0
Home  ›  Chapter  ›  Flower Girl

Bab 37 – Aniversary

 

Bab 37 – Aniversary-1

Arya tersenyum mendengar kabar kalau orang tuanya sudah kembali akur dan akan merayakan ulang tahun pernikahannya. Tidak ada yang lebih menggembirakan bagi Arya selain tau bila keluarganya kembali akur dan yang lebih menggembirakan lagi kali ini perayaannya akan di adakan di rumah kakeknya. Jadi seluruh keluarga akan datang berkumpul, Lia juga boleh ikut.

Arya begitu semangat mempersiapkan istrinya untuk bertemu seluruh anggota besar keluarganya. Arya ingin keluarganya bisa melihat Lia sebagai wanita terhormat yang menjadi istrinya. Memang Lia tidak sekaya dirinya, tapi Arya ingin keluarganya tetap menerima Lia.

“Nanti kita datang ke acara yang sama teman-teman Ibu dulu, habis itu malemnya kita kumpul di rumah Opaku,” ucap Arya sambil membawa buket mawar yang begitu besar untuk ulang tahun orang tuanya.

Lia mengangguk sambil menatap kagum pada buket mawar yang begitu besar itu. Sangat indah dan terlihat mewah.

Arya tau Lia pasti akan terpesona pada buket bunganya, jadi ia membelikan juga untuk Lia. Nanti sebagai kejutan yang sudah ia siapkan. Arya ingin memberikan kejutan juga untuk Lia, Arya tak mau ragu-ragu dan harus sembunyi-sembunyi menunjukkan rasa cintanya pada Lia.

“Pasti Nyonya suka,” ucap Lia lembut sambil mendekatkan wajahnya untuk mencium mawar-mawar tersebut.

“Tentu saja, Ibu selalu suka kejutan,” ucap Arya lalu menggandeng Lia masuk kedalam mobilnya.

●●●

Lia tampil cantik dengan gaun panjang berwarna hijau muda dengan motif bunga-bunga dan menggunakan sepatu flat juga menenteng tas milik Lily dulu yang masih tersimpan rapi di rumah Arya. Lia juga memakai anting mutiara milik Lily dulu, tentu dengan ijin Arya. Ia tampil dengan anggun dan cantik.

Arya langsung duduk di barisan depan bersama tentenya juga sepupunya yang lain sementara Lia yang akan duduk di samping Arya tiba-tiba di minta pindah ke belakang. Arya sempat menahan Lia agar tetap duduk di sampingnya namun saat Arya melihat ke arah kursi yang sudah di sediakan. Memang nama Lia tak ada di sana dan Lia juga nurut saja untuk pindah ke kursi yang sudah di siapkan untuknya daripada harus ribut dan merusak suasana.

“Tapi ini istriku, kenapa aku tidak boleh duduk di samping istriku?” tahan Arya yang sudah siap marah.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

“T-tidak papa Tuan, aku hanya duduk satu bangku di belakangmu,” ucap Lia menenangkan Arya sambil mengelus punggungnya sebelum duduk di belakang.

Arya menghela nafas lalu mengalah dengan berat hati. Arya tak mau mengulang masalalunya dimana bundanya terus tersingkir menjauh dari publik layaknya sampah. Arya tak mau hal itu terulang dalam hidupnya. Lia adalah istrinya, istri pertama dan satu-satunya. Arya merasa Lia tak berhak untuk di singkirkan darinya.

Arya kembali menoleh kedepan dan asik mengobrol dengan sepupu-sepupunya. Saling bercanda dan berbagi informasi ringan seputar asmara juga hobi olahraga mereka. Arya juga bertemu dengan keponakan kecilnya yang ikut datang ke acara tersebut. Dua balita laki-laki yang super aktif dan terlihat begitu risih dengan setelan jas yang mereka kenakan.

Tak lama Shinta dan keluarganya datang, Shinta langsung duduk di samping Arya tepat di kursi yang sudah di seting sedemikian rupa. Sementara orang tua Shinta duduk di meja lain bersama Taji dan istrinya.

“Ini tidak benar,” gumam Arya panik begitu melihat Shinta duduk di sampingnya dan orang tuanya yang duduk di bangku yang sama dengan keluarganya.

