0
Home  ›  Chapter  ›  Flower Girl

Bab 22 – Arya Datang

Bab 22 – Arya Datang-1

Sudah genap sebulan Lia tak menghubungi Arya. Arya yang semula memiliki keyakinan pada Lia yang akan kembali padanya perlahan memudar. Bahkan tak ada laporan penggunaan kartu kreditnya sama sekali selama atau mengaktifkan ponselnya.

Para staf keamanan sudah bersiap mencari Lia bahkan beberapa sudah berinisiatif untuk mengawasi ke tempat tinggal Lia. Tapi Arya memilih untuk tidak mencarinya dan mendiamkannya saja selama Lia masih di tempat yang sama dan ayahnya belum sembuh 100%.

“Aku percaya pasti Lia bakal pulang kesini lagi, dia punyaku,” ucap Arya optimis menolak tawaran untuk menyeret Lia kembali padanya.

Arya memang mulai kehilangan rasa percayanya pada Lia. Namun Arya tak memiliki keinginan sedikitpun untuk menghabisi gadis itu. Arya masih berusaha memaklumi apa yang Lia lakukan. Wajar sekali bila ia memanfaatkan kesempatan untuk kabur darinya.

Tapi dari semua hal yang terjadi, Arya sungguh ingin bila Lia mengatakannya dengan jujur padanya. Mengatakan kalau ia ingin pergi dan berhenti menjadi budaknya secara baik-baik, meskipun Arya sendiri tak yakin bila ia di posisi Lia ia akan sudi melakukannya.

Tapi di tengah kegalauannya dan kegiatannya membaca berkas dan surat. Arya tak sengaja menemukan test pack dan hasil pemeriksaan Lia yang terakhir. Arya begitu terkejut mendapati kabar bila Lia hamil dan ia terlambat mengetahuinya begitu lama.

Tangan Arya bergetar, Arya tak kuasa menahan tangis bahagianya mengetahui jika Lia hamil. Tak ada kebahagiaan terbesarnya selain kabar bila ia akan segera menjadi ayah.

●●●

Lia menjalani harinya di rumah bersama Ayahnya dan memulai kehidupannya seperti semula kembali. Membeli beberapa ekor ayam dan bebek juga mulai beternak lele kecil-kecilan dengan uang tunai pemberian Arya sebagai modalnya. Tak hanya itu Lia juga mulai memasak dan menjual lauk kembali tiap hari.

Kadang Lia merasa sangat merindukan Arya dan ingin kembali kepelukannya. Tapi ia begitu takut untuk mengatakan kalau ia hamil dan takut pada konsekuensi yang akan menimpanya atas kehamilannya itu. Lia berusaha sebisa mungkin menyembunyikan kehamilannya untuk beberapa waktu ini.

Lia ditemani ayahnya juga rajin memeriksakan kehamilannya dan menjalani kehidupan sedamai mungkin. Kadang Lia ingin menelfon Arya dan mengatakan kalau ia rindu juga mengatakan kalau ia hamil dan tidak menuntut Arya untuk bertanggung jawab atasnya juga bila Arya tidak mau.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

Tapi Lia terlalu takut menghadapi Arya juga mungkin keluarganya yang akan menghabisinya. Lia menyalakan ponselnya lalu melihat betapa banyak panggilan tak terjawab dan pesan masuk padanya. Tangan Lia begitu gemetar dengan apa yang ia lihat. Lalu tanpa membuka isinya ia langsung mematikan ponselnya lagi.

“Lia? Kenapa?” tanya Anto begitu liat wajah Lia memucat setelah memegang ponselnya.

“T-tuan Arya mencariku,” jawab Lia gemetar lalu menangis.

Anto ikut takut dan sedih mendengar kabar itu. Ia tak tau harus menolong Lia bagaimana. Untuk hidupnya saja mereka di bantu Arya. Mau kaburpun rasanya percuma. Tapi Anto tak habis akal, ia meminta bantuan pada RT di tempat tinggalnya agar bisa menolongnya menyembunyikan Lia sebentar.

