0
Home  ›  Chapter  ›  Flower Girl

Bab 20 – Sendiri

Bab 20 – Sendiri-1

Arya mengajak Lia mampir ke warung soto yang dulu ia datangi bersama bundanya. Lia terlihat begitu senang bisa makan di luar, meskipun ia hanya makan setengah porsi dan sisanya sudah ia bagi terlebih dahulu pada Arya yang jelas kurang bila makan satu porsi tapi terlalu banyak jika dua porsi itu.

“Buat kamu aja biar cepet sehat,” ucap Arya lalu memberikan potongan daging dalam mangkuk sotonya pada Lia.

Lia mengangguk lalu tersenyum. Ia begitu senang bisa di ajak pergi keluar bersama tuannya dan bisa makan bersama seperti ini. Memang Lia hanya budak sexnya saja, tapi kadang Lia merasa apa yang mereka jalani lebih dari itu. Seperti sekarang rasanya seperti sudah menjadi pasangan sungguhan.

“Tempe?” tawar Lia yang mengambil tambahan tempe goreng pada Arya.

Arya menggeleng tapi begitu melihat Lia mencuil-cuil tempe gorengnya sebelum di masukkan kedalam mangkuk Arya ikut menyodorkan mangkuknya menginginkan tempe goreng yang di pegang Lia juga. Dengan senang hati Lia mengambilkan tempe dan mencuilkannya untuk Arya.

●●●

Semakin dekat dengan rumah Lia semakin Arya tak bisa tenang. Ada rasa sedih yang perlahan menghampirinya dan kekosongan yang menyeruak di hatinya kembali. Arya menatap Lia yang ketiduran di perjalanan setelah makan bersamanya sambil bersandar di jendela.

Sesekali Arya melihat jemari lentik Lia mengelus perutnya yang rata. Arya berharap bila Lia hamil nantinya dan akan kembali lagi kepelukannya. Kembali tinggal dalam atap yang sama dan menghabiskan hari sebagai pasangan juga orang tua untuk anak-anak mereka kelak.

“Sudah sampai Tuan,” ucap supir memberitahu Arya setelah lama perjalanan yang mereka tempuh.

Arya menatap Lia dan sedikit ragu untuk membangunkannya. Tapi karena mobil yang berhenti berjalan akhirnya membangunkan Lia dengan sendirinya.

“Emhh… rumahku masih kedepan lagi,” ucap Lia menunjukkan jalannya. “Tapi terimakasih sudah mengantarku jauh-jauh…”

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

“Kemana arahnya?” tanya Arya yang benar-benar ingin mengantar Lia sampai benar-benar sampai ke rumahnya.

Lia memberikan aba-aba hingga mereka sampai parkir di halaman masjid. Beberapa warga menoleh ke arahnya dan begitu kaget dan senang ternyata Lia yang datang bersama mobil sedan itu.

Arya melihat betapa banyak orang yang datang menghampiri mobilnya untuk menyambut Lia. Benar-benar hanya Lia yang di sambut dan menjadi pusat perhatian dari para warga di dekat rumahnya yang begitu mengkhawatirkannya juga selama ini. Lia berkali-kali mengatakan tidak perlu khawatir karena ia baik-baik saja dan memiliki tuan yang baik.

“Tuan mau melihat rumahku?” tanya Lia yang menawari Arya ikut turun bersamanya setelah orang-orang yang mengerubunginya perlahan menjauh begitu sadar Lia datang tak sendiri.

Arya mengangguk lalu ikut turun dan mengikuti langkah Lia masuk kedalam gang sempit sebelum sampai di rumahnya yang lebih mirip dengan gubuk daripada rumah.

Anto langsung menyambut kedatangan Lia. Tapi betapa terkejutnya Lia juga Arya yang melihat tangan Anto yang bukan keseleo tapi patah dan hanya di tahan dengan ikatan kain dan kayu saja.

Tanpa pikir panjang Arya langsung membawa Anto ke rumah sakit dengan mobilnya. Arya sebenarnya tak mau menolong hingga sejauh ini. Tapi Arya tau Anto adalah satu-satunya keluarga yang menyayangi Lia. Jadi ia ingin membantunya sebaik yang ia bisa.

Anto sudah mencoba menolaknya berkali-kali dan mengatakan bila ia akan baik-baik saja setelah di pijat dan menggunakan salep memar. Tapi jelas Arya tak percaya dan lebih memilih membawa paksa Anto ke rumah sakit untuk di rawat dengan benar.

Baca juga 28. Vol.3 : Chapter 11

“Tuan, tapi aku tidak bisa membalasmu sedikitpun,” ucap Lia dengan mata berkaca-kaca ketika ayahnya langsung dapat penanganan dari dokter dan langsung dapat jadwal operasi besok pagi.

Arya menghela nafasnya. “Tidak papa, kamu bisa bekerja padaku setelah ayahmu sembuh untuk membayarnya,” ucap Arya lembut lalu merangkul Lia sambil mengusap bahunya.

“Ini, kamu bisa pakai kartu kreditku untuk keperluanmu,” ucap Arya yang tanpa ragu memberikan kartu kreditnya pada Lia juga beberapa uang tunai agar Lia bisa merawat ayahnya dengan maksimal.

“Tuan, ini banyak sekali!” ucap Lia yang kaget dengan banyaknya uang yang Arya berikan padanya.

“Tidak apa-apa, tapi berjanjilah kamu harus kembali ke rumahku secepatnya,” ucap Arya yang di angguki Lia dengan ragu.

“Setelah ayahku sembuh aku akan segera kembali,” ucap Lia lalu memeluk erat Arya.

Arya membalas pelukannya lalu langsung pergi kembali pulang tanpa ingin berlama-lama lagi bersama Lia yang perlu menghabiskan waktu dengan keluarganya dengan perasaan sedih.

●●●

Arya merasakan kesepian yang lebih menakutkan daripada biasanya. Rasa sendirian yang membuatnya merasa begitu hampa. Tak ada Lia yang menemaninya di perjalanan kali ini. Tak ada Lia yang menyambutnya pulang juga atau menemaninya tidur malam ini.

Arya meraih ponselnya dan mendapati Lia yang tidak mengiriminya pesan sama sekali. Arya jadi khawatir dan ingin kembali ke sana. Tapi tak selang lama Lia mengiriminya foto makanan rumah sakit untuk ayahnya juga pesan manis yang memakan waktu lama ketika Lia mengetiknya dengan tombol qwerty di hp barunya.

“…Tuan aku makan bersama ayah, makanan rumah sakit tidak seenak makanan di rumah. Tuan jangan lupa makan ya. Aku ingin banyak bercerita dengan ayahku dulu. Terimakasih banyak untuk hari ini, aku sayang Tuan…”

Pesan sederhana dari Lia lalu di iringi dengan segala emoji yang menurutnya terlihat lucu tanpa tau apa artinya pada Arya. Arya tersenyum melihat pesan dari Lia. Ia juga ingin mengirim pesan yang panjang atau menunjukkan perasaannya secara frontal seperti Lia yang mengatakan kalau ia sayang pada Arya. Tapi Arya gengsi dan malu. Jadi ia hanya membalas dengan emoji jempol saja.

Bab 20 – Sendiri-2


44
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share