0
Home  ›  Chapter  ›  My Perfect Husband 1

EPILOG

 EPILOG-1

Hari demi hari berlalu. Bara dan Clara selalu berusaha memperbaiki diri masing-masing. Mulai dari memperlakukan pasangan hingga service di ranjang. Mereka juga mulai menempati rumah baru yang sudah disiapkan bara sebagai Maskawin untuk Clara.

Bara juga hampir tiap hari memberikan buket bunga untuk Clara. Mulai dari yang kecil alaala anak SMP yang lagi cinta monyet sampai yang besar hingga Clara tak bisa memeluknya. Kalau Bara tak memberikan bunga pasti Bara memberikan surat cinta dan mengajak Clara makan berdua.

"Dari suamimu ya?" tanya Claudia pada Clara saat sampai di mobil sport milik Bara yang dipakai Clara.

Clara hanya mengangguk lalu tersenyum manis.

"Sweet bener ya," goda Claudia lalu masuk ke mobil Clara.

"Iya," jawab Clara malu-malu lalu meletakkan buket bunganya di bagasinya.

Yah kalah cepet sama Claudia lagi aku. Batin Bara lalu tersenyum melihat istrinya yang sudah pergi duluan bersama temannya.

Tak selang lama Patricia juga lewat dengan mobil Honda Jazz miliknya yang jelas tak menarik bagi Claudia yang mementingkan gengsi. Tapi berkat Clara setidaknya semua teredam meskipun memang ia disegani karena penampilannya yang boys tapi tetap terlihat anggun.

"Pak Bara!" panggil Jefri saat melihat Bara yang akan masuk mobil.

"Iya?" sahut Bara.

"Pak Bara. Pak Bara kan tau aku suka Clara. Pak Bara kan abangnya Clara. Bantuin aku PDKT lah," pinta Jefri yang langsung membuat Bara kesal dan cemburu "Eh pak, ngomong-ngomong Clara dah punya pacar belum sih?" tanya Jefri.

"Gini aja, kamu ikut saya makan siang sama Clara," ucap Bara menahan emosinya.

"Eh bang, lu bagi lah nomernya Clara," pinta Jefri yang sudah lupa untuk memanggil Bara "pak" karena sudah merasa akrab.

"Nanti ya," ucap Bara sambil membalas chat dari Clara.

Bara hanya senyum-senyum sendiri sambil chating dengan istrinya.

"Bang lu chat sama gebetan ya?" ucap Jefri membuyarkan lamunan Bara.

"Bini, gue dah nikah," jawab Bara sambil menunjukkan cincin kawinnya dan sedikit memamerkan tatonya yang tak diperhatikan Jefri.

"Bang, gue kan pakek motor,"

"Yang nawarin semobil juga siapa?" potong Bara dengan ekspresinya yang datar.

Jefri hanya nyengir mendengar ucapan Bara. Lalu mengikuti arah mobil Bara. Sepanjang perjalanan Bara sengaja mempercepat lajunya agar Jefri tak bisa mengikutinya. Tapi sangat disayangkan Jefri selalu bisa mengimbanginya. Sampai akhirnya sampai di rumah Bara dan Clara juga.

Sialan! Kampret! Anjir! Kok kekejar! Batin Bara kesal lalu turun dari mobilnya.

"Wah ada Jefri," ucap Clara menyambut Jefri yang nyelonong masuk ke rumahnya begitu saja "Duduk dulu sana. Anggap aja rumah orang," ucap Clara basa-basi sambil melemparkan candaan.

"Hahaha iya," ucap Jefri lalu duduk di sofa ruang tamu dan mendadak jadi sopan.

"Cla aku pulang," ucap Bara saat memasuki rumah.

"Hmm KaKak," ucap Clara lalu memeluk Bara dan mengecup pipi dan bibirnya sekilas.

Baca juga Bab 39 – Positiv

"Masak apa kamu sayang?" tanya Bara sambil mengikuti Clara masuk.

"Masak cap cay sea food. Ini masih masak sama Patricia sama Claudia juga," ucap Clara sambil menggandeng Bara.

"Iya aku mau ganti baju dulu ya, gerah. Kamu gak minta dibantu n\bibi?" tanya Bara.

"Dibantu bikin minum sama ayam tepung kok Kak," jawab Clara.

"Sip deh makanannya banyak," ucap Bara lalu berlari menaiki tangga ke kamarnya.

"Eh Clara," panggil Jefri pada Clara yang menata hasil masakannya.

"Apa?" sahut Clara.

"Bininya abang lu mana?" tanya Jefri kepo.

"Abang gue?" tanya Clara heran "Kak Rey gitu? " tanya Clara lagi dengan bingung. "Kak Bara," jawab Jefri.

Claudia dan Patricia langsung tertawa terbahak-bahak, bahkan Bibi yang tengah menggoreng pun ikut tertawa karena pertanyaan

Jefri.

