robi, meninggalkan para mahasiswanya yang masih makan-makan dengan rakusnya. Maklum anak kost. Bara langsung masuk ke dalam mobilnya dan pergi ke rumah Clara setelah menerima pesan dari ibu mertuanya.

Nur dan teman-teman gerombolannya jelas membela Fifi yang terus diserang. Elfira terus melancarkan serangannya didukung Ajeng dan Agnia, yang merasa jadi wanita elit di angkatan mereka.

Seolah tau ia harus meredam amarah dan suasana menegangkan di sana. Fifi akhirnya mengalah dan mengajak Nur juga yang lain pulang lebih awal. Bukan Fifi takut, tapi ia hanya ingin menghindari perkelahian. Itu saja.

***

"Ada apa?" tanya Bara yang langsung nyelonong masuk ke rumah mertuanya.

Fajar dan Caca hanya geleng-geleng kepala, saat masih lihat Bara masuk dengan wajahnya yang panik dan pucat.

"Kayaknya semuanya normal pak," bisik Robi pada Bara.

"Diem kamu Bi!" selak Bara lalu menghampiri Clara "Kamu gapapa Cla?" tanya Bara sambil mendekati istrinya.

"Gapapa Kak," jawab Clara lembut.

"Udah curhatnya?" tanya Bara lalu mengecup kening Clara.

"Udah," jawab Clara lalu memeluk Bara dengan manja "Kakak kenapa panik gini?" tanya Clara lembut lalu menatap suaminya.

"Bunda Caca tadi chat, aku belum baca. Tapi yakin kalo penting banget, makannya langsung ke sini," jawab Bara apa adanya.

"Ya ampun. Emang dah butuh tempat berdua ni anak-anak," ucap Fajar menyindir Bara dan Clara yang langsung bermesraan.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

"Ayah apaan sih," cicit Clara.

"Tuh lihat tante sama adekmu sampe jaga jarak," ucap Fajar lalu merangkul Istrinya.

Bara dan Clara langsung melihat ke arah Sofia dan ibunya.

"Gapapa lanjutin aja. Anggap aja kita gak ada," ucap tante Siti pada Clara dan Bara juga orang tuanya.

Refleks Bara dan Clara langsung menjaga jarak lalu pura-pura sibuk sendiri.

"Kemarin waktu aku nginep di apartemennya juga gitu ma," ucap Sofia pada mamanya yang cukup keras hingga mengundang tawa semua orang termasuk Robi.

"Kakak dah makan belum?" tanya Clara setelah menjauh dari keramaian.

"Udah," jawab Bara sambil merangkul Clara.

"Kalo Kak Robi udah belum ya?" tanya Clara. "Kayaknya belum," jawab Bara sekenanya.

"Wah pas banget!" ucap Clara semangat "Tadi aku bikin gurame bakar, berhubung suamiku dah makan aku suruh Kak Robi aja kalo gitu," ucap Clara lalu keluar dari kamar orang tuanya yang baru dipakainya mojok.

"Terus mau kamu suruh makan si Robi gitu?" tanya Bara kebakaran jenggot sambil mengikuti Istrinya.

"Iya, kan Kakak dah makan," jawab Clara.

Tapi begitu Clara dan Bara sampai di ruang makan, Robi sudah duduk dan makan malam dengan gurami bakar buatan Clara.

"Enak banget loh ikannya mbak Clara ini," puji Robi saat melihat Clara datang bersama Bara sambil mengacungkan dua jempolnya.

"Heh Robi! Sialan lu! Ngapaian lu makan masakan istri gue?" bentak Bara menggebu-gebu.

"Kak Bara!" bentak Clara mengingatkan suaminya "Jangan teriak-teriak!" ucap Clara tegas yang sukses membuat Bara mingkem.

Robi langsung berhenti makan dan tidak melanjutkannya lagi. Meskipun Caca sudah memintanya melanjutkan makan dan Clara sudah mengambilkan makan untuk suaminya.

"Kakak ini suka marah gak kira-kira. Kan kasian Kak Robi," ucap Clara yang tidak enak hati pada asisten Bara tersebut sambil menyuapi Bara di halaman belakang.

"Ya marah dong! Masakanmu itu istimewa, jadi cuma aku sama yang boleh makan," ucap Bara mengadu pada Clara sambil sesekali membuka mulut untuk menerima suapan dari istrinya.

"Kalo anak kita juga gak boleh?" tanya Clara.

"Ya udah sama anak," jawab Bara melonggarkan aturannya.

"Kalo orang tua sama mertuaku gak boleh?" tanya Clara lagi.

"Iya sama itu boleh," ucap Bara lagi sambil mengendurkan aturannya "Clara udah dong nanti merembet ke mana-mana," ucap Bara sebelum

Clara meminta dispensasi lagi.

"Kak aku gak jadi nginep ya," ucap Clara sambil menyuapi Bara dengan suapan terakhirnya.

"Um sip," ucap Bara sambil mengacungkan jempolnya.

"Tapi kalo masuk ramadan minggu depan aku nginep di sini ya," pinta Clara pada suaminya. "Iya," jawab Bara mengizinkan "Cla minum," pinta Bara yang minta dilayani istrinya, meskipun gelas minumannya ada di depannya.

Sekarang gimana caranya kasih tau Kak Bara. Batin Clara bingung.

53
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share