0
Home  ›  Chapter  ›  Flower Girl

Bab 36 – Pulang

Bab 36 – Pulang-1

Jalu mulai mencoba menghindari Lia, terutama ketika Lia sedang sendirian. Jalu tak mau khilaf dan memperkosa menantunya itu. Jalu tidak takut pada Lia, Jalu juga awalnya memperkosa Lily. Sebelum akhirnya hamil dan bisa nekat menikah dengannya.

Jalu hanya tak ingin menyakiti hati putranya, ya alasan klasik itu yang terus Jalu pegang. Jalu juga merasa aneh bila ia berhubungan intim dengan wanita yang sedang mengandung cucunya dan bukan anaknya. Tak hanya itu juga Jalu merasa tak sepantasnya ia mengulang masalalunya dengan Lia.

Jalu tak mau ia yang sudah tua terusir dari hangatnya keluarga lagi. Menukar kebahagiaan keluarganya dengan nafsu terasa begitu egois ketika ia sudah berusia 60 tahun seperti sekarang. Meskipun banyak yang mengakuinya sebagai pria yang kharismatik dan mampu menjaga postur tubuhnya di usia yang sudah tidak muda lagi itu.

Pujian itu juga berbanding lurus dengan masih banyaknya wanita muda yang jatuh hati padanya. Entah karena ia memang awet muda atau karena ia di paksa merawat kulitnya oleh Alma. Tapi yang jelas apapun itu ia tetap awet muda. Jauh awet muda di bandingkan orang-orang di usia 50-60 tahun lainnya.

“Ayah mau kemana?” tanya Arya yang sedang sarapan bersama Lia.

“Mau dateng ke acara reuni, mungkin nanti Ayah pulang. Ibumu dah minta maaf,” jawab Jalu yang lebih memilih untuk kembali kerumahnya saja sebelum khilaf memperkosa menantunya.

Arya mengangguk paham, orang tuanya memang seperti itu sering bertengkar lalu akan akur kembali. Selalu begitu.

Usai sarapan bersama Arya dan Lia mengantar Jalu kedepan. Jalu melihat Arya dan Lia yang begitu akur dan harmonis, rasanya tak mungkin bila Arya akan meninggalkan istrinya itu. Tapi segala kemungkinan pasti ada.

“Lia, nanti kalo Arya nakal bikin kamu nangis bilang Ayah ya. Kamu ikut Ayah saja!” ucap Jalu pada Lia yang membuat Lia tersenyum malu-malu kucing sambil menundukkan kepalanya dan mengangguk.

“B-baik Tuan be-…”

“Ayah, panggil aku Ayah. Kamu juga anakku sekarang,” potong Jalu lalu memeluk Lia dan mencuri kesempatan untuk mengecup keningnya juga mengelus perutnya yang sudah lama sekali ingin ia sentuh.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

Arya tersenyum melihat ayahnya yang sangat menerima Lia. Arya merasa bahagia melihat kedekatan ayahnya dan Lia. Jarang sekali Jalu melihat ayahnya sehangat ini, Jalu jadi merasa begitu bahagia dan bersyukur memiliki Lia dan calon buah hatinya yang akan merekatkan keluarganya.

“H-hati-hati Ayah,” lirih Lia setelah Jalu melepaskan pelukannya.

Jalu tersenyum lalu masuk kedalam mobilnya. Sementara Lia dan Arya saling merangkul dan melambaikan tangan mengantar kepergiannya.

Jalu terus memandangi tangannya yang baru saja mengelus perut buncit Lia yang sudah sekian lama ingin ia sentuh namun tak kunjung mendapatkan momen yang pas. Jalu menyentuh bibirnya yang baru saja mengecup kening Lia. Ia tak menyangka bisa melakukan itu terang-terangan di hadapan putranya.

Belum lagi rasa hangat saat memeluk Lia dan aroma tubuhnya antara parfum dan sisa aroma sabun mandi yang tersisa di kulitnya. Mirip sekali seperti Lily dulu. Aroma tubuh yang wangi dan manis, yang sudah begitu lama Jalu rindukan.

Entah Arya yang sengaja menyediakan itu semua untuk Lia atau memang Lia yang memiliki selera yang sama dengan Lily. Tapi apapun itu Jalu tak peduli, kalaupun Lia tak memiliki selera yang sama dengan Lily pun Jalu akan memaksanya jika ia ada di posisi Arya.

●●●

Jalu langsung mendekap erat Alma yang begitu kacau berdiri menyambutnya dengan sebotol wine yang sudah habis dengan gaun malam dan kimono yang terbuka. Rambutnya yang pendek terlihat kusut, kantung matanya begitu terlihat, dan hidungnya juga merah setelah menangis.

Baca juga 28. Vol.3 : Chapter 11

 “Aku cuma pengen suamiku sayang sama aku, aku lelah harus berbagi kamu terus Mas. Aku istrimu, aku bukan orang lain buat kamu. Tapi kenapa kita terus menjadi orang asing? Kenapa semakin lama aku merasa tidak mengenalmu Mas?” tangis Alma dalam pelukan Jalu.

Jalu terus mendekap wanita yang tak pernah bisa ia balas perasaannya itu. Jalu tak membencinya sedikitpun. Jalu tak marah sedikitpun atas segala tingkahnya, bahkan Jalu juga tak marah ketika tau Alma berselingkuh dan membawa seorang brondong ke rumahnya untuk bersenang-senang.

Jalu sadar ia tak bisa memberikan itu pada Alma dan membiarkan Alma balas dendam padanya adalah pilihan terbaik Jalu. Api di balas api, bahkan dulu Jalu juga rela bila Alma akan menyebarkan masalah perselingkuhannya dengan Lily. Namun Alma tak melakukan apapun, ia tetap berpegang teguh pada pendiriannya untuk mempertahankan rumah tangganya sendiri.

“Aku pengen di sayang, aku pengen di mengerti, aku pengen di perhatikan seperti Lily. Sekali saja, sekali saja dalam hidupku aku ingin menjadi pasanganmu Mas. Pasanganmu yang sesungguhnya,” ucap Alma mencurahkan segala isi hatinya.

Jalu mengangguk lalu menggendongnya ke kamar. Alma tidak berat, tubuhnya begitu kurus dan rasanya tak pernah gemuk karena ia selalu merasa depresi. Tekanan dari keluarganya juga diabaikan oleh suaminya yang seharusnya menjadi tempat ternyaman untuknya. Alma kesepian dalam keramain.

Jalu melumat bibir Alma dengan lembut lalu melepaskan pakaiannya hingga telanjang. Alma menatapnya dengan senyum haru, sudah sekian lama Alma mendambakan untuk di sentuh suaminya. Akhirnya Alma mendapatkan sentuhan itu kembali.

“Aku mencintaimu Alma, tidak akan ada yang menggantikanmu lagi,” bisik Jalu lalu melepaskan seluruh pakaian Alma.

Alma mengangguk dengan senyum sumringahnya. Ia begitu bahagia dengan ucapan suaminya yang sudah begitu lama ia nantikan.

“Aku lebih mencintaimu dari apa yang kamu tau Mas,” jawab Alma dengan airmata yang berlinangan.

Jalu tersenyum lalu menyeka airmata Alma. “Kamu cengeng sekali,” ucap Jalu sambil tersenyum mencoba menghibur istrinya.

“Kamu bajingan yang terus menyakitiku Mas, tapi aku tetap merindukanmu,” ucap Alma sambil memeluk erat Jalu. 

Bab 36 – Pulang-2


44
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share