"Ini kenapa pada ketawa-ketawa gak ngajak aku?" tanya Bara lalu membantu Clara mengambilkan minum "Eh gimana dah ketemu istriku belum?" tanya Bara sambil menuangkan es teh leci ke tiap gelas.

"Belum bang," jawab Jefri.

"Lah masa? Perasaan tiap hari ketemu deh," ucap Bara santai dan beberapa kali memamerkan tatonya yang sama sekali tak dilihat Jefri.

"Oh ya?" sahut Jefri sedikit terkejut.

"Iya," sahut Patricia.

"Sekelompok juga pernah," ucap Claudia menimpali.

"Apa sih?" tanya Clara yang baru bergabung dengan membawa cap cay buatannya.

"Dia tanya istriku mana," ucap Bara sambil memakan buah plumnya sebelum makan berat.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

"Oh gitu," ucap Clara sambil menahan tawa.

"Eh iya Cla lo dah punya pacar?" tanya Jefri to the point.

"Pacar gak punya," ucap Clara sambil mengambilkan nasi untuk suaminya.

"Wah pas banget dong," ucap Jefri lalu mengambil coklat dari tasnya dan memberikan pada Clara "Jadi gini Cla. Tadi gue ngobrol sama abang lu. Terus aku em pengen minta nomor teleponmu. Biar kita bisa PDKT siapa tau jodoh," ucap Jefri pada Clara.

Clara yang sudah menerima coklat dari Jefri hanya tersenyum lalu mengembalikan kembali.

"Makan dulu ya," ucap Clara yang tak tega menyakiti hati Jefri secara langsung.

"Gak aku mau denger jawaban mu dulu," ucap Jefri menolak tawaran Clara.

"Kak HP dong," pinta Clara pada suaminya.

Bara langsung memberikan ponselnya pada Clara. Jefri langsung tersenyum sumringah melihat

Clara yang membuka ponsel suaminya. Jefri

ikut mengeluarkan ponselnya dan bersiap menyimpan nomor telepon Clara. Tapi bukannya Clara menunjukkan nomor teleponnya ia malah menunjukkan fotonya dan Bara yang memegang buku nikah.

"Aku dah nikah," jawab Clara lalu menunjukkan cincin di jari manisnya diikuti Bara yang juga mengangkat tangannya memamerkan tato dan cincinnya.

"Kok bisa? Lu incase? Sama abang lu gitu?" tanya Jefri yang syok dengan kenyataan yang ada.

"Kita mau program kehamilan," ucap Clara "Aku sama Kak Bara gak incase. Tapi ya gitu aku nikah muda, dijodohin sama Kak Bara," sambung Clara yang masih menggenggam tangan Bara.

Tak selang lama Lisa datang bersama Aya yang masih mengintilinya dan makin lengket sejak Lisa bisa melihat lagi. Lisa juga berani pergi ke rumah Kakaknya sendiri dan hanya ditemani supir atau pembantunya.

"Hai Sa," ucap Clara lalu memeluk Lisa dan Aya.

"Hai Kak," jawab Lisa lalu menempel pada Clara seperti biasa.

"Eh aku masak cap cay sea food loh dek," ucap Clara lalu mengambilkan piring untuk Lisa dan Aya.

"Bang, Clara bohong kan?" tanya Jefri yang masih syok.

"Bohong apa kak?" tanya Lisa yang mendengar pertanyaan Jefri.

"Eh lu ikut gue!" perintah Bara pada Jefri lalu mengajaknya ke ruang tamu.

Tak selang lama Bara kembali melewati para cewek-cewek yang menjadikan tempat tinggalnya sebagai basecamp dan kembali ke Jefri dengan buku nikah di tangannya. Jefri hanya menundukkan pandangannya dengan sangat sedih dan pergi begitu saja tanpa pamit.

"Apa dia gapapa kak?" tanya Clara sambil memeluk suaminya dari belakang.

"Dia cowok gapapa lah kayak gitu. Lagian mau jadi pebinor," jawab Bara lalu merangkul Clara dan mengajaknya masuk lagi untuk melanjutkan makan siang bersama.

Sejak Jefri tau masalah hubungan Clara dan Bara. Jefri jadi menjauhi Clara dan gerombolannya, juga menjaga jarak dengan Bara. Tentu ini sangat menyenangkan bagi Bara karena tidak ada lagi yang harus ia waspadai menikung istrinya.

Bara dan Clara juga mulai sibuk untuk persiapan memiliki anak lagi. Bara juga rajin sekali menemani dan mengingatkan Istrinya untuk check up dan menjaga pola makan untuk peningkatan asam folat agar segera hamil. Hingga akhirnya setelah bulan madu selama sebulan full.

“Aku ada kabar bagus nih,” ucap Clara ditelfon pada Bundanya yang tengah video call dengannya “Aku sama Kak Bara bakal punya anak!” sambung Clara dengan ceria pada Bundanya.

To be continue

EPILOG-2

EPILOG-3


 

53
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share