Lia langsung mengemasi barang-barangnya. Termasuk semua barang-barang yang ia bawa dari Arya dulu. Beruntung pak RT mau membantunya dan membawa Lia untuk kembali ke kampung halamannya menaiki bis malam terakhir di terminal.

“T-tolong jaga ayahku, kalau ada apa-apa tolong kabari aku,” ucap Lia sambil menyalimi pak RT yang sudah membantunya sejauh ini.

Air mata Lia langsung mengalir begitu bis yang ia tumpangi berjalan meninggalkan tempat rantauannya itu. Ia tak punya tempat lain sebenarnya, ia juga tidak dekat dengan keluarganya di kampung. Tapi paling tidak Lia tau kalau ia bisa bersembunyi sebentar dari Arya, paling tidak sampai ia melahirkan atau mungkin sampai ia bisa sembunyi dengan lebih baik lagi bersama bayinya kelak.

Lia duduk memandangi jalanan yang di lalui bisnya seorang diri. Lia menatap jalanan yang mulai di guyur hujan dengan sedih. Ia sempat merasakan cinta dan perlindungan serta kenyamanan dari Arya, ia juga sudah dapat kembali pulang dengan selamat dan dapat merawat ayahnya kembali, tapi sekarang ia malah berakhir menjadi seorang pelarian seperti ini.

Baca juga 28. Vol.3 : Chapter 11

Lia menyeka airmatanya berulang-ulang dan terus berusaha menegarkan hatinya. Hingga akhirnya ia melewati tanda selamat jalan dari daerah perantauannya dan Lia baru berani menyalakan ponselnya kembali.

●●●

Arya datang secepat yang ia bisa untuk membawa Lia kembali lagi kerumahnya. Arya bahkan sengaja menggunakan patwal agar ia bisa sampai lebih cepat dan bisa membawa gadis yang mengandung calon buah hatinya itu sesegera mungkin. Tentu saja Arya tidak marah dan datang dengan banyak perencanaan yang sudah lebih matang bila nanti Lia tak mau meninggalkan ayahnya atau sejenisnya.

Tak cukup sampai di situ Arya juga siap bila harus menikahi Lia atau apapun yang akan gadis itu minta. Tapi betapa terkejutnya Arya begitu ia datang dan Lia tak ada di sana. Para warga begitu ketakutan melihat kedatangannya.

Bila sebelumnya ia datang dan melihat sambutan hangat dari para warga pada Lia. Kali ini para warga begitu ketakutan dan lebih memilih masuk kedalam rumahnya dan bersembunyi tanpa berani sedikitpun menghalangi Arya yang melangkah ke rumah Lia.

Anto begitu takut melihat Arya yang datang ke rumahnya. Pak RT yang di harap bisa membantunya juga belum datang setelah mengantar Lia pergi.

“Ampun Tuan, tolong jangan bunuh Lia, tolong lepaskan Lia. Kami tidak akan meminta ganti rugi atau pertanggung jawaban apapun,” ucap Anto yang langsung berlutut dan bersujud menyembah Arya meminta pengampunan atas putrinya.

“Mana Lia?!” bentak Arya begitu emosi karena Anto begitu bertele-tele dan enggan untuk jujur padanya.

Anto menggeleng dengan cepat enggan memberitahu Arya terkait keberadaan Lia sekarang. Arya sudah siap mengangkat tangannya untuk menghabisi pria tua yang ia bantu berobat itu.

“Tuan! Lia baru saja keluar dari kota ini!” lapor bagian keamanan yang terus memantau gerak-gerik Lia.

Arya langsung mengehempaskan tubuh Anto dengan kesal. “Cari! Bawa dia hidup-hidup!!!” teriak Arya penuh emosi lalu meninggalkan Anto di gubuk reotnya sendirian.

Bab 22 – Arya Datang-2


44
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share