Bab 33 – Lia yang Duluan🔞
Arya bangun
sambil mengelap keringatnya di hadapan Lia. Lia tanpa sadar menyentuh pinggang
Arya dengan kedua tangannya. Arya menundukkan pandangannya melihat Lia yang begitu
serius menatap pingganggnya.
“Tuan hebat
sekali, bisa kuat mengangkat beban berat seperti itu,” ucap Lia kagum.
Arya
tersenyum mendengarnya lalu duduk di samping Lia. “Aku suka olahraga, berantem,
angkat beban, aku suka kegiatan yang bikin aku capek. Aku jadi bisa tidur
nyenyak setelahnya,” ucap Arya lalu melepaskan atasannya dan mulai memamerkan
otot-ototnya pada Lia.
“Aku akan
banyak olahraga juga kalau begitu,” ucap Lia lalu ikut mengangkat bajunya dan
melihat perut buncitnya.
“Untuk
apa?” tanya Arya lalu mengambil baju dan handuk kecilnya untuk menyeka
keringat.
“Biar punya
otot juga seperti Tuan,” jawab Lia lalu menurunkan bajunya.
Arya
tertawa sambil geleng-geleng kepala. “Tidak usah, aku saja yang berotot. Kamu
jangan,” ucap Arya lalu kembali duduk dan menarik Lia untuk duduk di atas
pahanya.
Lia yang
duduk berhadapan dalam pangkuan Arya mengalungkan tangannya. Perlahan dan
pertama kalinya Lia mencium Arya duluan. Bukan hanya mencium tapi juga melumat
bibir Arya dengan lembut.
Arya tak
berniat meminta jatah atau melakukan hal intim lainnya di sini. Ia baru selesai
olah raga meskipun belum benar-benar selesai, tubuhnya juga masih berkeringat.
Arya tak ingin membuat Lia tidak nyaman jika ia menyetubuhinya dalam kondisi
tubuh yang kecut dan berkeringat seperti ini.
Tapi Lia
terus melumat bibirnya dengan lembut dan mulai memasukkan lidahnya kedalam
mulut Arya terlebih dahulu. Arya jelas tak menolak kenakalan istrinya itu.
Setelah sekian lama hanya Arya yang memulai segala keintiman, untuk pertama
kalinya Lia yang memulai duluan terasa begitu berbeda dan lebih menyenangkan
dari biasanya.
Bila
biasanya Arya yang memimpin tiap mereka bercinta, kali ini berbeda. Lia yang
memulai duluan dengan menciumi pipi Arya lalu beralih kebelakang telinganya.
Menggigit daun telinganya pelan lalu menjilat leher Arya sebelum ia memberi kiss
mark pertamanya.
Arya
menahan desahnya. Ia suka ketika Lia memulai lebih awal seperti ini,
sangat-sangat menyukainya. Di tambah lagi Arya bisa memperhatikan apa yang Lia
lakukan tepat di depan cermin besar yang ada di ruangan gymnya.
“Sudah?”
tanya Arya begitu Lia selesai memberinya kissmark kecil di lehernya.
Lia
mengangguk sambil menatap Arya dengan pandangannya yang sayu.
“Yasudah
ayo mandi,” ucap Arya yang langsung membuat Lia kecewa.
“Belum!”
seru Lia yang ingin lebih dari sekedar bercumbu.
Arya
terbahak-bahak begitu senang dengan perubahan keputusan Lia yang begitu cepat.
Arya paham bila hanya bercumbu tidak akan cukup untuk Lia. Tapi Arya juga ingin
tau sejauh mana Lia memiliki inisiatif.
Lia melepaskan