0
Home  ›  Chapter  ›  My Perfect Husband 1

Part 23

 Part 23-1

Bajingan! Kenapa jadi makin sakit waktu dia ngomong langsung? Teman baik apanya? Pernah suka katanya? Arghhh Bob! Bob! Bob! Seistimewa apa dia bagi Clara! Kesal Bara sambil menghantam samsak berulang-ulang dengan penuh emosi.

Wajahnya keliatan seneng banget! Bisabisanya! Maki Bara.

"Bisa-bisanya! Clara!" teriak Bara lalu kembali memukuli samsak hingga peluh bercucuran dikeningnya.

"Clara nakal! Mau coba-coba selingkuh! Bangsat!" maki Bara lagi sambil memukuli samsak dengan sangat kuat hingga bekas pukulannya membekas di samsak.

Bara terus memukuli samsaknya dengan penuh emosi dan kemarahan, sambil sesekali berteriak memarahi Clara yang tidak ada di depannya.

"Kamu kenapa?" tanya Adam yang baru datang ke hotel untuk mengecek anaknya yang malah dalam kondisi penuh emosi.

"Gapapa yah," jawab Bara lalu melepas sarung tinjunya.

"Masalah cewek ya?" tebak Adam lalu melemparkan botol minuman dingin pada Bara.

"Ya gitu lah," jawab Bara lalu duduk dan meminum minuman dingin yang di beri Ayahnya.

"Permisi, Pak Bara ada tamu. Katanya pacarnya Pak Bara," ucap resepsionis pada Bara.

Bara hanya menyeringit binggung.

"Pacar yang mana?" gumam Bara bingung.

"Kamu masih main cewek ya?" tanya Adam lalu meninggalkan Bara tanpa mendengarkan jawaban dari putranya.

"Enggak yah. Yah hoi ayah. Aku gak main cewek lagi," jawab Bara sambil mengejar Ayahnya yang berjalan duluan untuk menemui orang yang mengaku pacarnya Bara.

"Mana tamunya" tanya Adam tegas.

"Elu ngapain kesini?" tanya Bara sedikit membentak begitu Via berdiri.

"Bara, aku mau jelasin dulu," ucap Via dengan mata yang berkaca-kaca.

"Itu siapa?" tanya Adam pada Bara sambil menatap Via heran.

"Ya ini Via yang ninggalin aku yah," jawab Bara sambil menatap Via tajam "Kamu mau keluar dari sini sendiri apa pakek satpam?" tanya Bara pada Via.

Via langsung membelalakkan mata dan menangis.

"Aku padahal sudah jauh-jauh ke sini. Aku cuma mau jelasin. Aku cuma mau minta maaf. Udah itu aja," ucap Via sambil menangis.

"Oke, dah dimaafin. Pergi sana!" jawab Bara lalu melangkah pergi.

"Bara tunggu!" tahan Via.

"Dua menit," ucap Bara lalu membalikkan badan.

Baca juga Bab 39 – Positiv

"Aku minta maaf, aku tau aku salah dah ninggalin kamu. Ternyata DiMasgak sebaik yang aku kira. Aku minta maaf. Aku mau kita balik lagi," ucap Via meminta maaf sambil menggenggam tangan Bara "Aku tau kamu cuma terpaksa sama bocah itu. Kita bisa perbaiki semuanya. Bara aku mohon," sambung Via memohon.

"Aku gak terpaksa sama Clara. Bahkan sebelum Ayah bilang aku suruh sama Clara aku dah setuju. Kamu jangan sok tau," jawab Bara sinis.

"Gak mungkin kamu mau serius sama dia, iya kan. Cewek kayak dia apa bisa ngimbangin kamu? Dia gak bakal bisa puasin kamu Bara. Coba kamu liat aku," ucap Via sambil menangis berusaha mempengaruhi Bara.

Bara terdiam, menundukkan kepalanya dan memejamkan matanya.

"Pikirkan lagi Bara," ucap Via lalu mengelus dada Bara.

"Cewek matre kayak kamu gak bakal tau bagaimana perasaanku," ucap Bara lalu mencekik leher Via.

"Bara lepas!" perintah Adam yang melihat betapa marahnya Bara.

Bara langsung melemparkan tubuh Via ke sembarang arah dengan kuat. Adam langsung menahan Bara agar tidak menghajar Via.

"Kamu anggap aku kere, kamu pilih dokter. Kamu tau dia kere, kamu balik lagi ke aku. Kamu rendahan. Berani sekali kamu datang lagi ke sini. Belum lagi kamu menilai Clara. Emang kamu tau apa soal dia," ucap Bara dingin dengan tatapan merendahkan pada Via yang ditolong pegawainya.

"Itu karena aku dipaksa Bara," sanggah Via.

"Bagian keamanan. Singkirkan Via," perintah Bara lalu pergi bersama ayahnya.