Shinta tersenyum menatap Arya bingung sementara Arya langsung panik mencari keberadaan Lia yang ternyata ada begitu jauh di belakang. Lia terlihat canggung bersama tamu lain yang terlihat heran kenapa ada Lia di sebelahnya.

Tapi baru Arya hendak melangkah menuju Lia dan membawanya bersama. Lampu tiba-tiba redup dan ada lampu sorot yang menyoroti kedatangan orang tuanya layaknya pengantin baru. Acara di mulai dan Arya harus profesional. Ia tak boleh mengacau acara ini, apa lagi orang tuanya baru saja akur.

●●●

Lia tak sengaja menyalakan flash ketika ingin memfoto mertuanya yang baru datang. Lia segera menurunkan ponselnya karena malu dan tak mau merusak acara. Namun perbuatannya itu sudah sukses membuat Jalu melihatnya.

Baca juga 28. Vol.3 : Chapter 11

Jalu dibuat dejavu berkali-kali karena Lia yang duduk di belakang sendirian tanpa Arya. Tak hanya itu Jalu juga melihat banyaknya kemiripan, selain karena Lia memakai barang-barang bekas milik Lily. Ia juga tampak begitu mirip karena tersingkir di belakang.

Jalu terus berjalan kedepan dan menyampaikan sambutannya, matanya terus tertuju pada Lia.

“Terimakasih sudah menjadi istriku selama 31 tahun, sudah menemaniku dalam suka dan duka, mengasuh anakku, menjadi istri dan ibu yang baik. Tidak ada hal yang lebih baik yang bisa di terima bajingan yang sering membuatmu menangis ini selain kelembutan hatimu,” ucap Jalu yang membuat suasana menjadi haru dan lucu karena ungkapan romantisnya terdengar begitu tulus dan lucu di saat bersamaan.

Alma tersenyum mendengar Jalu yang mengakui dirinya sebagai bajingan di depan banyak orang lalu berpelukan dan berciuman dengannya.

Lia tersenyum dan bertepuk tangan ikut senang melihat mertuanya yang romantis kembali. Tapi saat matanya bertatapan dengan Jalu, sedetik Lia merasa Jalu menatapnya untuk menyampaikan segala kata-kata romantis tadi. Tapi ia langsung menggeleng dan menyadarkan diri, mertuanya yang ada di atas panggung tentu menatap semua tamunya dari sana.

Tak lama Arya naik ke atas panggung dengan buket mawar besarnya dan Shinta, entah siapa yang meminta juga naik ke atas panggung membawakan kue aniversarynya sambil menyanyikan lagu dari Nat King Cole berjudul LOVE. Suasana menjadi hangat dan romantis, Arya juga berdiri di antara orang tuanya dan ikut tiup lilin bersama.

Sinta yang sebelumnya menjaga jarak di tarik Alma untuk ikut tiup lilin bersama. Di tengah juga bersama Arya. Arya mengerutkan keningnya. Arya merasa bukan Shinta yang seharusnya di sini, tapi Lia.

Arya begitu geram dengan seluruh sandiwara dan skenario murahan Alma. Ia sudah tak tahan dan hendak turun, untuk menarik Lia ke atas dan memperkenalkannya sebagai istri sahnya. Namun tak selang lama seorang panitia acara naik dan membawakan buket bunga yang Arya siapkan untuk Lia.

Semua tamu langsung bertepuk tangan riuh, para awak media langsung mengambil gambar. Sementara Arya hanya diam membawa buket bunga itu sambil mencari dimana Lia.

“Jangan merusak suasana,” bisik Alma lalu tersenyum dan tepuk tangan memeriahkan suasana dan para tamu yang seolah mendorong Arya untuk menyatakan cinta pada Shinta.

Shinta terlihat sudah bersemu dan begitu malu, namun jadi terlihat menggemaskan dan rendah hati karena memang itu citra yang di bangun Shinta. Seorang penyanyi dan model yang anggun dan lemah lembut.

Arya mengulurkan bunganya pada Shinta dimana Shinta langsung menerimanya bertepatan dengan Arya yang melihat Lia yang menatapnya dari kejauhan. Lia langsung menundukkan kepalanya dan terlihat menyeka airmatanya.

Arya dan Jalu merasa bersalah secara bersamaan pada Lia karena kedua pria itu mengulang kesalahan yang sama kembali. 

Bab 37 – Aniversary-2


44
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share