***

Sepanjang perjalanan Bara hanya diam enggan menjawab pertanyaan ayahnya, enggan juga menanggapi ocehan Ayahnya hingga sampai rumah.

"Loh Kak Bara ngapain pulang?" tanya Lisa saat tau ayahnya datang bersama Kakaknya.

"Kak Bara ada masalah lagi dek," jawab Adam lalu mengantar Lisa ke kamarnya "Eh iya Bunda kemana sayang?" tanya Adam.

"Sama Aya, sama Kak Hana di kamar Kak Bara," jawab Lisa lalu masuk ke kamarnya.

Adam langsung meninggalkan Lisa begitu Lisa masuk kamar dan tiduran.

"Oma ngobrol dulu yuk," ajak Adam pada istrinya yang asik menemani cucunya hingga tertidur.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

"Bentar ya Han," pamit Anna lalu mengikuti Adam.

"Aya dah bobo?" tanya Adam.

"Udah yah, gemes banget lagi tadi dikasih buah naga pertama kali sama si Hana. Aya langsung bingung gitu wajahnya, waktu disuruh makan bijinya dipisahin lagi," ucap Anna menceritakan tentang cucu pertamanya yang begitu menggemaskan.

"Aduh jadi pengen liat," keluh Adam yang kelewatan momen lucu dan menggemaskan Aya.

"Tenang tadi divideoin sama Hana kok," jawab Anna lalu duduk di ruang keluarga.

Bara diam dari tadi. Wajahnya sangat mencerminkan kemarahannya meskipun sudah tidak sebesar tadi.

"Kamu kenapa sayang?" tanya Anna pada anak keduanya itu.

"Gapapa Bunda," jawab Bara singkat.

"Mau Ayah yang cerita ke Bunda?" tanya

Adam dengan tujuan mengancam putranya.

"Aku cemburu," ucap Bara pada akhirnya.

Anna hanya menyeringit bingung dan heran. "Aku gak cemburu!" tarik Bara frustasi.

"Kamu kenapa nak?" tanya Anna lalu memindah duduknya di samping Bara.

"Clara, aku gak tau. Arghh aku pusing. Aku benci perasaanku," jawab Bara kesal lalu menutupi wajahnya dengan bantal.

Anna dan Adam hanya saling tukar pandang, heran dengan sikap Bara.

"Tadi aku dateng dia dah ngamuk-ngamuk. Kedatangan mantannya. Cekcok jadi kayak gini," jelas Adam singkat.

"Aku gak ngamuk yah. Aku marah. Ayah pasti kalo di posisiku juga marah," ucap Bara membela diri.

"Iya oke kita gak bahas mantanmu tadi. Kita bahas kenapa kamu kayak gini?" putus Adam.

Bara terdiam.

"Inget ya aturan di rumah. Gak boleh ada yang marah sampai tidur. Jadi kalo kamu gak cerita, nanti adek gak boleh bobo di rumah loh," ucap Anna mengancam dengan lembut.

Anna tau ancamannya itu tidak mungkin mempan lagi pada anak-anaknya yang sudah besar. Tapi ancaman Anna ini rasanya sangat ampuh membuat anak-anaknya selalu akur.

"Aku tadi pergi nengokin Tina, dapet laporan Clara main sama temennya ngobrol di restoran ayam di mall Kak Rey. Akrab gitu. Terus waktu sampai di tempat Clara habis makan di sana Clara cerita kalo dia suka main sama temennya. Aku gak bolehin. Tapi aku gak bisa bilang. Aku mau marah sama Clara. Tapi yang salah temennya. Mana tadi Claraku pulang telat lagi," ucap Bara yang mulai mau cerita meskipun uring-uringan.

"Oh gitu anak Bunda dah cocok ya sama Clara," ucap Anna menggoda Bara lalu memeluknya.

Adam hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan anak keduanya yang sebentar lagi akan memulai hidup baru dan membangun keluarganya sendiri.

"Tapi aku gak cemburu loh Bunda. Gak degdegan juga sama Clara," ucap Bara menutupi perasaannya.

Ini anak playboy apa gak pernah bohong ya? Batin Adam heran.

"Kak, kamu kan playboy. Masa kayak gini gak tau?" tanya Anna pada putranya.

"Gak tau apanya?" tanya Bara bingung.

"Ya kamu jatuh cinta sama Clara," jawab Anna yakin.

"Kayaknya belum deh. Enggak ah. Aku gak mau cinta dulu sama Clara. Clara masih bandel," ucap Bara lalu tiduran di pangkuan Bundanya.

"Kak kamu playboy gitu apa gak pernah bohong?" tanya Adam penasaran.

"Aku gak pernah bohong, ceweknya aja yang gak tanya. Yaudah lagian biasanya aku ditembak. Ya ku terima aja semua. Namanya juga rezeki, Ayah bilang kan gak boleh nolak rezeki," jawab Bara lalu menggenggam tangan Bundanya yang mengelus pipinya.

53
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share